"Duh anak mama! Udah datang rupanya." Gibran menyengir lebar saat baru turun dari mobil dan Mamanya sudah menyambut dengan heboh. Dia sengaja meninggalkan koper miliknya di belakang, membiarkan Tian dengan susah payah menurunkan kopernya. Anggap saja itu hukuman karena sepanjang jalan Tian selalu membuat dirinya kesal karena tidak bisa membalas ucapan Tian. "Udah makan belum? Mama masak nih," tanya Mamanya. Wanita cantik itu juga menoleh pada Tian, menanyakan hal yang sama. "Sudah, Ma. Aku kelaperan dari pagi, jadinya makan dulu pas perjalanan pulang," jawabnya. Dengan lelah yang menghinggapinya sejak pagi, Gibran mendudukkan diri di sofa ruang tengah yang terasa nyaman. Rumah memang yang terbaik, meski dirinya menyewa hotel bintang lima selama di Jogja, namun tetap saja kehangatan r

