bc

Cinderella in Real World

book_age18+
786
FOLLOW
4.3K
READ
billionaire
dominant
manipulative
boss
sweet
bxg
city
office/work place
virgin
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Joy Blossom gadis cantik yang masih muda tapi harus mengalami kerasnya kehidupan. Joy yang frustasi dengan kehidupan yang sangat sulit baginya. Joy adalah anak yatim piatu. Dan dia memilih untuk keluar dari panti asuhan saat sudah lulus SMA. Joy ingin hidup mandiri. Joy tidak ingin hidup terus bergantung pada sumbangan dari donatur lagi.

Hidup Joy selama ini sangat menderita dia harus menerima perlakuan yang seenaknya dari ibu kostnya yaitu nyonya Beverly Thomson tapi semuanya harus Joy lakukan supaya bisa tetap tinggal di rumah kost tersebut. Dan sejauh ini Joy memiliki banyak hutang pada nyonya Baverly tapi nyonya Beverly memperlakukan Joy layaknya seorang pembantu.

Hingga suatu saat Joy memutuskan untuk terjun di dunia malam demi membayar hutangnnya pada nyonya Beverly. Joy merelakan dirinya menjadi wanita malam dan terjun di dunia yang gelap itu demi menyambung hidupnya. Walaupun ada pertentangan batin di dalam dirinya. Joy sebenarnya sangat takut dengan dunia gelap ini. Tapi mau tak mau Joy harus keluar dari zona nyamannya sebelum nyonya Beverly mengusirnya dari rumah kos.

Akhirnya Joy menemukan klien pertamanya yaitu Alvin Armstrong. Pria tampan yang sangat kaya dengan aura yang sangat mengintimidasi. Bagaimanakah kelanjutannya?? Apakah Joy akan menyerahkan tubuhnya pada Alvin?? Atau Joy akan mencari pekerjaan lain yang lebih layak untuk gadis seusianya??

chap-preview
Free preview
Chapter 1
            Ada yang bilang hidup ini menyenangkan?? Mungkin bagi beberapa orang memang seperti itu. Setiap orang terlahir dengan garis kehidupannya masing-masing. Tak ada yang bisa memprediksi hal itu. Ada yang terlahir dengan sangat beruntung sangat beruntung. Mereka sudah kaya sejak lahir. Mereka berkelimpahan harta dan materi. Segala sesuatu yang mereka inginkan langsung menjadi kenyataan dalam hitungan detik saja.             Tapia da juga orang yang terlahir dengan nasib yang kurang beruntung. Mereka tidak memiliki apa-apa dan mereka harus bekerja extra keras untuk tetap bertahan hidup di dunia ini. Mereka juga sangat sering menahan rasa lapar dan haus. Jika di beri kesempatan, mereka pasti akan memilih untuk memiliki kehidupan yang lebih layak lagi.             Namun semuanya tak semudah itu. Kita harus menjalani setiap kehidupan dengan penuh ikhlas dan lapang d**a. Tak perlu membanding-bandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Cukup jalani saja kehidupan yang kita miliki dengan penuh semangat. Tapi di sini, Joy memiliki hidup yang sangat menyedihkan. Namun Joy masih mampu tersenyum dengan tulus dan tetap sabar menjalani kerasnya hidup ini.             Perkenalkan. Aku adalah Joy Blossom. Aku adalah anak yatim piatu. Sejak kecil nasibku sudah tidak beruntung. Aku bahkan tidak tau siapa kedua orang tuaku. Ibuku bahkan rela meninggalkanku di panti asuhan sejak lahir. Hingga detik ini, aku tidak tau siapa orang tuaku. Aku sudah menjalani kehidupan yang sangat sulit bahkan sejak lahir di dunia ini. “Mungkin memang kehidupanku sudah buruk sejak aku terlahir di dunia ini, tapi aku tidan akan menyerah begitu saja. Aku akan bangkit dan berjuang dengan sekuat tenaga” setidaknya begitulah prinsip hidup yang selalu ku pegang erat.             Dan aku memang sangat tidak beruntung. Beberapa anak-anak di panti ini sudah berhasil memiliki keluarga yang baru. Mereka sudah di adopsi. Sedangkan aku, aku sudah berjuang untuk menjadi anak yang baik. Aku bahkan tidak memiliki kasus kenakalan apapun. Tapi mungkin nasib  ku memang tidak beruntung sehingga tidak ada yang mau mengadopsiku hingga usiaku yang sekarang ini sudah memasuki usia 22 tahun.             Sejak kecil aku hidup di panti asuhan ini bersama dengan anak yatim piatu yang lain. Tapi di tempat itu pun aku sama sekali tidak memiliki teman. Aku tak tau apa yang salah dengan kehidupanku. Tapi aku sepertinya sangat tidak beruntung. Segala sesuatu tak berjalan mulus di dalam kehidupanku. Aku kesulitan untuk memiliki teman di panti asuhan ini. Aku selalu di kucilkan oleh anak yatim yang lain. Kita semua sama di sini. Kita sama-sama anak yatim piatu. Tapi aku selalu di kucilkan oleh mereka. Memang selama di panti asuhan, kami selalu mendapatkan makanan gratis dan sumbangan berupa baju bekas yang masih layak pakai maupun buku pelajaran. Kami memang masih bisa menyambung hidup berkat sumbangan dari para donatur atau pun dari orang yang baik hati yang lainnya. Panti asuhan kami tidak pernah sepi. Selalu saja ada pengunjung yang ingin memberikan sumbangan atau pun ingin mengadopsi salah satu di antara kami. Aku memang sudah sangat lama tinggal di panti ini. Aku sudah ada di sini sejak lahir sampai berusia 22 tahun sekarang. Dan berkat sumbangan dari semua orang, akhirnya aku bisa sekolah bahkan tamat SMA dengan baik. Tapi saat di sekolah pun, aku selalu di pandang sebelah mata oleh murid-murid yang lain karena aku adalah anak yatim piatu yang miskin. Dan tak ada yang mau berteman denganku.             Lagi-lagi aku harus kesulitan untuk memiliki teman. Aku bahkan sangat heran, kenapa orang-orang sangat mengucilkanku seolah-olah aku sama sekali tidak pantas berteman dengan mereka. Berulang kali aku merenungkan nasibku. Dan memang aku tak bisa berbuat apa-apa lagi. Mungkin itu sudah nasib yang harus ku tempuh dengan lapang d**a. Bahkan tak jarang ada beberapa murid di sekolah yang sengaja membullyku. Tapi hal itu tidak membuatku berkecil hati. Aku hanya bisa tersenyum pada mereka. Aku tak bisa membalas kejahatan mereka. Karena apa yang mereka katakan aadalah kenyataan. Jadi aku tidak akan membantahnya. Mereka selalu menghinaku sebagai orang miskin yang tidak punya uang. Dan tidak punya keluarga. Mereka selalu mengejekku sebagai anak haram karena aku sudah di buang oleh orang tuaku sejak lahir. Padahal aku sendiri tidak tau sama sekali apa alasan kedua orang tuaku menaruhku di panti asuhan. Tapi sikap teman-teman sekolahku memang sudah lumayan keterlaluan. Mereka tak berpikir sedikit pun kalau kata-kata yang mereka keluarkan itu sangat menyakiti hati dan perasaanku. Aku selalu sedih setiap kali teringat kata-kata yang mereka ucapkan itu. Sebegitu menyedihkannya kah diriku??? Tapi sampai kapan pun, aku akan tetap memegang teguh prinsip hidupku. Aku tidak akan menyerah. Aku akan bangkit dan terus berjuang. Aku memang tak seberuntung mereka. Tapi aku yakin jika aku terus berjuang, maka aku bisa memiliki kehidupan yang lebih baik dari mereka semua. Aku adalah anak yatim piatu jadi sudah sewajarnya aku harus berjuang seorang diri.             Bahkan saat di panti asuhan pun aku merasa kesepian. Karena memang aku tidak memiliki teman atau pun keluarga. Aku tidak pernah bertengkar dengan anak-anak panti yang lain. Aku adalah anak yang baik. Tapi kenapa tidak ada orang yang mau mengadopsiku?? Mengangkatku menjadi anak mereka?? Apakah aku adalah anak sial?? Berulang kali pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar di otakku.             Mungkin nasibku sudah sial sejak lahir. Aku membayar uang sekolah dengan dana bantuan dari para donatur yang selalu mengirimkan uang setiap bulan untuk panti asuhan kami. Tak jarang ada uang kelebihan yang aku simpan untuk tabungan masa depanku walaupun jumlahnya tidak seberapa. Aku memang berencana untuk keluar dari panti asuhan ini suatu saat nanti. Makanya aku sudah mempersiapkan beberapa hal untuk masa depanku nanti.             Sejak lulus SMA, saat usiaku 18 tahun aku memutuskan untuk keluar dari panti asuhan ini. Aku ingin hidup sendiri. Aku tidak ingin hidup dari belas kasihan orang lain lagi. Aku ingin mandiri. Aku ingin bekerja demi kehidupanku sendiri. Dan aku tidak akan kembali lagi ke panti asuhan itu apapun yang terjadi.             Aku ingin keluar dari panti asuhan ini. Dan aku pasti akan berjuang sekuat tenaga untuk bertahan hidup di dunia sana. Aku tau aku harus berjuang lebih keras lagi saat aku keluar dari panti. Tapi itu tak masalah. Aku akan berjuang dan berjuang. Sampai aku berhasil mewujudkan kehidupan yang lebih layak untuk diriku sendiri. Aku akan mencari pekerjaan dan hidup dengan baik di luar sana.             Berulang kali aku mencoba berbagai pekerjaan. Mulai dari tukang cuci piring di restaurant, cleaning service di sebuah perusahaan, hingga tukang sapu jalanan. Semua pekerjaan sudah aku coba dengan sabar. Aku berharap aku bisa bertahan hidup dengan gaji hasil kerjaku. Aku selalu berjuang dan terus berjuang. Aku tak pernah patah semangat.              Tapi kenyataan sangat kejam padaku. Semua pekerjaan yang aku lakukan tidak berjalan mulus hingga aku akhirnya di pecat dan harus mencari pekerjaan lagi. Aku bahkan sudah pernah menjadi tukang koran, menjual kerupuk di lampu merah, bahkan menjadi baby sitter. Tapi semuanya memang tidak ada yang mulus. Aku pun di pecat lagi. Dan kali ini aku menyalahkan nasibku yang sial. Semuanya selalu kandas begitu saja.             Sudah beberapa tahun aku habiskan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan diriku. Sejak keluar dari panti asuhan, aku pun memilih untuk tinggal di kos-kosan. Aku pun menemukan sebuah kamar kos yang harganya cukup terjangkau. Hanya 350 ribu per bulan. Tapi fasilitasnya memang sangat sederhana. Tapi setidaknya aku masih mampu untuk membayar tagihannya setiap bulan. Setidaknya aku memiliki tempat tinggal untuk tidur dan istirahat.             Sebenarnya jika aku memilih tetap tinggal di panti asuhan, maka aku bisa melanjutkan pendidikan di universitas secara gratis melalui sumbangan dari para donatur. Tapi niatku sudah terlanjut bulat. Tekadku sudah sangat kuat untuk hidup mandiri. Aku tidak ingin menyusahkan panti asuhan lagi. Biarlah bantuan para donatur itu di gunakan untuk adik-adik yatim yang lain yang lebih membutuhkan.             Aku bahkan pernah kerja sebagai kasir supermarket dan di situ aku selalu mengumpulkan bahan-bahan makanan yang sudah expired setiap bulannya untuk ku bawa pulang secara gratis. Setidaknya aku tidak akan mati begitu saja kan hanya karena mengkonsumsi makanan expired. Begitulah salah satu caraku untuk bertahan hidup. Dan gajiku aku gunakan untuk membayar kamar kos.             Tapi lagi-lagi aku harus di pecat. Entah sudah berapa banyak pekerjaan yang aku geluti. Semuanya gagal. Tidak ada yang bertahan lama. Paling hanya beberapa bulan saja sebelum aku di pecat. Tapi aku bersyukur. Setidaknya aku bisa berhasil bertahan hidup selama beberapa tahun setelah keluar dari panti asuhan.             Dan sekarang aku sudah tidak bekerja. Semua lowongan rata-rata tidak ingin mempekerjakan lulusan SMA sepertiku lagi karena di anggap tidak kompeten. Aku sebenarnya sudah sangat lelah. Ingin sekali saja aku menikmati hidup yang layak seperti teman-teman sekolahku dulu. Aku lelah untuk selalu bekerja dan bekerja.             Bahkan badanku sudah tidak bisa membedakan mana yang pegal mana yang remuk. Nasibku memang sangat sial. Aku harus menderita. Dan sekarang aku sudah tidak mampu membayar tagihan kos yang sudah menumpuk 2 tahun 1 bulan atau lebih tepatnya selama 25 bulan. Tapi untungnya Nyonya Baverly selaku pemilik kos ini masih mengijinkanku untuk tinggal di sini.             Walaupun semuanya tidak gratis. Nyonya Baverly Thomson selalu menyuruhku ini itu. “Joy tolong buatkan makan siang. Joy tolong cuci baju kotorku. Joy tolong rapikan kamarku. Joy tolong siapkan air mandi. Joy tolong setrika bajuku. Joy tolong ambilkan sepatuku. Joy tolong belikan ini di supermarket. Joy tolong perbaiki genteng yang bocor. Joy…. Joyyy…. Joyyy…” Rasanya namaku tidak pernah habis.             Nyonya Baverly selalu memperlakukanku layaknya seorang pembantu yang tidak di gaji sama sekali. Semua yang dia suruh selalu aku lakukan. Hal ini tetap ku lakukan walaupun terpaksa. Supaya aku tidak di usir dari rumah kos ini. Setidaknya aku masih bisa tinggal dan makan di sini. Walaupun tagihan biaya kos ku tetap bertambah setiap bulannya.             Jika di pikir-pikir, terlepas dari sikap Nyonya Baverly yang seenaknya. Sebenarnya dia memiliki hati yang baik karena masih mengijinkanku tetap tinggal di sini. Coba saja kalau di tempat kos yang lain. Aku pasti sudah langsung di usir dari tempat kos jika terlambat membayar tagihan kos satu bulan saja.             Hanya saja Nyonya Baverly sudah terlalu sering menyuruhku ini itu tanpa mempedulikan kondisiku yang bahkan sudah kelelahan setelah bekerja seharian. Aku di perlakukan seperti pembantu tanpa di gaji supaya dia tetap mengijinkanku unutk tinggal di rumah kosnya. Tapi hutangku sama sekali tidak berkurang. Malah bertambah setiap bulan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hasrat Istri simpanan

read
8.6K
bc

BELENGGU

read
64.8K
bc

After That Night

read
8.7K
bc

The CEO's Little Wife

read
629.0K
bc

Revenge

read
17.1K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
54.7K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook