20

1527 Words

Gibran berjalan dengan santai, matanya menatap lurus ke depan tanpa memperdulikan sekeliling yang ramai dan bising. Jam masih menunjukkan pukul sebelas siang saat dirinya berhasil mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Dan sesaat tadi Tian mengabarinya jika sahabatnya itu sudah menunggu di pintu penjemputan sejak sepuluh menit sebelum pesawat yang ditumpangi Gibran mendarat. Gibran menyeringai ketika matanya menangkap sosok yang tidak asing dengan setelan kerja yang sedang berdiri di sisi mobil miliknya. Ketika mata Tian berhasil menemukannya, dengan kurang ajar asistennya itu langsung melengos dan masuk ke dalam mobil. Gibran berdecak, berjalan lebih cepat dan langsung masuk ke dalam mobil miliknya. "Engga ngomong apa-apa langsung melengos begitu aja, lo lupa kalau gue masih orang yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD