"Ngobrolnya di dalam aja. Dingin di luar," ujar Nina, berdiri di ambang pintu utama. "Ayo kita masuk aja. Ini juga udah mau Magrib," ajak Ilham sambil bangkit berdiri. "Biar saya aja yang bawa, Om," kata Ervan. "Makasih." Ilham masuk lebih dahulu diikuti oleh Ervan yang membawa nampan berisi cangkir minuman. Duduk di kursi ruang tamu. Ervan celingukan, mencari keberadaan Aluna yang sejak tadi menghilang setelah menambahkan gula pada minuman ayahnya. Tetapi wanita itu tidak terlihat batang hidungnya. "Maaf, Om, Tante. Ada yang ingin saya bicarakan dengan Om dan Tante," ujar Ervan, setelah menunggu Aluna tetapi tak juga muncul. Ia bahkan kembali memanggil Nina dengan sebutan tante saking gugupnya. Di luar, senja mulai meluruhkan langit dengan semburat oranye yang lembut. Angin dari pi

