bc

LUKA DI ATAS LUKA

book_age16+
9.4K
FOLLOW
85.0K
READ
billionaire
love-triangle
scandal
inspirational
CEO
boss
drama
sweet
city
like
intro-logo
Blurb

Kisah pernikahan nazar antara Arkana -seorang pebisnis tampan dan Zahira gadis muda yang menghabiskan waktunya di pesantren.

Arkana terpaksa menikahi Zahira anak pembantunya tanpa rasa cinta sedikitpun karena nazar yang di ucapkan orang tuanya dahulu.

Padahal, diluar sana, Arkana sudah memiliki pujaan hati dan siap untuk menikah dalam waktu dekat.

namun, takdir malah mempertemukannya dengan Zahira di pelaminan.

Zahira, yang sejatinya wanita lugu dan sangat penurut sangat menghormati Arkana sebagai suaminya, meski Arkan tak pernah memperlakukan Zahira layaknya seorang istri.

Awalnya Zahira merasa sangat tegar menghadapi sikap Arkan yang kasar, namun batinnya tak kuat saat Arkan memutar balikkan fakta bahwa dirinya berselinhkuh dengan pria lain.

kira-kira bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Apakah Zahira tetap berada di samping Arkan? atau Zahira memilih berpisah dari Arkan dan memulai hidup baru?

yuk, ikuti kisah mereka hanya di apalikasi Dreame dan Innovel

chap-preview
Free preview
PROLOG
Zahira sadar, dirinya hanya wanita biasa yang menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian syar'i. Sedangkan Arkan adalah lelaki tampan dan kaya, sudah bisa dipastikan kalau penampilan dia lebih modis daripada dirinya yang sangat kampungan ini. ****         Wanita paruh baya dengan gamis lusuh duduk merenung di dapur majikannya. Pikirannya berkelana ke mana-mana saat mendengar kabar bahwa usaha milik majikannya terancam bangkrut dan akan memberhentikan seluruh pekerja di rumah mewah ini. Meskipun dirinya hanya pembantu rumah tangga, namun, keluarga kaya ini sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri saking lamanya dia mengabdi pada keluarga ini. Pak Ardi dan Ibu Maya. Begitulah biasanya Bi Sumi memanggil. Majikannya sangat baik hati sampai mau membiayai putri bungsunya masuk ke pesantren idamannya serta menyekolahkan sampai lulus SMA. Selain itu, manjikannya juga sudah membantu anak sulungnya mendirikan usaha rumah makan yang saat ini sudah berkembang sangat baik dan laris manis sampai bisa menyewa sebuah bangunan sendiri. Jasa kedua majikkannya sangat besar bagi kehidupannya, itu sebabnya Bi Sumi tak mau berhenti bekerja di rumah besar ini. Ia siap mengabdi sampai kapanpun, bahkan tanpa dibayar sekalipun dia akan bersedia.       Dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata, Bi sumi berjalan menghampiri kedua majikannya yang kini duduk termenung di sofa ruang keluarga. Ia akan memohon agar ia tak di berhentikan. Bi Sumi sangat ingin membalas seluruh kebaikan majikannya dengan tenaganya yang masih kuat meski umurnya sudah senja. "Pak Ardi, Bu Maya, tolong jangan pecat saya. Tanpa dibayar saya rela mengabdi di rumah ini." Bi Sumi berlutut di hadapan kedua majikannya. Ardi, dan Maya jelas cukup bingung dan terkejut melihat aksi Bi Sumi yang meangis sambil memohon-mohon. "Bi Sum, jangan seperti ini, ayo kita duduk sini." Maya membantu Bi Sumi untuk berdiri tegak dan menuntunnya untuk duduk di atas sofa empuk di sampingnya. Bi Sumi meraih tangan mulus milik Maya. Wanita berumur 45 tahun itu memandang majikannya dengan pandangan sedih. "Biarkan saya membayar semua jasa Pak Ardi dan Bu Maya. Tanpa dibayar saya siap mengabdi di rumah ini, Bu." Mata Maya terlihat berkaca-kaca. Pembantunya ini sudah bekerja di rumahnya lebih dari 20 tahun dan sudah ia anggap seperti sahabat sendiri karena umur mereka yang tak terlalu jauh. "Kami ikhlas, bi Sum. Sungguh, kami ikhlas membantu bi Sumi." Bi Sumi tetap menggeleng. Ia sangat ingin membalas seluruh jasa majikannya. "Izinkan saya Pak, Bu, saya tetap ingin bekerja disini." Maya memeluk tubuh kurus bi Sumi dan ikut menumpahkan air matanya. Ia merasa sangat beruntung mengenal wanita sebaik bi Sumi. "Baik, kalau itu mau bi Sumi. Kalau perusahaan saya bisa kembali bangkit, dan Arkan bisa lulus universitas luar negri saya ber-nazar akan menikahkan Arkan dengan Zahira —putri bi Sumi." ****          Nazar yang Ardi ucapkan adalah sebuah awal cerita Arkana Melviano dan Zahira Nur Aina. Sepasang anak manusia yang berbeda kasta dan perasaan yang dipaksa bersatu dalam ikatan pernikahan yang sakral. Entah bagaimana  nasib rumah tangga mereka nanti kalau keduanya hanya terpaksa mengarungi bahtera rumah tangga yang sangat amat berat dan cukup banyak rintangan yang menghadang. ***        Zahira Nur Aina, wanita salihah lulusan pondok pesantren Al - Fallah itu tengah bersolawat lirih sambil memasukkan bumbu ke dalam panci. Ia bahagia karena bisa berkumpul kembali dengan keluarganya setelah bertahun-tahun menetap di pondok pesantren. Namun, Zahira juga merasa bersedih karena harus meninggalkan pondok pesantren yang telah mengajarinya sangat banyak ilmu agama untuk bekal di akhirat kelak. Zahira juga bersedih karena harus berpisah dengan pak Kyai dan bu Nyai yang selalu baik padanya. Bagi Zahira, pondok pesantren adalah tempat yang selalu ingin ia kunjungi dan tak pernah ia lupakan selama hidupnya. Impian terbesarnya selama berada di pondok, ia ingin menikah dengan lelaki soleh yang bisa membimbingnya menuju janahNya Allah dan membangun sebuah pondok pesantren bersama suatu saat nanti. Namun, impian tetaplah menjadi impian. Sepertinya Zahira akan sulit menggapai impian itu karena ibunya bilang, bahwa dirinya akan segera dinikahkan dengan Arkana Melviano —anak majikan Ibunya yang memiliki paras tampan dan karir yang cemerlang. Jauh dari harapannya yang ingin menikah dengan akhi-akhi pondok ataupun Gus. Arkan memang sudah tidak asing lagi bagi Zahira. Masa kecilnya ia habiskan untuk membantu ibunya bekerja di rumah pria itu. Pria itu memang tampan namun, dia memiliki sifat yang cuek dan kasar. Meski dulunya sering bertemu, Zahira tak pernah akrab dengan Arkan. Setiap Zahira mendekat, yang selalu Arkan lakukan adalah langsung pergi begitu saja. Bahkan saat ini Zahira sudah lupa bagaimana rupa Arkan, saking lamanya ia tak pernah bertemu dengan pria itu. "Rara, kalau masak jangan sambil ngelamun." "Astagfirullah!" Zahira tersadar dan mengaduk kembali sayur lodeh yang ia masak sore ini. "Anak Ibu lagi ngelamunin apa sih?" Tanya Sumi —ibu kebanggaan Zahira. "Apa Ibu yakin mau serahin aku ke Mas Arkan?" Sungguh, Zahira tak ingin menolak pernikahan ini. Namun, Zahira hanya bingung kenapa harus Arkan yang akan menjadi imam untuknya. Zahira sadar, dirinya hanya wanita biasa yang menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian syar'i. Sedangkan Arkan adalah lelaki tampan dan kaya, sudah bisa dipastikan kalau penampilan dia lebih modis daripada dirinya yang sangat kampungan ini. Sumi mengusap kepala Zahira yang tertutup jilbab instan berwarna biru. Wanita 54 tahun itu tersenyum manis. "Ini nazar Pak Ardi yang harus beliau tepati. Kamu jangan takut, keluarga mereka sangat menerima Rara, anak ibu yang palinh salihah." Zahira tersenyum dan memeluk ibunya sayang. Semenjak kecil ibunya yang banting tulang menghidupi dirinya dan Abangnya setelah Ayah meninggal. Ibu yang selalu tersenyum dan ibu yang tak pernah kenal lelah. Apapun akan beliau lakukan demi kesejahteraan anak-anaknya. "Kamu mandi dulu, biar ibu yang lanjutin." Zahira mengangguk dan meninggalkan ibunya di dapur. Ucapan ibunya berhasil menenangkan hatinya yang bimbang. Ia percaya bahwa restu seorang ibu adalah segalanya untuk putra dan putrinya. Bagaimana sikap Arkan nanti, dengan ikhlas Zahira akan menerima dan menghormatinya layaknya istri-istri di luar sana. *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Me and My Broken Heart

read
34.6K
bc

Pengganti

read
301.9K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.2K
bc

The Ensnared by Love

read
104.1K
bc

Rujuk

read
913.3K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook