Drajat menatap cucu perempuannya dengan mata memerah dan napas memburu penuh amarah. "Kamu berkata kamu membenci saya kan?" ucap Drajat, mengulangi ucapan Sierra tadi. "Iya! Aku sangat membenci Kakek! Hidupku ... mimpiku ... semuanya hancur karena Kakek!" ucap Sierra lantang, tak ada keraguan di kedua matanya. "Baiklah." Ucapan Drajat membuat semua orang di ruangan itu menatapnya, menunggu apa yang akan dia ucapkan selanjutnya. "Mulai sekarang saya tidak akan menganggap kamu sebagai bagian dari keluarga Permana lagi. Silakan lepas nama Permana dari belakang namamu dan jangan menikmati fasilitas apapun dari keluarga yang kamu benci ini!" putus Drajat dingin. Mata Sierra membulat terkejut sekaligus bertambah marah. Ia mengepalkan tangannya erat. "KAKEK TIDAK BISA MELAKUKAN INI PADA

