Teka teki

1898 Words
Ria berdoa agar guru cepat datang, supaya keributan di kelas ini segera berakhir, tak lama guru dengan postur yang gemuk datang menghampiri mereka, gebrakan keras guru tersebut ke meja, membuat semua siswa terkejut dan kembali ke tempat duduknya masing-masing. “Kenapa kalian bergerombol seperti tadi?” tanya guru tersebut dengan memegang tongkat papan tulis Melihat semua murid tertunduk diam, guru langsung memukulkan tongkat yang ia pegang ke meja hingga membuat Ria jantungan. “Gila nih guru, bikin orang jantungan saja,” batin Ria “Cepat jawab!” ujar guru tersebut Ria mengangkat tangannya, “Maaf bu, tadi juga kita belajar kok bu, kita berkumpul tadi, ya karena main teka-teki pelajaran ibu. Masa punya murid rajin dimarahi si bu,” Guru tersebut menurunkan tongkat kayunya, ia mulai duduk di kursi guru, semua mata menatap lega ke arah Ria. “Baik, kita mulai pelajaran hari ini, karena kalian tadi main teka-teki, sekarang kita lanjutkan saja permainan tadi,” ucapan guru tersebut sontak membuat semua murid ketakutan, tapi tidak dengan Ria dan Rio “Ada hadiahnya nggak bu?” tanya salah satu murid “Tentu, siapa yang berhasil, ia akan mendapatkan makanan gratis, nanti ibu akan ambil di kantin sebagai bukti.” Jawabnya dengan berjalan menuju kantin untuk membawakan beberapa makanan cepat saji dan camilan sebagai hadiahnya . Setelah mendengar makanan, semua murid semakin semangat untuk mengikuti teka-teki yang guru berikan, terlebih setelah mereka melihat banyak makanan di depannya, begitu pun dengan Ria yang dari tadi merasa lapar. Guru tersebut pun memberikan aba-aba bahwa pertanyaan akan segera dimulai. Semua siswa duduk tegak, karena tak sabar untuk menjawabnya. “Baik, siapa tokoh yang pertama kali mengenalkan logika?” tanya guru dengan mengelilingi kelas Ria yang sudah terbayang akan jawabannya, ia langsung menunjukkan tangan, “Aristoteles” Guru mengagukkan kepalanya, dengan hati yang senang Ria langsung mengambil Roti di depan kelas. Guru memulai pertanyaan kedua, karena tak ada yang berhasil menjawab, Ria kembali menunjukkan telunjuk tangannya. Ia kembali mengambil makanan yang bisa menghilangkan rasa laparnya. Pertanyaan ketika, semua murid menyerah, lagi-lagi Ria menjawab dengan benar, ia mengambil cemilan untuk ia lemparkan ke arah Rio. Pertanyaan ke empat, Ria didahului salah satu cowok di belakang. Kemenangannya mampu mengunggah semangat yang lainnya. Kali ini, Ria membiarkan teman-temannya yang menjawab. Makanan yang mulai habis di depan, membuat guru tersenyum lebar dan memuji kelas Ria. Guru tersebut memberikan sisa waktunya yang masih satu jam untuk jam kosong. Semua murid pun bersorak ria. Mereka saling memuji satu sama lain. Ria sendiri tak menyangka, jika teman-temannya juga pintar. Ria memanfaatkan jam kosongnya di perpustakaan, untuk membaca sebuah novel disana. Ketika mau menarik buku yang ia suka, ia merasa bukunya tertahan dari arah yang berlawanan dengannya, Ria yang penasaran dengan orang yang membuatnya kesal, ia menghampiri orang tersebut, betapa terkejutnya ia menemukan mantannya di sana, “Kamu ngapain di sini?” Rendi terlihat kebingungan dengan ucapan Ria, “Maaf, apa kita pernah ketemu? Anda siapa ya?” Ria menepuk dahinya, ia lupa akan penampilannya yang sekarang, Ria meminta maaf dan merebut buku itu kembali, ia segera berlari ke tempat belajar di pojok dekat jendela. Rendi melihat Ria dengan kebingungan, menurutnya, ia tidak pernah ketemu dengan gadis yang mempunyai tompel segede kuku tangannya. Rendi menarik nafasnya dan melupakan kejadian tadi, ia mencari-cari buku lain. Rio yang melihat Ria sedang membaca, ia langsung menghampiri Ria dengan buku novel yang ia bawa. Mereka saling sibuk dengan buku masing-masing. Melihat Rendi berjalan melewatinya, matanya seakan ingin terus fokus ke arah Rendi. Ria penasaran akan kehadirannya di sekolah ini, terlebih Rendi memakai seragam yang sama dengan Ria. Melihat mata Ria yang selalu memperhatikan cowok di belakangnya, Rio mengagetkan Ria dan meledek nya. “Cie, loh suka ya sama cowok itu.” Tunjuk Rio ke arah Rendi Ria memukul tangan Rio pelan, “Apaan si kamu.” Ria melanjutkan membaca novel di depannya, dengan menghiraukan Rio. Bunyi notifikasi di HP Ria berbunyi, ia segera membuka isi HP-nya. Dimana ia mendapatkan pesan dari Rendi. “Ria, kata ayah kamu, kamu pindah di sekolah Tunas Bangsa, kok tadi aku keliling sekolah tak menemukan keberadaan kamu sih,” isi pesan tersebut Ria memutar bola matanya, hatinya berkata, “Yang loh cari tuh di belakang kamu peak.” “Kamu ngapain ke sini sih Ren?” tanya Ria “Aku disuruh oleh ayah kamu buat jaga in loh di sini, eh loh malah gak ada,” balas chat Rio “Ayah pasti khawatir deh dengan aku berpenampilan seperti ini, tapi kenapa Rendi nggak kenal in aku ya? Apa ayah belum cerita dengan dia?” batin Ria Ria meminta Rio untuk membelikannya minum karena haus, yang awalnya menolak, dengan akting Ria, Rio merasa kasihan dan pergi ke kantin untuk membelikan Ria air dingin. Melihat Rio yang sudah keluar dari Perpustakaan, Ria langsung menarik tangan Rendi di antara kedua lemari buku. “Mbak kenapa sih? Ada masalah apa gitu sama aku? Tadi mbak sok kenal, sekarang narik-narik tangan orang,” ujar Rendi Ria melepaskan kacamata dan tompel di wajahnya, Rendi terkejut jika gadis di depannya adalah Ria, “Kamu ngapain pakai kayak gitu?” “Hus,” Ria meletakkan telunjuknya di mulut Rendi Ria mulai menceritakan niat awalnya ia pindah kesini, Rendi yang mengerti akan Ria, ia membantu Ria untuk menyembunyikan identitasnya disekolah ini. Mendengar Rio memanggil nama Ria, Ria segera menempel kembali tompel dan kacamata miliknya. Melihat Rio berjalan ke arah mereka, Rendi langsung memalingkan pandangan Rio, Ria memutar di lemari belakang, belakang tubuh Rio. “Rio, mana minuman ku?” ujar Ria Rio berbalik badan dan memberikan botol minuman ke Ria, Ria pun mengajak Rio duduk ke bangku awal. Mereka kembali berada di keheningan, semua terdiam karena saling fokus dengan novel mereka masing-masing. “Kring...” suara Bel masuk berbunyi Ria mengajak Rio kembali ke kelas. Tak lama di kelas, wali murid kelas Ria masuk, ia memperkenalkan murid baru, dia tak lain adalah Rendi. Begitu Rendi masuk kelas, semua siswi tergila-gila akan ketampanan dari Rendi. “Kenapa Rendi ditaruh di kelas ini sih, disini kan banyak cewek yang gatal,” batin Ria Selesai Rendi memperkenalkan dirinya, ia duduk di samping bangku Ria dan Rio. Cewek di depan Rendi mulai melihat ke belakang, mereka menanyakan nomor whatapps Rendi. Rendi melirik Ria dan mengedipkan matanya. Rendi mulai memberikan nomor kepada cewek di depannya, melihat hal itu, Ria kesal akan Rendi. Walau mantan, mereka masih dekat bahkan masih mencintai satu sama lain. “Hih, dasar buaya nggak tahu diri ya tu anak.” Batin Ria Rendi pun tersenyum dengan puas, pasalnya Ria melihat dirinya dengan wajah yang begitu masam. “Ria kalau cemburu lucu deh.” Tak lama guru pun mulai mengajar mapel pelajaran PPKn. Semua siswa pun mendengarkan penjelasan guru tersebut dengan saksama, begitu pun dengan Ria dan juga Rendi. Tak jarang guru memberikan mereka sebuah pertanyaan, jika tidak bisa menjawab maka guru yang ada di depan akan menghukum mereka sebagai ganti karena tidak bisa menjawab. Kini, Ria mulai melirik Rendi. Dimana mereka saling saingan untuk menjawab pertanyaan dengan benar. Rendi pun mulai melirik Ria dengan memberikan sebuah senyuman. Dan guru pun mulai melontarkan sebuah pertanyaan kepada mereka semua. Jika tidak bisa maka guru yang ada di depan akan langsung memanggil mereka semua untuk di hukum. "Hust, heh Ria." bisik Rendi pelan Mendengar hal itu, kini Ria pun langsung menoleh ke arah Rendi dan mengangkat kedua alisnya, "Ada apaan sih manggil-manggil?" "Yakin bisa lawan aku?" tanya Rendi dengan penuh percaya diri Ria pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, " Bagaimana aku tidak yakin coba? emang kamu sepintar itu kah?" Rendi pun menggelengkan kepala, dimana dirinya kini mulai tambah semangat setelah mendengarkan ucapan dari Ria tersebut. Kini guru pun langsung mulai pertanyaan, "Baiklah anak-anak, sekarang ibu mau tanya kepada kalian semua. Negara kita merupakan negara hukum. Lalu, apakah hukum yang ada di negara kita sesuai dengan apa yang telah diharapkan?" Kini Rendi pun langsung mengangkat tangannya, "Tidak bu, meskipun negara kita adalah negara hukum. Namun, kenyataanya bukannya demikian." Guru yang ada di depan pun mulai menanyakan kembali alasan dari apa yang telah menjadi jawaban dari Rendi tersebut. "Kenapa saya bisa menyimpulkan seperti itu? karena sudah banyak sekali kasus yang saya lihat, tidak pernah menggambarkan hukum yang sebagaimana. Di negara ini hukum masih tergolong lemah bu, karena di pegang oleh orang-orang yang berkuasa." Guru yang ada di depan pun mulai menganggukkan kepalanya dan dirinya mulai melanjutkan pertanyaan lainnya. Ria yang tak mau kalah dengan Rendi pun langsung menjawab setiap pertanyaan yang di berikan oleh guru yang ada di depan. Setelah pertanyaan habis, guru pun langsung membacakan nilai yang di peroleh oleh semua murid di sana. Dimana Rendi dan juga Ria memiliki poin yang sama. Dan kini Rio pun bingung dengan hubungan antara Rendi dan juga Ria. Pasalnya, walau Rendi merupakan siswa baru di sekolah tetapi Rio melihat kedekatan mereka yang lebih dari seorang teman, "Sebenarnya apa sih hubungan mereka itu? sehingga bisa dekat seperti itu?" tanya Rio dalam hati Rio pun langsung menampar pipinya pelan, " Aduh Rio, kenapa sih kamu jadi harus pikirin mereka. Mau mereka dekat atau pacaran pun kamu seharusnya nggak usah mikirin mereka berdua. Jangan bilang loh tuh suka sama Ria." Setelah bel berbunyi Ria pun langsung mengajak Rendi untuk pergi ke kantin, di mana untuk membeli sebuah makanan pasalnya Ria begitu lapar karena mikir tentang jawaban yang telah diberikan oleh guru yang ada di depan dan mendengar ajakan dari Ria, Rendi pun mengangguk pelan, dimana sampai kapanpun dia akan selalu menemani Ria karena dirinya tak ingin apabila Ria nantinya akan dibully oleh teman-teman yang lain. Selama perjalanan, mereka berdua di lihat oleh banyak orang, di mana semua orang yang ada di sana ngomongin Ria dan juga Rendy yang sedang berjalan bareng. Dimana mereka tidak menyangka apabila Rendy bisa berjalan berduaan bersama Ria. Pasalnya Ria merupakan gadis cupu dan bisanya Rendy yang tampan itu bisa berjalan dengan orang yang cupu dan juga jelek seperti Ria. Walau begitu mereka tetap melanjutkan perjalanan mereka tanpa meladeni semua perkataan yang telah ditunjukkan oleh semua murid yang ada di sana kepada mereka berdua, pasalnya mereka tak ingin apabila mencari keributan di sekolah itu sehingga akan membuat identitas Ria malah dicurigai dan sekarang Rendy pun mulai menggandeng Ria untuk bisa berjalan ke arah kantin dengan secepatnya pasalnya kuping dari Rendi sudah risih mendengar apa yang telah diucapkan oleh mereka semua. Dan sampai di kantin, kini Rendi mulai menawari makanan kepada Ria, "Kamu mau pesan apa Ri? Biar aku pesankan" Sebelum Ria menjawab, Rendi pun langsung berucap kembali, "Oh aku tau." Rendi pun langsung mengangkat tangan dan memesan ayam geprek dua bersama es teh. Mendengar ucapan dari Rendi tersebut, membuat Ria semakin tersenyum dan tak menyangka apabila Rendi masih ingat dengan apa yang telah menjadi kesukaan dari Ria. "Kok kamu masih ingat saja sih makanan kesukaan aku?" tanya Ria Rendi pun tersenyum tipis, "Masak lupa sih sama kesukaan orang special di hati aku." Mendengar jawaban dari Rendi membuat Ria semakin malu dengan apa yang telah diucapkan oleh Rendi barusan. Melihat Ria yang sedang malu-malu, Kini Rendi pun mulai menyenggol tangan Ria dan juga mengejek Ria yang malu-malu kucing tersebut, pasalnya pipinya nampak begitu merah dan mendengar apa yang telah diucapkan oleh Rendy tersebut, kini menjadi membuat Ria begitu salah tingkah dan langsung berpura-pura membenarkan kacamata miliknya. Rendi pun juga memuji kecantikan dari Ria tersebut, walau di mata orang lain Ria terlihat jelek berpenampilan seperti itu, tetapi di matanya dia begitu nampak manis dan juga semakin terlihat lucu sehingga membuat hati Rendi semakin tambah untuk mencintai mantannya tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD