Gara-gara Air s**u Seza

1140 Words
Sudah sekitar sebulan Altha melakukan pendekatan pada Seza. Ya gampang-gampang susah lah. Apa lagi Seza punya bodyguard yang senantiasa ikut bersamanya ke mana aja. Aqila, teman rasa bodyguard Seza yang selalu tak pernah akur jika bertemu Danu. Kadang Altha jadi pusing sendiri. Niatnya ingin deketin Seza, eh taunya kacau karena Danu dan Aqila yang ujung-ujungnya bertengkar juga. "Uhukk uhukk uhukk ...," "Eh, bentar aku tuangin minum." Altha langsung menuangkan minum ke gelas dan memberikannya pada Seza. "Ini diminum dulu." Altha membantu Seza minum. "Kenapa bisa kesedak sih? pelan-pelan aja makannya, gak gue minta kok," tegur Altha khawatir. "Kesedak ya kesedak aja. Ya kali gue takut diminta sama elo," bantah Seza tak suka. "Lain kali hati-hati kalau makan, nanti kesedak sakit tenggorokannya," ujar Altha mengingatkan. Seza mengangguk mengiyakan. "Eh, gue mau beli s**u dulu ya. Pedes juga nih mie." Baru saja Seza ingin berdiri membeli s**u, tapi Altha kembali menarik tangan Seza sampai terduduk. "Uda gue aja. Lo tunggu di sini aja." Altha langsung pergi membeli s**u untuk Seza. "Bagus, cowok yang peka. Cocok banget buat gue yang manja," gumam Seza pelan. Tak berapa lama Altha kembali dengan dua botol s**u yang ada di tangannya. "Nih susunya. Buruan diminum." Altha memberikan satu botol s**u pada Seza. "Makasih," ucap Seza dengan senyum manisnya. "Manisnya senyum lo, gak bosen-bosen gue walaupun tiap hari liatnya." Altha mulai kumat gombalnya. "Buaya lagi beraksi nihh," sindir Seza. "Bukan buaya, tapi lelaki yang mencintai mu," bantah Altha senyam-senyum. Seza langsung terkekeh kecil. "Sa ae lu tong," balasnya. "Nanti malam bisa keluar? gue jemput ya." Seza menaikkan sebelah alisnya. "Tumben lo ajak gue jalan. Ada apa nih? ada hajatan di rumah lo?" tanya Seza sedikit bercanda. 'Iya, hajatan karena uda dapat jodoh," jawab Altha mengiyakan. "Jodoh? siapa? lo dijodohin?" tanya Seza serius. "Enggak, gue gak dijodohin, tapi gue uda nemuin jodoh gue." "Siapa?" tanya Seza penasaran. "Seorang wanita cantik yang saat ini sedang duduk di hadapan gue." Pipi Seza bersemu merah, Altha memang paling jago membuat jantungnya berdegup kencang. "Aahh! apaan sih? uda dehh jangan gombal terus, ngefly gue nanti." Seza memanyunkan bibirnya. "Ga apa-apa, gue siap tanggung jawab lahir dan batin kok," sahut Altha cepat. Seza diam, bicara dengan Altha hanya membuat jantungnya jedag-jedug tak karuan saja. "Gimana? mau gak nanti malam gue jemput," tanya Altha ulang. Seza diam dan tampak berpikir sejenak. Lalu kemudian dia langsung mengangguk setuju. "Oke, gue mau," jawabnya singkat. Alta tersenyum sumringah. "Ya Allah, akhirnya jalan sama pujaan hati. Serasa diterima ngedate sama bidadari gue." Seza terkekeh kecil. Hal-hal kecil seperti ini yang justru membuat Seza nyaman ada di dekat Altha. "Fandra," panggil Seza pelan. Altha yang sedang menyedot s**u dari pipet langsung menatap Seza. "Heem?" jawab Altha berdeham. "Kamu lucu, aku suka." Setelah mengatakan itu Seza langsung senyum menahan malu. "Uhukk uhukk!!!" Altha langsung kesedak s**u, dia benar-benar terkejut mendengar ucapan Seza barusan. "Sumpah, sampe mau ketelen pipet gue sangking terkejutnya denger ucapan lo barusan," ungkap Altha histeris. "Gila, tadi malam gue mimpi apaan sih?" tanya Altha pada dirinya sendiri. "Kayaknya gue lagi beruntung banget deh hari ini. Bidadari yang gue idam-idamkan bilang gue lucu, astagaaa ... bahagianya bukan maen gue ini," ungkap Altha sedikit berlebihan. "Meskipun gue ngerasa gue ini ganteng, bukan ucul kayak badut, tapi gue tetep seneng kok kalau lo yang bilang." Altha tersenyum malu-malu, sok jaga image di depan Seza. Setelah tersenyum malu-malu, Altha langsung mengedipkan sebelah matanya. "Idihhh!! kelilipan mata lo?" tanya Seza geli. Altha tak menjawab apa-apa. Badannya tegak, kedua tangannya dia letakkan di atas paha sambil dimain-mainkan olehnya. Tak lupa senyum dan kedipan-kedipan genit yang Altha tunjukkan pada Seza. Seza terkekeh geli. "Gue timpuk make s**u nih ya." "Bwolehhh, bolehh bangett. s**u hangat-hangat buat penyemangat kan?" balas Altha genit. "Iihh gila, kok melambai sih? ilfil deh gue." Seza bergidik ngerih melihat tingkah aneh Altha. Bukannya merubah sikap, Altha malah masih tetap senyam senyum sambil mengedipkan mata pada Seza. Kali ini ditambah lambaian tangan manja. Plukkk!! "Awww!!" pekik Altha kesakitan saat Seza melempar wajahnya dengan s**u kotak. "Hahaha rasain lo. Jijik gue liatnya. Pen muntah." Seza langsung berdiri dan pergi meninggalkan Altha sendiri. "Eh-eh Seza!!! Seza!! mau ke mana?!! tungguin gue!! Seza!!" teriak Altha memanggil Seza. Satu kantin kampus langsung menatap horor pada Altha. Apa lagi ditambah melihat wajah Altha yang basah akan percikan s**u, mereka semakin menatap Altha ngerih-ngerih geli. "Apaan lo pada liatin gue, hah?" tegur Altha menantang. "Ini air s**u! bukan kotoran sapi. Biasa aja kale!" sambung Altha tak suka. Semua orang semakin menatap horor pada Altha. Altha mengedikkan bahunya bingung. "Ah aahh gila. Perasaan gak ada yang salah dah sama gue. Ngapai juga coba natap gue horor gitu, aneh," gerutu Altha pelan. "Altha!!" panggil Danu yang baru saja datang menghampirinya. Altha menoleh ke arah Danu. Moodnya sedang tidak bagus. "Apaan?" tanyanya galak. "Gile, galak amat bang, uda kayak anjing tetangga aja." Danu duduk di depan Altha. "Lahh ngapa muka lo ada percikan-percikan putihnya gitu? malah banyak lagi," tanya Danu penasaran. "Iya, cipratan air susunya Seza tadi," jawab Altha santai. Lalu dia langsung membersihkan wajahnya perlahan. "Apa?!!! susunya Seza?!!!" teriak Danu shock. Sampai-sampai semua orang melihat ke arah mereka. "Lo abis ngapain sama Seza? kenapa air susunya Seza bisa ada di muka lo?!" tanya Danu histeris dengan mata melotot. "Gak ada sih, gue tadi godain Seza aja," jawab Altha singkat. Mata Danu semakin melotot lebar. Dia menelan ludahnya dengan susah payah. "Demi apa lo, Altha? cuma karena lo godain Seza lo langsung dapat s**u? Gila!! enak gak? gimana-gimana? ini first kan buat lo? ini yang pertama kalinya lo dikasih s**u sama cewek kan? amazing!! gila sih ini!! gak nyangka gue lo bakalan segercep ini." Danu bicara sangat kuat sangking shocknya. Sampai-sampai Danu juga tidak sadar kalau saat ini mereka sedang menjadi pusat perhatian seisi kantin. Mata Altha membelalak lebar. Dia baru ngeh kalau otak Danu menyeleweng ke negatif thinking. Brakk!! Altha langsung menggebrak meja kuat dan langsung berdiri. "Wahhh!! apa-apaan lo?! lo pikir gue cowok apaan? lo pikir Seza cewek apaan?" bentak Altha tak terima. "Gue tadi di lempar s**u kotak sama Seza. Jangan ngeres deh otak lo!" jelas Altha kesal. Seisi kantin yang sedang tegang langsung menghela nafas lega serta mengelus d**a. Altha langsung memperhatikan seisi kantin. "Guys, sorry ya. Otak temen gue memang kotor banget, negatif terus, gak pernah positif. Tadi gue dilempar s**u kotak sama Seza, gak yang aneh-aneh kok. Nih, otak dia aja yang nyernanya negatif." Altha menunjuk tepat di depan wajah Danu. "Weyy, apaan? kok gue sih?! lo aja yang ngomongnya ambigu!" protes Danu tak terima disalahkan. "Ya lo aja yang otaknya negatif. Gara-gara air s**u kotaknya Seza sekampus otaknya traveling ke mana-mana. Itu mah karena elo, elo yang bawa awalan negatif!" Altha menyalahkan Danu. Lalu dia langsung pergi meninggalkan Danu sendirian. Danu mengerutkan dahinya bingung. "Ihh apaan? kok gue sih? gila. Dia yang ambigu, malah gue yang disalahin. Dasar bucin oon!" gerutu Danu tak terima disalahkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD