Alena diam dengan kepala menunduk. Berkali-kali dia menarik nafas panjang, berusaha menenangkan dirinya sendiri agar jangan sampai menitikkan air mata. Tidak, itu tak boleh terjadi. Air matanya terlalu berharga untuk pria tak tahu diri macam Irham. "Kemarin aku dan Mas Bima ketemu dengan mereka di restoran saat makan siang. Dan dari obrolan mereka, aku tahu kalau ternyata mertuamu memang mengetahui pernikahan mereka." Gea menjelaskan lagi. Alena diam saat mendengarkan informasi tersebut. Bukan hanya Irham saja ternyata yang tak tahu diri. Tapi keluarganya juga. Alena benar-benar tak habis pikir akan bertemu dengan orang-orang semacam mereka dalam hidupnya sekarang. "Ada kabar dari Fania?" Alena bertanya. "Ada. Fania kemarin di rumah itu sendirian dan dia sudah menyisir semua tempat di r

