Alena berbaring miring menghadap Fardhan. Jari-jari lentiknya bergerak membuat pola acak di d**a bidang Fardhan yang tak tertutup apa-apa. Senyum terbit dengan indah di bibir Alena, mengingat perjalanan panas yang dia lakukan dengan Fardhan barusan. "Jadi apa rencanamu selanjutnya?" Fardhan bertanya. Tangannya tak henti mengusap rambut Alena yang lembab oleh keringat. Sesekali Fardhan mendaratkan sebuah kecupan lembut di puncak kepala Alena. "Masih menunggu berita terbaru dari Gea. Rencananya sih, aku mau membuat mereka menderita di tempat liburan mereka nantinya," jawab Alena. Dia tersenyum licik dengan apa yang dia pikirkan. Lalu dia mendongak, menatap Fardhan dan mengecup singkat bibir pria itu. "Aku jadi penasaran penderitaan apa yang akan kamu berikan padanya," ujar Fardhan. Alena

