Lonely Lord.

1469 Words
  Gemuruh di angkasa telah reda. Langit tidak lagi berwarna merah dan suram.  Tidak lagi suara penuh teriakan bengis dan jeritan kesakitan yang menyesakkan. Semua adegan berdarah yang disebabkan oleh ribuan vampire dan sang lord yang tengah bertarung telah hilang tak berbekas. Peperangan sudah usai. Kondisi negeri bayangan telah kembali tenang bersamaan dengan lenyapnya Furge dan Maria beserta seluruh klan vampir yang menyerang Shadow world.   Lenyapnya mereka semua meninggalkan keheningan yang mencekam. Tak seorangpun mampu mengeluarkan suara dalam keheningan itu. Semua klan negeri bayangan masih tercengang dan membutuhkan waktu menerima kemenangan ini. Mereka seperti terjebak dalam ilusi.    Ribuan vampir telah menghilang menandakan jika sang lord masihlah sebagai penguasa negeri kegelapan. Dia masih pemimpin tertinggi yang terkenal kejam dan tiran. Drew masih menjadi satu-satunya makhluk yang tidak terkalahkan. Api dan petir miliknya masih senjata mengerikan yang tidak mampu dilawan siapapun. Hanya saja, ada satu perbedaan yang terjadi pada dirinya saat ini yaitu hatinya. Drew tidak lagi sosok tanpa perasaan. Dia yang sekarang adalah tidak lebih dari pria yang jatuh cinta. Ya, sang Lord sekarang memiliki perasaan namun jiwanya telah terluka dan menjerit kesakitan karena kehilangan yang menyakitkan.   Dalam keheningan itu, sebuah suara memecah kesunyian. "Ki-kita menang," ucap salah satu Centaurus. Meski dia tersuara, matanya tidak lepas dari sang Lord yang masih melayang di udara. Temannya yang berada di sebelahnya memutar kepala untuk memandang Centaurus yang mengguman tadi. Yang lain juga melakukan hal serupa. Dia dan sekelompok lainnya akhirnya sadar dari keterpanaannya.   "Benar... Lord kita menang ha ha ha.''   "I-iya. Para vampir itu sudah musnah. Lord kita menang."   "Mengapa kalian diam saja, Lord kita menang. Kita harus merayakannya."   Barulah para makhluk penghuni kegelapan berteriak dengan semangat tinggi. Mereka semua mengepalkan tangannya ke atas dengan penuh semangat.   "Victori!!"   "Kita menang!"   "Hidup lord Drew!!"   "Victori!!"   Suara mereka bagai gemuruh yang menghapus keheningan. Para wanita yang tadinya bersembunyi segera muncul-- berlari dan meraih pria-nya masing-masing. Pelukan hangat keluarga dan kelegaan bagaikan sebuah hadiah yang sangat berharga. Disaat kedamaian yang sudah bertahan selama seribu tahun diserang, hanya satu keinginan mereka yaitu negeri yang kembali damai. Mereka terlalu lelah untuk berperang. Mereka tidak ingin pengalaman menyedihkan sebelum Drew muncul. Tak seorangpun menginginkan kehilangan orang yang dicintai dan hidup dalam ketakutan.   Tanpa dikomando siapapun, sebuah musik gembira mengalun ke seluruh negeri. Kaum mermaid bernyanyi dengan gembira. Sedangkan para penyihir mulai menyihir harpa,seruling dan alat lainnya untuk bermain dengan sendirinya. Secara spontan para penghuni negeri bayangan menari sesuai dengan kebiasaan klan mereka masing-masing. Mereka melompat berdendang lalu bergerak gila untuk mengekspresikan kegembiraannya.   Pesta ini bukanlah perayaan kemenangan biasa, ini adalah kemenangan mutlak dengan hancurnya Furge sang pemimpin pure blood vampire.   Namun, ditengah kebahagiaan itu. Hanya ada satu orang yang berduka dari euforia kemenangan ini. Baginya kemenangan ini tidak ada bedanya baginya. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah sang Lord sendiri. Tidak seorangpun tau perasaan Drew. Walaupun postur tubuh Drew masih tegap nan kokoh seperti gunung namun tubuh itu tidak lagi seperti dulu itu sedikit menunduk. Wajah dingin tanpa ekspresi masih tercipta. Hanya saja di sana bisa dilihat dengan jelas air mata darah itu masih menetes, dan matanya berisi pancaran yang penuh kesakitan. Ini memang kemenangan Shadow wolrd, tapi bagi Drew ini adalah kekalahannya.    Booft.   Drew menghilang dari pandangan mata. Tidak ada lagi alasan untuknya berada di sini. Jadi ia memberikan kesempatan pada rakyatnya untuk bergembira merayakan kemenangan sekaligus rasa takut akan ancaman Furge. Dia kembali ke villa di dunia manusia untuk menikmati rasa sakitnya.    Dengan langkah berat ia menuju kursi kebesarannya. Dia duduk dan tanpa melakukan apapun selama berhari-hari. Itu membuatnya seperti cangkang kosong tanpa jiwa pada raga indah yang memiliki pesona Asyura.    "My Lord... "   Louis mendekat ke arah Drew yang sudah menutup matanya. Dia menggelengkan kepalanya pada Adrian. Saat ini mereka berdua tau jika Drew telah bersemedi.   Louis dan Adrian menyadari kesedihan yang lord rasakan. Akan tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk sang lord. Hanya bisa menghela nafas dan menyesalkan peristiwa yang terjadi.   "Diantara semua penduduk negeri bayangan, mungkin hanya kita yang tau kesakitan Lord Drew. "   Adrian berubah wujud menjadi manusia. Dia mengucapkan mantera yang membersihkan tubuhnya dari darah dan debu. Dia pun menjadi pria berambut perak yang menawan.   "Semua ini harus ia terima. Semoga saja dia bisa bertahan dengan rasa sakit karena cinta ini. "   >   Sang waktu akan tetap berjalan, alam masih melakukan tugasnya sebagai wadah kehidupan. Meninggalkan seorang penguasa yang diam, duduk tak bergeming selama berbulan-bulan. Matanya masih kosong, tapi raganya tetaplah kokoh bagai karang. Pria itu seakan enggan membaur dalam alur waktu yang mengalir. Sayangnya luka yang menggores hatinya tidak pernah membaik sedikitpun.   Louis tak tahan lagi dengan kondisi Drew. Dia menghampiri pria putus asa itu dan berbicara padanya. "My lord,  kami mohon jangan begini terus. Sudah waktunya anda bangkit dari luka itu," suara memohon Louis masihlah memilukan.   "Nona Britney tidak akan senang jika melihat anda seperti ini. Aku mohon sadarlah! "   "My Lord, kami membutuhkanmu... "   Namun pria yang seperti cangkang kosong itu masih tidak bereaksi dengan segala pinta dan bujukan anak buahnya. Dia seperti membeku bersama waktu.   Adrian menggelengkan kepalanya. "Sudahlah Louis, ini memang keputusan Lord untuk bersemedi. Dengan demikian dia tidak akan merasakan rasa sakit di hatinya."   "Tapi..."   "Lord telah mengalami kesepian selama ribuan tahun, lalu pelipur kesepiannya muncul. Sayangnya karena kesalahannya ia membuat cahayanya hilang, jadi siapa yang sanggup menahan kesedihan seperti itu."   Adrian yang dulu sempat membenci Drew karena mengabaikan Britney berbalik menjadi iba. Sungguh ia tidak pernah mengira jika Drew melakukan hal konyol untuk dapat bersatu dengan Britney. Hasilnya justru menjadi bumerang baginya sendiri. Seandainya saja dia berterus terang dengan memerintah Neiji mencari mantra agar kaum peri kebal dengan energi dunia bayangan, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Sayangnya harga diri Drew terlalu tinggi.   Kini kekasihnya telah lama menghilang, hari ini sudah lima tahun semenjak segala tragedi itu terjadi. Dia dan Louis mencoba mencari keberadaan Britney. Walaupun Irine memastikan jika jiwa Britney telah hilang mereka tetap tidak menyerah. Hasilnya sudah dapat dipastikan, tidak ada petunjuk apapun tentang Britney atau lebih tepatnya tidak mungkin ada petunjuk dari seseorang yang sudah tiada.   Hiny mendengar percakapan mereka dari balik pintu ruang tabu. Penyihir yang mendapatkan hukuman itu menunduk sedih setelah mengetahui kondisi Drew. Dia tidak menyangka jika ambisinya membuat negeri bayangan tertimpa musibah. Hiny juga merasa bersalah karena menjadi penyebab Drew menderita seperti ini.   'Maafkan aku My Lord. '   >   Jauh di antara batas dunia atas dan dunia manusia. Sebuah pondok dibangun dengan menggunakan pohon-pohon yang masih hidup. Pondok itu nampak seperti rumah pohon. Tempat tersebut disebut alam hampa. Alam ini adalah sebuah dimensi yang diciptakan oleh Guardian Angel legendaris.   Alam hampa ini seperti duplikasi dari alam peri atas langit, pohon yang berwarna-warni dan dilingkari air terjun empat penjuru. Masing-masing air terjun mempunyai warna dasar yang berbeda. Ada yang putih keemasan, biru laut, hijau daun dan tak berwarna.   Leonard--sang Guardian Angel Britney, memilih batas alam negeri atas dan manusia karena disini penuh dengan energi kehidupan sebagai tempat pemulihan energi Britney. Terlebih pelindung yang mengelilingi batas alam ini tidak mudah dideteksi oleh siapapun.   Di dekat pondok pohon itu terdapat sebuah pohon Cerry blossom yang baru tumbuh. Disampingnya berbaring Leonard yang seolah-olah berbicara dengan pohon.   "Ayolah sampai kapan kamu berbentuk pohon. Apa kau tidak bosan?" tanya pria berambut merah panjang dan bermata hazel itu.   Sang pohon menggerak-gerakkan rantingnya. "Aku takut pipiku nanti kamu cubit ," jawab peri yang berbentuk pohon.    Cengiran tampan langsung muncul di wajah Leonard setelah mendengar ucapan Britney. Memang ini salahnya yang mencubit pipi Britney karena terlalu gemas. Salahkan sendiri Britney karena memiliki pipi tembem, putih kemerahan. Orang normal tidak akan mampu menahan diri untuk tidak mencubitnya, dan Leonard termasuk dalam kategori normal.   "Baiklah, aku janji tidak akan mencubit pipi mu lagi jadi cepat berubah menjadi manusia, " perintah Leonard.   "Memangnya kenapa sich?"   "Karena aku akan membawamu ke suatu tempat, sudah saatnya kita meninggalkan tempat ini."   Yah, sudah waktunya mereka meninggalkan dimensi ruang hampa ini. Menurut Leonard, Britney sudah pulih meski belum seratus persen.   Leonard jadi teringat saat dirinya membopong Britney. Karena energi kehidupan yang lemah, Britney berubah menjadi anak berumur tiga tahun tanpa sayap. Ketika tiba di dunia ini Britney Kemudian berubah wujud menjadi pohon Cerry Blossom. Awalnya mengira jika wujud Britney akan seperti itu hingga energi tubuhnya pulih. Ternyata diam-diam peri nakal itu bisa berwujud manusia dan selalu menjahilinya.   Selain itu, Leonard bersyukur karena Britney tidak ingat kehidupannya sebelum berubah menjadi anak-anak. Namun dia tahu jika energi kehidupannya pulih ingatan masa lalu akan ia dapatkan kembali. Pada saat itu tiba, dia hanya berdoa semogq Britney tetap berbagia. Lebih tepatnya dia akan memastikan Britney akan bahagia.   "Tapi janji tidak mencubit pipiku ya? "   "Iya. "   "Baiklah aku akan berubah wujud. "   Leonard mengawasi Britney yang hendak berubah wujud. Dalam hati ia merutuki betapa cerewetnya peri kecil ini. Dia mungkin harus menyumpal telinganya ketika berada di dunia manusia nanti.   Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD