BAB 1

550 Words
   "MALIK, KELVIN, SINI LO!" Rachel berteriak sambil mengejar Malik dan Kelvin, sahabatnya.    Jika kalian Ingin bertanya mengapa Rachel tidak mau bersahabat dengan perempuan maka dengan santai Rachel menjawab,   "Ngapain gue sahabatan sama tuh cewek-cewek centil. Paling cuma bisanya cari ribut tapi kalo diajak jarus ngumpet diketek gue, nggak guna. Buang-buang waktu gue ngurusin anak-anak alay itu."   Begitu katanya jika ia ditanya mengapa tidak mau berteman dengan perempuan.   "GAK MAU, NANTI GUE DI TAMPOL SAMA LO CHEL!" Malik balas berteriak.   Tadi mereka —Rachel, Malik, dan Kelvin— sedang berjalan beriringan menuju belakang sekolah, sampai ditengah jalan Rachel di panggil oleh Bu Mega, guru BK mereka perihal kemarin Rachel bolos.   Belum sempat Rachel menjawab Malik dan Kelvin dengan cepat berlari meninggalkan Rachel yang sedang ditanya-tanya oleh Bu Mega. Rachel langsung saja ikut berlari mengejar para sahabatnya yang laknat itu dan meninggalkan Bu Mega yang sudah kesal lantaran ditinggal begitu saja.   Saat mereka sampai di belakang sekolah, —tepatnya di kursi putih yang sudah usang— tempat berkumpulnya mereka bertiga. Rachel duduk di kursi putih itu dan mengeluarkan satu bungkus rokok yang masih terbungkus rapih.   Kemudian mengambil satu diantaranya dan menyalakannya. Malik dan Kelvin langsung memasang wajah memelas karena rokok mereka sudah habis sewaktu tadi sebelum berangkat sekolah diwarung dekat sekolah   "Chel, gue minta satu dong ya, hehe!" Malik meminta dengan wajah memelasnya.   Rachel mendelik kepada Malik. "Enak aja lo. Beli sendiri!"   "Yah Chel, yang tadi udah abis di warung sana, elah!" kini giliran Kelvin yang memohon kepada Rachel.   Rachel sesungguhnya ingin tertawa melihat dua ekspresi para sahabatnya ini, Rachel akui wajah keduanya memang tampan, dengan Kelvin yang memiliki rambut cokelat dan mata biru laut. Sedangkan Malik memiliki rambut hitam dan bola mata hitam.   Keduanya tampan, Rachel mengakui itu. Oleh sebab itu banyak yang iri melihat Rachel yang seperti dikelilingi oleh Cogan Antariksa, begitu kira kira sebutannya.   "Beli lagi sih, gak usah kayak orang susah!" ketusnya kepada dua orang lelaki itu dan mulai menghisap rokoknya.   Meskipun Rachel perokok, tetapi bibirnya masih alami, merah ranum. Tidak seperti perokok lainnya.   Rachel melirik dua lelaki itu. "Nih, kasian gue liat lo udah kayak anak babi gak dikasih makan!"   Rachel melemparkan bungkus rokoknya dan dengan sigap ditangkap oleh Malik. Wajahnya langsung berubah cerah seperti datang hujan berlian.   "YAALLAH RACHEL LO BAIK BANGET DAH, UDAH CANTIK, BAIK. KURANG APA LAGI COBA." Kelvin memekik histeris yang langsung diangguki oleh Malik.   Rachel mendelik. "Ngomong apa sih lo, baunya doang!"   Malik dan Kelvin pun lantas memajukan bibirnya beberapa centi kedepan. Terlihat sangat imut. Tetapi justru membuat Rachel jijik.   "Yang kamu lakukan ke aku itu jahat, Chel!"   "Kamu tega teganya merokok sendiri sedangkan suami mu ini tidak diberi satu batang pun. ISTRI MACAM APA KAMU CHEL!" Kelvin berteriak di akhir kalimat. Mereka berdua berpelukan seperti layaknya teletubis.   Rachel terbahak-bahak melihatnya. Air matanya pun sudah jatuh dua bulir dari mata indahnya, sangking tidak kuatnya tertawa. Kemudian dia maju beberapa langkah kedepan. "Jangan t***l kalo mau jadi temen gue, gak sudi gue main sama banci."   Malik dan Kelvin langsung terdiam dan melepaskan pelukan mereka kala mendengar ucapan tegas Rachel.   "Hm," ujar keduanya serempak.   "Udah, gue mau cabut dulu, mau ke mall bentaran. Pulang nya gue langsung ke club biasa ye, my babu!"   Rachel lalu berjalan ke arah gerbang belakang sekolah dan mulai memanjatnya. Malik dan kelvin hanya geleng-geleng melihat kelakuan sahabat perempuan mereka yang satu itu.                                                                                ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD