25

1547 Words

"Beneran mau pindah ke Jogja?" Gibran menoleh pada Mamanya yang tampak tidak senang dengan kenyataan itu. "Bukan pindah, cuma sementara harus tinggal di Jogja, Ma. Soalnya Gibran harus turun tangan langsung buat ngurus perusaan baru itu," ralat Gibran. Mamanya tetap saja mendengus tidak senang. "Kenapa engga Tian aja yang dikirim ke Jogja? Kamu kan bosnya, masa kamu yang bosnya malah harus pindah ke Jogja buat ngurusin perusahaan baru sih?" protes mamanya lagi. Dengan tampang lelah dan serba salah, Gibran menoleh pada papanya, meminta bantuan agar Papanya mau membantu dirinya untuk memberi pengertian pada wanita paruh baya yang sangat mencintai anak-anaknya itu. "Ma, itu namanya resiko sebagai pebisnis. Walaupun Tian orang kepercayaan Gibran, tapi kan ini perusahaan yang baru dibeli

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD