Gagal Maning

1186 Words
"Seza," Seza diam, dia masih menatap ke depan sambil senyum-senyum tak karuan. "Seza," panggil Aqila sekali lagi. Tapi Seza masih tetap tak menyahut, bahkan dia belum sadar jika sedang dipanggil Aqila. Aqila menggeram kesal. Brakk!! Aqila menggebrak meja kantin kuat sampai-sampai Seza terlonjak kaget. Bukan hanya Seza saja, tapi semua orang yang ada di kantin juga sama terkejutnya. "Kenapa sih, lo? lagi pms ya, lo?" tanya Seza merasa tak bersalah. Aqila mendengus kesal. "Emang dasar ya, lo! dari tadi gue manggilin lo, dari tadi gue ngajak lo ngobrol, tapi lo malah bengong senyam-senyum sambil liatin itu laki-laki. Maksud lo apaan sih?" bentak Aqila berapi-api. Seza menaikkan sebelah alisnya, menatap aneh ke arah Aqila. "Gila," ujarnya kemudian. Seza berdiri, dia langsung pergi meninggalkan Aqila sendiri. Aqila yang melihat Seza pergi langsung shock bukan main, dia langsung berlari mengejar Seza dengan sumpah serapah yang terlontar indah di mulutnya. "Anjir!! Seza memang pengen dibantai kayaknya. Ngeselin banget, pengen nabok jadinya gue." Aqila terus berlari mengejar Seza yang sudah berada jauh di depannya. Sedangkan Altha, melihat Seza beranjak pergi, dirinya juga tak mau ketinggalan. Altha langsung berlari mengejar Seza. "Hey!!" panggil Altha dari jarak beberapa meter. Seza berhenti, dia menatap bingung pada Altha. "Jangan lari, nanti jatuh. Bidadari gak cocok jatuh di lantai. Cocoknya jatuh di hati aku." Ujar Altha dengan senyum manisnya. Seza langsung menunduk malu, pipinya merah seperti tomat. Jantungnya berdegup kencang saat melihat Altha jalan mendekatinya. "Mau ke mana? ayo gue antar." Tawar Altha dengan suka hati. Seza yang sejak tadi menunduk malu-malu hanya bisa menjawab dengan pelan. "Gak usah, gu-gue bisa sendiri kok," cicitnya pelan. "Sayangnya gue gak nerima penolakan." Altha langsung menarik tangan Seza supaya ikut berjalan dengannya. "Ayo," ajaknya singkat. Jantung Seza semakin berdegup kencang, ribuan kupu-kupu seakan terbang bebas di perutnya. Ada rasa yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata saat Seza berada di dekat Altha. "Woy!!! jangan pegang-pegang!! bukan muhrim!" Tiba-tiba Aqila datang dan langsung merusak momen. Aqila menghempaskan tangan Altha jauh-jauh dari Seza. "Lo pikir Seza apaan? bocah? gak perlu deh kayaknya jalan pegang-pegang tangan. Seza gak buta ya, asal lo tau!" ketus Aqila dengan mata melotot. Altha langsung menelan ludah, ternyata bodyguard Seza galaknya bukan main. Sementara Seza, dia mendefinisikan kesal. Aqila memang benar-benar mengesalkan, hanya bisa merusak momen saja. "Sorry, gue keterusan. Tangannya nih salahin, terlalu excited, maklum lah, gak pernah gandeng cewek lain selain Seza." Altha tersenyum lebar, berusaha mencairkan keadaan. "Cuihh! buaya!" sahut Aqila langsung. "Heh jomblo karatan!! perempuan jadi-jadian! kenapa sih heboh banget jadi jomblo?! kalau mereka saling suka emang kenapa? masalah buat lo? sana pergi!! ganggu orang PDKT aja lo!" Aqila, Seza dan Altha langsung melihat ke arah sumber suara. Ya, Danu, siapa lagi lelaki yang bermulut pedas selain Danu? Aqila langsung melayangkan tatapan permusuhan pada Danu. Aura-aura hitam sudah mulai terpancar dari balik tubuh Aqila. Danu tersenyum miring dengan sebelah alis yang dinaikkan sambil menatap Aqila, "Ck, jomblo karatan. Cewek jadi-jadian. Kepo banget sama urusan orang. Uda sana balik ke kebon bintang, uda dicariin noh sama wisatawan." Ucapnya tanpa rasa takut. Aqila mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Wajahnya sudah memerah, dadanya naik turun menahan emosi. "Ngapain lo liatin gue gitu? terkesima sama gue?" tanya Danu dengan sangat percaya diri. "Gue tau kok ganteng, gak perlu segitunya juga sih liatin gue. Entar yang ada lo jatuh cinta lagi sama gu-" Bughh!!! Seza dan Altha langsung melotot tak percaya. "Awshh!! sakit anjir!!" bentak Danu sambil memegang pipinya yang sudah jadi sasaran empuk bogeman Aqila. "Heh banci!! mulut lemes!! potong aja itu punya lo yang di bawah!! kasih sama yang membutuhkan!! atau kalau sangking gak bergunanya, kasi aja sama Helly yang di jalan-jalan itu. Dasar gak guna!! banci!" maki Aqila naik darah. Danu menatap tajam ke arah Aqila. Bukan hanya karena sakit yang didapatnya dari Aqila saja, tapi karena mulut Aqila yang pedas itu membuat Danu rasanya ingin membalas Aqila. "Maksud lo apa, hah?" tanya Danu dengan tatapan tajamnya. Danu maju beberapa langkah mendekati Aqila. Matanya menatap fokus pada manik mata Aqila. "Maju banget tangan sama mulut lo itu. Lo pikir gue takut sama lo, hah?" tanya Danu lagi. "Kalau gue mau, mulut lo itu bisa gue sobek-sobek sekarang juga!" lanjut Danu dengan suara tinggi. Seza bergidik ngerih, melihat Danu dan Aqila seperti melihat orang tawuran. "Lo takut?" tanya Altha pada Seza. "Malas aja liat beginian," jawab Seza singkat. "Yaudah, ayo kita pergi. Biarin aja mereka bertengkar di sini, palingan juga jadi tontonan. Yukk." Altha menarik tangan Seza, membawa Seza pergi meninggalkan Danu dan Aqila yang ingin berperang. "Gue yakin, si Danu pasti bakalan kalah sama Aqila. Secara, Aqila si jagoan dilawan, pelatih karate tuh. Bukan kaleng-kaleng," ujat Seza dengan sedikit rasa bangga. Altha langsung melihat ke arah Seza. "What? pelatih karate?" tanya Altha terkejut. "Iya. Itu sebabnya gue gak khawatir kalau dia kenapa-kenapa ngelawan Danu," balas Seza santai. Altha menelan ludah. "Kayaknya lo deh yang bakalan babak belur. Nasib lo deh, Danu. Sorry gue gak bisa bantu." Gumam Altha pelan, sangat pelan. "Apa? kenapa? lo ngomong apa?" tanya Seza yang mendengar samar-samar ucapan Altha. Altha geleng-geleng kepala. "Enggak, gak apa-apa. Gue gak ngomong apa-apa kok," jawabnya mengelak. Hening. Suasana hening, tak ada lagi pembicara Altha dan Seza sepanjang perjalanan menuju kelas Seza. "Btw, lo belum punya pacar kan? beneran jomblo kan?" tanya Altha tiba-tiba. Seza menaikkan sebelah alisnya. "Memangnya kenapa?" tanyanya bingung. "Ya gue mau mastiin aja, kalau jodoh gue bakalan berada di orang yang tepat. Yaitu gue, bukan orang lain." Jawab Altha enteng namun penuh keseriusan. Seza tertawa canggung. "Hahaa ... apaan sih. Gombal mulu." "Gue gak gombal, Seza. Apa yang gue katakan ini ya ungkapan isi hati gue yang sebenarnya. Gue jatuh cinta sama lo sejak pertama kali kita bertemu." Altha tersenyum manis, berusaha meluluhkan hati Seza. "Fandra," panggil Seza. Altha berhenti, lalu dia menatap lekat wajah Seza. Sepertinya hati Seza mulai terbuka untuknya. Kentara dengan panggilan lembut nan indah dari mulut Seza. "I-iya?" jawab Altha deg-degan. Seza tersenyum manis. Sangat manis. "Bokap lo suka reptil ya?" tanya Seza tiba-tiba. Altha mengerutkan dahinya bingung. Dia diam sejenak. "Oooh, mau gombal nih kayaknya. Ck, cepat banget respon cintanya. Awww ... tar lagi gak jomblo dong gue." Teriak Altha kegirangan dalam hati. Altha tersenyum malu-malu. "Eumm ... i-iya. Kok kamu tau sih?" tanyanya malu-malu. Seza tersenyum lebar, lalu dia menjawab. "Pantes aja anaknya buaya!" Lalu setelah menjawab, Seza langsung pergi meninggalkan Altha sendiri. Altha diam mematung. Dia hanya bisa memandang penuh kecewa atas kepergian Seza. Seza benar-benar tidak bisa ditebak. "Anjir, gagal lagi nih gue ceritanya?" tanya Altha pada dirinya sendiri. "Ck, miris banget sih gue." Altha menghela nafasnya pasrah. "Aaaaa!!! Seza!!!!! lo bakalan jadi pacar gue secepatnya!! secepatnya!!" teriak Altha frustasi. Dia tak peduli jika orang-orang di sekitarnya menganggap dirinya gila karena teriak-teriak. "Huuhh!! gagal maning gagal maning." Altha langsung beranjak pergi dari tempat itu. ***** Heyy heyy heyy ... Hallo everybody ? Kembali lagi dengan author di Mantan Jadi Manten. Apa kabar kalian? baik dong yahh. Mantan Jadi Manten bakalan nemenin kalian tiap hari lohh ... So, jangan lupa di tap love ya, dan jangan lupa follow akun author supaya kalian bisa tau kalau author update novel baru. Sekian dan terimakasih ? Salam sayang ❤️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD