Langit tidak lagi biru, lembaran angkasa itu memerah dan gelap karena tertutup ribuan makhluk penghisap darah yang sedang menuju negeri bayangan. Mereka semua melewati segel ruang untuk meninggalkan kastil yang selama ini menjadi tempat bernaungnya selama masih dalam wujud pupa. Sekarang, kastil tersebut teronggok begitu saja karena tidak berguna, menyisakan kulit kepompong yang membungkus mereka dahulu.
Seseorang berdiri di ujung menara kastil yang tak jauh dari langit yang tertutup gerombolan vampire terbang. Atmosfer membunuh menguar dari setiap vampir yang hadir. Kobby berhasil menyampaikan pesan pada klan vampir sehingga mereka berdatangan dari penjuru dunia. Kini kaum vampir berdarah murni atau campuran, mutan tengah berkumpul mengawasi para bayi vampir yang menuju Shadow world.
Di situ Furge mulai menampakkan wujud aslinya. Kuku perlahan muncul dari jari-jari berwarna pucat. Taring yang biasanya tak terlihat kecuali sedang tertawa perlahan muncul hingga meneteskan air liur bercampur darah. Tidak ada lagi wajah tampan sang bangsawan pure blood, yang tersisa adalah wajah yang terbelah dan menghadirkan taring tajam yang melesak keluar.
Furge tidak sendirian, Wajah Maria juga tidak jauh berbeda dari Furge. Wanita itu juga bertransformasi menjadi monster vampir bersayap. Ini menandakan jika mereka akan bertempur habis-habisan untuk memperoleh kejayaannya.
Furge dan Maria bersama dengan vampir pure blood làinnya mengikuti bayi vampir dari belakang. Mereka berdua merentangkan sayap hingga berbentuk kelelawar membentang menghadirkan perasaan bangga pada mereka. Hal yang sama juga dilakukan pengikutnya, mereka mendapatkan sayap setelah meminum ramuan dari ilmuwan yang dipekerjakan Furge.
Inilah saatnya pembalasan dendam. Niat menghancurkan setiap musuh pendukung Drew dan semua yang menghalangi mereka terpatri jelas di pikiran mereka. Terlebih saat ini Furge yakin dengan kekuatan mereka semua. Jadi api dan petir Drew tidak lagi menakutkan berkat penelitian ilmuwan yang sudah mereka pekerjakan lalu dibunuh.
"Sekarang saatnya kebangkitan kejayaan kaum vampir!" teriakan Furge menggelegar dan menyalakan api semangat pada para vampir. Wajah yang seolah terbelah menjadi dua mendesis ganas, lidahnya yang panjang berwarna merah gelap menjilat gigi taringnya seakan tak sabar meremukkan leher musuh.
"Sudah saatnya kaum vampir menguasai dunia kegelapan. Hancurkan segala penghalang!"" Furge kembali berteriak lantang.
Ggrrrraaoooom
Gggrrrrhhh
Desisan dan geraman menyauti teriakan Furge. Mereka bersemangat menyambut peperangan yang akan terjadi.
>
Sementara itu, di kuil yang ditinggalkan oleh para vampir--- seseorang berjalan perlahan menuju rantai dan genangan darah yang tergeletak di lantai dengan perasaan hancur. Disana terdapat rantai keemasan yang terhubung dengan pilar penyangga kastil. Dan genangan darah yang menggenang itu tercium aroma bunga Cerry blossom. Aromanya menyebar ke seluruh kastil yang memiliki pilar yang tinggi tempat Drew berada. Satu satunya penerangan berasal dari cahaya matahari masuk dan memberi penerangan di ruang kastil yang kusam. Namun sama sekali tidak bisa menghapus perasaan kusam kastil itu berwarna suram.
Sosok yang berjalan seolah tak memiliki jiwa berdiri di bangunan tua itu. Di nampak kosong dan pucat. Tubuhnya membungkuk seperti tidak kuat menopang dirinya. Sedangkan tetesan air mata menetes menimbulkan jejak pada lantai keramik yang dia lewati. Dalam sekali lihat orang akan langsung tahu jika pria itu hancur.
"Britney..." bisiknya.
Drew berlutut di depan rantai dan darah Britney yang hampir mengering. Ia menunduk, bergetar bagaikan menanggung beban dunia di pundaknya.
Hati sang lord kegelapan telah terluka.
Luka yang ia buat dengan tangannya sendiri.
Kesalahan fatal yang mengakibatkan hilangnya belahan jiwa yang ditunggu selama seribu tahun.
"Britney...tidak Britney. Apa yang sudah aku lakukan? " Ratapan pilu diiringi tangisan tertahan Drew terasa begitu menyayat hati. Drew melolong seperti serigala yang kehilangan mate setelah menunggu seribu tahun. Dia embali dihadapkan pada neraka bernama kesedihan dan kesepian.
"Britney ahhh Britney!"
"Lord, ada kabar buruk.'' Neil muncul beberapa saat kemudian. Dia adalah penjaga gerbang negeri bayangan. Sebenarnya dia agak ragu menyampaikan berita penyerangan Furge. Terlebih melihat kesedihan sang Lord saat ini tapi jika dibiarkan maka seluruh klan penghuni negeri bayangan akan musnah.
Melihat Drew tak bergeming dari tempatnya, Neil menghela napas panjang lalu berkata dengan tegas.
"Kaum vampire datang menyerang, jumlah mereka sangat banyak hingga kami kewalahan. ''
Perasaan ingin membunuh seseorang menggelagar di hati Drew.
"Furge," desis Drew.
Matanya berubah menjadi amesty beriak, dendamnya terhadap pria itu begitu besar hingga membuatnya kehilangan kendali. Tanpa melihat ke arah Neil, Drew merobek ruang dimensi dan masuk ke negeri bayangan.
Tidak membuang waktu, Neil mengikuti Drew.
>
Suara teriakan vampir dan para penghuni negeri bayangan terdengar di mana-mana. Masing-masing memamerkan taring dan cakarnya untuk menjatuhkan lawan. Ada yang saling menggigit dan mencakar. Mereka semua mengeluarkan segala upaya untuk menghabisi lawannya. Merobek kulit lawan dan meminum darah mereka.
Ketenangan negeri bayangan telah berubah menjadi kekacauan mutlak, darah mengalir dimana-mana karena para vampire langsung menyerang ke wilayah klan masing-masing. Furge memecah kelompok vampire yang baru menetas untuk membingungkan penghuni negeri bayangan.Pengalaman di padang kematian membuat Furge lebih hati-hati dalam bertindak.
Glerrd!!!
Zdarr!
Suara gemuruh petir menghentikan kegiatan mereka untuk melihat siapa penyebab fenomena alam ini.
Angin kencang berhembus menerpa para makhluk yang sedang bertarung, secara insting para vampir tahu jika musuh utamanya sudah tiba. Mereka menghentikan pertempuran dan bergegas menuju Sang lord negeri bayangan.
Furge memandang bengis sosok Drew yang terbang di angkasa, petir yang melatar belakangi tubuhnya nampak menakutkan sekaligus mengagumkan. Pria yang seharusnya disebut ayah Drew itu sedang memimpin ribuan vampire dibelakangnya untuk menghabisi Drew.
Di sisi lain para penghuni negeri kegelapan nampak gembira dengan kedatangan sang penguasa. Mereka akhirnya bisa menyembuhkan luka dari pertempuran. Tidak ada satupun dari mereka yang membantu Drew dan terbang di angkasa, sebab mereka tahu jika sang lord memiliki kemampuan yang luar biasa dan cukup untuk melenyapkan para vampir itu. Jika mereka nekat mendekat bisa jadi petir dan api Drew menyambar diri mereka.
"Akhirnya Lord tiba," ucap salah satu Lycan. Serigala dan penyihir bisa menghela nafas lega. Para kaum duyung yang awalnya bertarung di atas tanah kembali ke dalam danau sambil memasang sikap waspada.
"Darah kotor terkutuk. Hari ini adalah hari terakhirmu, " desis Furge.
"Serang!" teriakan Furge menggerakkan seluruh vampire yang jumlahnya mencapai ribuan menyerang Drew.
Mereka semua membentangkan sayapnya, menjerit kejam dan terbang untuk mengarahkan senjata dan sihirnya ke Drew. Dengan jumlah pupa yang mencapai ribuan, Furge dan Maria sangat yakin dengan kemenangannya.
Pupa vampir membuat langit menjadi gelap, ribuan vampir yang mengelilingi Drew menghalangi sinar matahari di negeri bayangan.
Negeri bayangan semakin suram dan gelap karena hadirnya mereka semua.
Pertempuran dimulai. Panah api, gelombang es tajam, batu-batu besar yang yang tak terhitung jumlahnya terbang menyerang Drew.
Drew mengaktifkan api tujuh warna beserta petir andalannya. Sihir serta senjata apapun yang mengenai api Drew akan hilang tak berbekas. Ada pula beberapa vampir yang memiliki kemampuan menghancurkan batu mencoba memukul Drew namun sebelum mereka melakukannya petir Drew menyambar mereka dan menghancurkan tubuhnya.
Ctar ctar.
Duagh!
Aaargggh...!
Suara pertempuran Drew dan para vampir terdengar mengerikan. Bau daging vampir yang terbakar juga tercium dari bawah mereka. Pertempuran di udara ini membuat klan yang tidak memiliki sayap tidak bisa membantu lord mereka jadi mereka hanya menyaksikan pertempuran itu.
Sementara kaum yang bisa terbang turut menghadapi vampir terbang itu namun menjaga jarak.
"Apa menurutmu Lord Drew masih bisa bertahan, " tanya Louis. Dia mengibaskan ekornya dan sihir untuk membunuh bayi vampir yang datang ke arahnya.
"Tentu saja. " Adrian juga berubah wujud menjadi serigala perak.
.
.
.
Pertempuran antar makhluk penghuni dunia bayangan tidak mengenal kata lelah dan istirahat. Sudah tiga hari telah berlalu. Jumlah vampire yang masih bertahan berkurang hingga separuh. Hal itu membuat geram Furge dan Maria.
Terlebih kondisi Drew seperti tidak kelelahan sedikitpun.
Furge mengeram marah, otaknya berpikir bagaimana cara agar Drew lengah. Yah, di dunia ini mana ada hal yang tidak memiliki kelemahan. Setelah berpikir keras tiba-tiba Furge teringat gadis peri yang sayapnya ia potong.
Senyum keji tercipta di mulutnya yang lebar dan bertaring menonjol.
"Jadi peri malang itu benar-benar tidak ada artinya untukmu eh?" Furge mulai memancing emosi Drew.
Drew yang sebenarnya dalam kondisi lelah karena bertarung dengan menggunakan tenaga petir dan api tujuh warna memandang penuh arti pada Furge. Kemarahan melonjak keluar dari dadanya. Furge menggunakan titik sakitnya kali ini.
" Hahaha aku teringat dengan jelas teriakan peri itu saat sayapnya ku potong, dia terus meneriakkan namamu, '' pancing Furge untuk mengalihkan fokus Drew.
"Kau tau, sambil kesakitan dia berteriak... Drew pasti datang-Drew akan datang hahaha Tetapi kenyataannya adalah pria yang ia sebutkan sedang menikmati tarian perut wanita lain hahaha sungguh ironis."
Deg
"Britney..."
Air mata darah menetes dari mata Crimson dan amesty Drew. Dirinya membeku karena rasa bersalah kembali merobek hatinya.
Furge melihat kelemahan Drew, karena ucapannya Drew terdiam dan tidak mengarahkan petir dan juga api tujuh warna yang mengelilinginya agak memudar.
Melihat kesempatan ini Furge dan Maria segera menyerang Drew dengan kekuatan penuh, langkah ini juga diikuti oleh para vampir yang tersisa.
Hiyaa!
Bluuur!
Ctaar!
Wuzzz...
Serangan serempak mengarah pada Drew. Drew tersadar dari lamunannya segera memblokir serangan mereka dengan tangan kirinya.
Duarrrr!!
Ledakan kekuatan menggema di angkasa negeri bayangan. Awan tebal menyelimuti tubuh Drew yang tengah terbang di angkasa.
Furge dan Maria bersorak kegirangan karena melihat serangan mereka langsung mengenai Drew.
Beberapa saat setelah menunggu kabut dan asap menghilang Drew masih berdiri dengan kokoh. Namun tangan kirinya tidak lagi seperti semula. Lengan Drew terlepas dari tubuhnya dan membentuk debu yang bergulung-gulung.
Para vampir merasakan perasaan bahaya pada debu yang berasal dari tangan Drew. Dan benar saja, debu itu seperti pemburu yang memburu para vampir.
Setiap vampir yang terkena akan langsung menghilang menjadi debu. Furge dan Maria yang terkejut tidak sempat bersembunyi, mereka juga melebur menjadi debu di langit.
Kyaa!
Agghhhrrr!
Kyaaak!
"Tidaaak! " teriak Furge.
"Terkutuk kau Drew. Aahggrr, " Maria juga menjerit kesakitan.
Mereka tersapu debu dari tangan Drew. Tidak ada satupun yang tersisa. Kini Drew tidak memiliki musuh bebuyutan lagi. Namun itu tidak mengurangi kesedihan yang mendalam di hatinya.
Tbc.