Kamu Cantik

1098 Words
Alena membantu Svarga untuk menggunakan dasi pagi ini, salah satu tugas rutin Alena yang tertera di dalam job kerja ala Svarga. Alena tahu, jika hal ini hanya alibi Svarga untuk mendekatinya. "Tsk, sampai kapan kamu akan membuat aku seperti ini?" "Sampai aku puas," Alena menatap kesal Svarga, dia mengencangkan ikatan dasi yang membuat Svarga berjengit,"Alena!" "Ups, sorry, aku sengaja," dusta Alena yang membuat Svarga membelalakkan kedua matanya. Alena segera membalikkan tubuhnya, sayangnya Svarga menahan langkah Alena dan memeluk tubuh Alena dari belakang, "Apa sesulit itu membuat kamu mencintai aku, Alena?" tanya Svarga yang membuat Alena kalang kabut. "Tidak sulit, hanya saja kamu terlalu tinggi." "Aku harus menerima takdirku menjadi kekasih yang tak dianggap." "Jangan banyak drama, kita harus segera berangkat ke kantor," "Iya, Alena..." Tanpa sengaja, Svarga menyentuh bahu Alena dan membuat Alena meringis menahan rasa sakt. Svarga segera menarik kedua tangannya dan menatap Alena dengan cemas, "Kamu baik-baik saja, Alena?" "I-iya," "Apa aku terlalu keras memegang bahu kamu? Atau kamu terluka tanpa sepengetahuan aku? Katakan yang sebenarnya Alena, jangan menutupi kenyataan yang terjadi. Aku tidak suka kebohongan," desak Svarga yang membuat Alena menundukkan kepala. "Maaf, aku tidak bermaksud untuk membohongi kamu, tapi kemaren aku bertemu dengan Brian, dan kami berdebat akan sesuatu. Brian tidak suka dengan apa yang aku katakan," Brak! Svarga menendang sofa yang tak bersalah, melampiaskan kekesalannya kepada Brian dan membuat Alena terkejut. Sadar akan kesalahannya, Svarga menatap Alena iba, dia merengkuh Alena ke dalam pelukannya, "Bukankah aku sudah berulang kali mengatakan hal ini, kamu kekasihku Alena, manfaatkan aku sesuka kamu. Jangan buat diri kamu menderita Alena, aku tidak ingin kamu menderita Alena." "Aku tau, aku minta maaf," Svarga menghela nafas panjang, dia merasa apa yang dilakukan Brian keterlaluan, Svarga berjanji, dia akan membuat perhitungan dengan Brian, "Jangan ganggu Brian. anggap saja kamu tidak tahu kejadian ini," pinta Alena yang kini berada di dalam dekapan Svarga, "Apa kamu tidak rela jika aku menyakiti Brian?" tanya Svarga yang menggeram, menutupi keresahan hatinya. "Tidak, bukan karena itu, aku tidak ingin kamu mengotori tangan kamu. Sungguh," "Apa dia tidak tahu jika kamu kekasihku, Alena?" "Tidak," "Kalau begitu, kita tunjukkan malam ini, jika kamu hanya milikku, Alena" bisik Svarga yang membuat Alena merasakan desiran angin di hatinya. * Sesuai janjinya, Svarga memberikan pelayanan yang terbaik untuk Alena. Svarga membawa Alena ke butik langganan neneknya, kemudian dia meminta Sandra, sahabat almarhumah sang ibu untuk menjadikan Alena sebagai puteri di acara ulang tahun neneknya, tentu saja, Nawasena Mahasura. Svarga telah siap menanti Alena di ruang tunggu, ruangan khusus yang disediakan Sandra untuk putera sahabatnya. Bisa dibilang, Sandra adalah rumah kedua Svarga setelah Nawasena, "Svarga, kamu pasti bangga dengan mahakarya terbesar aku," "Tsk, tante, jangan buat Svarga kecewa," "Tentu tidak, tidak akan ada yang bisa menandingi kecantikan dewi kamu," Svarga mencibir apa yang dikatakan Sandra, sayangnya cibiran Svarga terpatahkan ketika Sandra membuka tirai putih yang menjadi pembatas antara dirinya dan Alena. Svarga nyaris tak berkedip menatap Alena yang tampak anggun dengan dress berwarna hitam yang memiliki belahan di bagian bawah, mengekspose kaki jenjang Alena yang tampak memukau di mata Svarga. Jika saja Svarga tidak diharuskan menghadiri acara ulang tahun sang nenek, mungkin Svarga akan memilih untuk menerjang Alena dan menghabiskan malam bersama. "Svarga! Sembunyikan wajah m***m kamu!" tegur Sandra yang membuat Svarga menatap Sandra tajam dan segera memalingkan wajah untuk menahan rasa malu karena dia telah dibuat mati kutu oleh Sandra. Svarga berdecak kesal dan meninggalkan Alena di belakang, seharusnya Svarga menggandeng Alena, seperti kebanyakan pria yang mendamba wanita-nya. Alena hanya bisa mengikuti langkah Svarga dan pasrah dengan keadaannya. Alena merutuki kebodohannya sendiri, dia kembali ke arah Sandra kemudian Alena mengecup punggung tangan Sandra, mengucapkan banyak terima kasih karena tangan ajaib Sandra berhasil mengubah Alena menjadi cinderella malam ini. ** "Kenapa kamu meninggalkan aku di butik?" tanya Alena kesal ketika dia berhasil mengejar langkah Svarga yang saat ini berada di dalam mobil mewah berwarna putih yang akan membawa Svarga dan Alena ke acara keluarga besar Mahasura. "Aku tidak tahan untuk menerkam kamu, Alena, maaf" jawab Svarga jujur, "Apa kamu berubah menjadi harimau?" tanya Alena serius, dia tidak mengerti jika saat ini Svarga sedang dalam mode 'siaga'. "Hm," Svarga menatap netra Alena lekat, wajah mereka saling beradu, Svarga tidak tahan untuk melahap bibir ranum Alena, tentu saja, Alena terkejut dengan serangan mendadak yang Svarga berikan kepadanya. Mereka berdua menikmati setiap sentuhan di bibir satu sama lain, Alena memejamkan kedua matanya. Svarga merasakan euforia yang dia rindukan, sayangnya, semua harus terhenti karena mereka berdua telah tiba di kediaman Nawasena Mahasura. "Tuan, maaf mengganggu, kita sudah tiba di kediaman Nyonya Besar," kata Martin yang menginterupsi kegiatan panas Svarga dan Alena yang berlangsung secara live di balik kursi kemudi, "Tsk, kenapa kamu mengenderai mobil dengan cepat!" gerutu Svarga yang memperbaiki jas-nya, Svarga menatap Alena yang kini tampak ragu dengan riasan wajahnya. Svarga menyeka sedikit pewarna bibir yang keluar garis,"maaf, aku tidak bisa menahannya, aku rasa kamu merasakan hal yang sama Alena," bisik Svarga yang membuat Alena mendelik kesal, Alena tidak habis pikir, apa yang dilakukan beberapa menit yang lalu bersama Svarga sungguh diluar nalar. Apakah semudah itu Svarga membuat pertahanan Alena hancur? "Aku ingin melempar kamu ke kutub utara sekarang juga," balas Alena, "Kamu akan merindukan aku nanti, jika kamu melakukan hal itu. Bukankah, aku kekasih kamu, sekarang Alena? Atau kamu ingin segera bergabung dengan kartu keluargaku, dan menjadikan diri kamu sebagai Alena Mahasura?" tanya Svarga yang membuat Alena kesal setengah mati dengan Svarga. ** Svarga dan Alena menjadi pusat perhatian, terlebih lagi, kali ini Alena berjalan bersama dengan pria incaran para wanita di acara megah yang digelar oleh Nawasena Mahasura. Alena tampak gugup, namun Svarga menggenggam tangan Alena erat, meyakinkan Alena akan baik-baik saja. Di sana, tampak Brian yang sedang menatap tajam Alena dan Svarga, begitu juga Catrine, ibu Brian yang tampak suka dengan kehadiran Alena di sisi Svarga. "Brian, kamu lihat! Wanita pilihan kamu seperti sampah!" "Ma!" "Setelah membuang kamu, dia bersama dengan sepupu kamu? Mama yakin kamu kecewa dan membuang impian kamu untuk membuat Mama setuju dengan wanita miskin seperti dia. Cukup Selena, yang menjadi calon isteri idaman kamu, buang impian kamu jauh-jauh!" kata Catrine yang kini memperingatkan Brian agar tidak menggapai Alena, "Ma, aku mencintai Alena. Aku yakin dia melakukan hal ini karena paksaan Svarga, aku akan merebut Alena kembali." "Jangan gila! Malam ini, nenek kamu akan mengumumkan pernikahan kamu dengan Selena, kembaran Serena. Jangan buat Mama malu, Mama akan mengakhiri hidup Mama di sini, camkan itu!" ancam Caterine yang membuat Brian menatap ibu kandungnya dengan tatapan terluka. "Ini yang Mama inginkan? Brian kecewa sama Mama," ungkap Brian yang memilih untuk menjauh dari sang ibu dan memilih untuk menyendiri untuk sementara waktu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD