Bad News

1586 Words
  Suasana romantis di wilayah penyihir lebih tepatnya di kastil kediaman Hiny berubah menjadi berantakan. Perubahan sikap Drew dan niatnya untuk pergi sukses menghancurkan moment indah yang Hiny ciptakan.   Padahal saat ini adalah waktu terpenting untuk mewujudkan kesempurnaan rencana Hiny. Hari ini, Hiny bertekad berjuang untuk mendapatkan Drew dengan menggunakan tubuh indah dan d**a besarnya. Dia berniat menerima benih dari Drew agar melahirkan keturunan penguasa negeri bayangan. Jelas kepercayaan diri Hiny terus tumbuh. Sebab Drew tidak pernah menolaknya. Lagi pula di dunia ini mana ada pria yang menolak tubuh seksi dan d**a sebesar miliknya. Hanya saja Hiny lupa jika hati memilih bukan karena melihat fisik yang sempurna.   "My lord, jangan patahkan hati ku. Jadikan aku milikmu, My Lord, " tawar Hiny. Posisinya yang tengah bersimpuh sambil memegangi kaki Drew nampak menyedihkan. Orang akan teringat pada kucing yang dibuang jika melihat mata berair dan memohonnya sehingga tidak bisa mengabaikan sorot sedihnya. Sayangnya Drew tidak pernah tersentuh dengan hal melankolis seperti itu.   "Lord ini sudah memenuhi permintaanmu untuk membalas kebaikanmu yang telah melepaskanku dari kutukan. Jadi tidak ada alasan lagi Lord ini berada di sini." Drew masih membelakangi Hiny walaupun wanita itu bersimpu di kakinya.   'Aku tidak bisa menyerah begitu saja!' jerit hati Hiny. Dia tetap ingin menahan Drew tetap di sini. Rencana pertamanya berhasil, jadi dia bertekad mewujudkan rencana yang kedua.   "Apa? Jadi anda bersikap baik kepada ku karena balas budi?" Hiny menatap seolah tidak percaya pada ucapan Drew, lebih tepatnya pura-pura tak percaya. Klan penyihir itu berusaha agar air matanya menetes sehingga Drew akan luluh.   Drew menarik kakinya yang dipegang Hiny dengan keras. Hiny hampir tersungkur ke depan saat Drew menghentakkan kakinya. Namun, Hiny kembali menghadang Drew dan bersimpu di depannya lagi.   Lord of the Shadow Wolrd itu menatap dingin gadis yang bersimpu di depannya. "Jika bukan karena itu apa menurutmu Lord ini akan mentolerir semua perbuatan omong kosong yang akhir-akhir ini kamu lakukan ," geram Drew.   Ucapan Drew menohok hati Hiny. "I-itu bohong kan, anda tidak menolak semua pelayananku, a-anda juga menikmati setiap yang aku sajikan di ruang buku..." ucap Hiny "Jadi apakah anda menolak mengakui jika itu karena anda mencintai ku?" Hiny tidak mau mengalah dan menolak untuk percaya ucapan Drew.   "Berhentilah penyihir. Sekali lagi Lord ini tegaskan, Lord ini di sini karena permintaanmu sebagai imbalan karena membuatku bisa menyentuh benda tanpa membakarnya," sinis Drew.   Hiny tetap tidak bergeming," My Lord, anda bahkan menikmati sentuhan saya, tarian saya dan segala yang saya lakukan. Kenapa anda menyangkal nya?" tanya Hiny. "Jangan menyangkal apa yang diinginkan hatimu. Kau mencintaiku, aku tau kau mencintaiku! "   "Hentikan omong kosong ini. Asal kau tau, semua yang kau lakukan sangat rendah, aku tidak menyangka jika kau jatuh serendah itu untuk merayuku."   Hiny terisak dengan keras. "Apa ini karena peri itu? Anda menerima lalu mencampakkan saya demi mendapatkan sesuatu di ruang gulungan penyihir?" tanya Hiny, "a-apa anda kesini karena memiliki sebuah tujuan?"   Drew sudah tidak tahan lagi. "Lord ini tidak perlu menjelaskan alasanku," jawab Drew. Dia segera berjalan meninggal Hiny yang terus menggelengkan kepalanya, gadis itu seolah tidak ingin menerima kenyataan yang ada.   Drew tidak merasa harus memberikan penjelasan pada bawahan seperti Hiny alasan sebenarnya ia menerima semua pendekatan Hiny. Drew sebenarnya ingin menemukan mantra agar Britney bisa beradaptasi dengan lingkungan dan energi dunia bayangan. Drew tidak ingin Britney menjadi lemas karena energi tubuhnya berbenturan dengan energi negeri bayangan. Bagaimanapun ia ingin hidup bersama dengan Britney selamanya. Jadi Drew ingin tubuh Britney kebal dengan aura energi negeri bayangan.   Untuk itu Drew harus mengabaikan Britney untuk sementara agar Hiny tidak menyembunyikan perkamen berisi sihir kuno itu. Dan akhirnya setelah tujuh hari mencari---Drew menemukan keberadaan perkamen kuno itu.   Jadi tidak ada alasan Drew tinggal di wilayah penyihir terutama karena terdapat wanita yang terus-menerus memamerkan tubuhnya seperti para jalang di club. Itu menjijikkan.   "Yang mulia jangan pergi, Yang Mulia!" teriakan Hiny menggema ke seluruh istana. Namun Drew tanpa menoleh kembali melanjutkan langkahnya agar segera sampai di villa tempat Britney berada. Rasanya hatinya sudah tidak mampu menahan kerinduan pada peri kecilnya itu.   Mungkin dia harus meminta maaf karena mengabaikan dirinya selama seminggu namun ia yakin Britney mengerti dan keadaan akan baik-baik saja setelah Britney tau jika tujuannya berada di wilayah penyihir adalah untuk dirinya.   Sambil membawa gulungan perkamen Drew melesat menuju dunia manusia. Sudut bibirnya tertarik ke atas. Dia sudah bisa membayangkan perasaan bahagia Britney saat menyambut kedatangan nya.   "Britney, aku kembali... " lirih Drew.   Tidak lama kemudian Drew sampai di villa tempat selama ini Britney dan dirinya tinggal. Hatinya sangat gembira seolah ia mampu memaafkan seluruh pendosa di dunia. Agak sedikit berlari, Drew menuju kamar Britney. Rasanya tidak sabar bertemu gadis musim seminya itu.   Akan tetapi suara asing menyambutnya ketika berada di depan pintu kamar Britney. Drew merasa penasaran dan diam-diam mendengarkan perbincangan yang terjadi di ruang Britney.   "Kami terlambat, sayap Britney telah terpotong. Ada darah dari bekas tempatnya di tawan. Hiks hiks."   "Apa!? Lalu bagaimana keadaan nona Britney?"   "Dia tidak berada di kastil itu, hanya jejak aroma tubuhnya yang tertinggal saat kami tiba di sana, kami juga berusaha mencari di sekitar kastil vampire itu tapi tidak berhasil menemukan keberadaan Britney. Jadi tuan Daniel menyuruh kami kembali ke dunia peri. "   "Jadi ini sebab Kobby menculik Britney. Sejak awal dia adalah anak buah Furge... Maaf telah merepotkanmu nona Peri."   "Tidak, Britney adalah sahabatku. Sekarang aku harus kembali ke dunia peri karena kami tidak diijinkan turut campur dengan masalah dunia bawah."   Suara lembut seorang gadis terdengar bersama dengan suara Louis dan Adrian. Sayangnya semua isi perbincangan itu sangat buruk.   Brak!   Aura mengerikan yang keluar dari Drew membuat ketiga orang di kamar Britney menggigil. Terutama Irene yang tidak biasa merasakan aura negatif makhluk bawah. Dia mati-matian agar tidak pingsan.   "Apa maksud pembicaraan kalian? Dimana Britney?" tanya Drew.   Drew melihat mereka bertiga dengan intens. Alisnya sedikit mengkerut saat melihat kondisi Adrian yang terluka parah.   Adrian mendengus sinis. "Akhirnya yang mulia datang kembali, apakah anda sudah puas bersenang-senang dengan penyihir itu, My lord?" tanya Adrian sakartis.   Kemarahan Drew hampir meledak. Dia tidak punya waktu untuk menanggapi sindiran Adrian. "Tutup mulutmu...Sekali lagi aku bertanya, dimana Britney!? "   "Jadi Lord yang agung ini sekarang perduli dengan peri malang itu? Ck ck sayangnya terlambat. Dia sudah tewas," jawab Adrian.   Emosi Drew mulai memengaruhi atmosfer di villa wilayah ini.Awan hitam yang diiringi petir terdengar Bertalu-talu. "Hentikan segala omong kosong mu Adrian, jangan buat aku membunuhmu sekarang, " ancam Drew.   "Ahaha... Jadi apa Lord yang agung, aku hanya mati sekalikan? Sedangkan anda akan mati berkali-kali setelah mengetahui apa yang terjadi pada Britney!" teriak Adrian.   Adrian tidak gentar sedikitpun dengan Drew. Dia muak dengan pria yang datang tanpa merasa bersalah setelah segala yang ia lakukan.   Memuakkan!   "Baiklah My lord yang agung, Nona Britney telah diculik oleh Kobby untuk membangkitkan bayi vampir. Sayapnya telah dipotong karena terdapat energi kehidupan yang mereka butuhkan, " jawab Adrian.   Deg.   Drew merasa sebuah pisau menikam hatinya dengan kejam.   "Nona Britney pasti kesakitan karena sayapnya dipotong, dia pasti menjerit kesakitan dan menyebut nama anda agar datang menolongnya, ahahaha tapi apa? "Adrian mengusap wajahnya.   "Anda mengabaikan dirinya karena tengah bersenang-senang menikmati tarian penyihir itu, '' cerca Adrian.   "Kenapa kalian tidak mengirimkan pesan jika-" Drew mendadak tidak dapat melanjutkan ucapannya karena teringat penolakan yang terus menerus ia lakukan.   "Tidak!"   ''Ini tidak mungkin terjadi! "   Drew menjerit karena teringat jika dia sendiri yang menolak pesan Adrian. Jiwanya seakan remuk saat tau segalanya. Andaikan ia tidak menolak pesan itu Britney pasti masih berada di sini dan tersenyum menyambutnya.   "Britney!"   Irine terdiam melihat pria yang hancur didepannya. Begitu pula Louis, tapi dirinya masih membenci Drew karena menjadi b******n.   "Britney dimana kalian mencarinya?!" Drew sudah kehilangan akal sehatnya, ia bertekad membunuh semua vampir yang terlibat dengan penderitaan Britney.   "Kastil itu terletak di hutan wilayah barat London." Irene yang menatap iba Drew menjawab pertanyaan pria itu. Kemudian ia menghilang dan kembali menuju dunia peri.   >   Di desa yang menjadi wilayah negara Kesatuan London. Sekumpulan vampire yang menyerupai lebah telah mengubah langit biru menjadi gelap. Mereka membutuhkan darah di hari pertamanya lahir. Jadi Furge memerintahkan mereka mencari makanannya di sebuah desa terpencil. Warga desa yang menyaksikan langit yang tiba-tiba gelap keluar dari rumah untuk melihat langit. Tidak pernah ada fenomena alam seperti ini sebelumnya.   Akan tetapi, mereka langsung diserang oleh makhluk mirip kelelawar raksasa yang menyedot darah mereka. Teriakan dan bunyi jeritan minta tolong terdengar memilukan di desa itu. Para vampir yang baru lahir itu menyedot habis darah warga di sana dan memporak-porandakan kehidupan damai desa yang indah. Tidak ada satupun makhluk hidup yang lolos di desa itu.   Setelah satu jam desa tersebut menjadi wilayah mati dan mengerikan. Mayat kering tergeletak di sana sini. Meninggalkan pemandangan mengerikan di desa yang dulu damai.   Setelah menyerang desa tersebut mereka kembali ke kastil dan menunggu perintah selanjutnya.   Furge sangat senang dengan keberhasilan prajurit kecilnya yang mampu menghancurkan desa dalam waktu satu jam.   "Bersiaplah para bayiku! Sekarang kita akan menyerang negeri kegelapan. Ha ha ha ha."   "Kobby, kumpulkan para vampir mutan dan juga berdarah campuran. Kita siap mengambil alih Shadow world. "   "Baik. "   Kobby pun menghilang. Dia segera pergi ke pasukan vampir untuk menyampaikan pesan Furge.   "Apa kau senang, Maria?" tanya Furge pada wanita yang menyeringai lebar di singgasana. "   "Aku belum pernah merasa sebahagia ini, Suamiku. Akhirnya datang juga kesempatan untuk mencabik-cabik darah kotor itu! "   "Tentu saja, kau boleh melakukan apapun yang kau inginkan, Maria. "   Suara tawapun terdengar menggema dan kembali mengusik keheningan di hutan tempat kedua vampir itu tinggal.   Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD