Bukan Aluna yang menjerit. Tetapi orang lain yang menonton. Ia hanya memejamkan mata sebab gerakan orang itu yang cepat tidak sempat baginya untuk menghindar. Tapi tunggu. Kenapa Aluna tidak merasakan apa-apa? Bukankah seharusnya minuman panas itu sudah mendarat di tubuhnya? Ia yakin pengunjung menyebalkan itu menyiramkan minuman padanya. "Kamu tidak apa-apa?" Aluna membuka mata perlahan setelah mendengar suara seseorang bertanya. Bola mata membulat seketika. Untuk beberapa saat, ia dan orang itu saling menatap tanpa kata. Aluna masih tertegun. Kenapa pria itu ada di sana? Dan apa yang dia lakukan? Tunggu! Kenapa juga dia ada di depannya. Jangan-jangan ... "Eh, siapa cowok itu? "Dia gentlemen banget, ya?" "Ah, sweet banget." "Dia cowoknya kali, ya?" "Kalau aku jadi Mbaknya, aku pa

