Part 10

1538 Words
1 bulan kemudian. Syella sedang berjalan dikoridor sekolah dan seperti biasa banyak sekali siswa yang mulai dari menyapa bahkan sampai menggodanya. Hal itu hanya dibalas senyum tipis olehnya. Kini sudah satu bulan berlalu sejak kedatangan sang murid baru, siapa lagi jika bukan Frina. Satu bulan berlalu juga semuanya masih sama tak ada yang berubah kecuali, sikap Rafa terhadap Syella. Sikap Rafa sangat berubah,apalagi dua minggu belakangan ini. Banyak hal yang terdapat dalam fikiran Syella mulai dari. Apa hubungan Frina dan Rafa saat ini sebenarnya??, dan mengapa Rafa tidak berkata sejujurnya jika Syella mungkin hanya pelarian bagi Rafa,yang tidak dapat melupakan Frina. Atau Rafa kini benar benar telah memilih Frina. Namun, mengapa kata-kata yang terucap dati mulut Rafa seakan tidak ingin melepaskan Syella?. Sering membatalkan janji, pulang bersama Frina, dan tidak seprotektif dulu terhadap Syella dan Syella yakin lelaki itu masih memiliki perasaan terhadap gadis yang notabennya adalah mantannya sendiri. Namun Syella tidak bisa melakukan apa apa, karna ia pun tidak memiliki hubungan dengan Rafa yang hanya friendzone walau sebenarnya Syella cemburu. Tapi ia tidak bisa mengakui itu kepada Rafa. "Kamu kenapa??" tanya Rafa membuyarkan lamunan Syella, saat ini mereka telah masuk ke kelas dan pelajaran pun telah dimulai. "Nggak, aku baik-baik aja" ucap Syella dan kemudian memalingkan wajah kearah guru yang sedang menerangkan materi, walaupun ia tak dapat berkonsentrasi karena diotaknya hanya memikirkan tentang hubungannya dengan Rafa. Syella kembali melamun. Ia cemburu, sangat cemburu lebih tepatnya. Ia ingin tahu sebenarnya apakah Rafa akan memilih ia atau Frina sang gadis masa lalunya. "Raf, nanti sepulang sekolah bisa temenin aku ke toko buku??" Tanya Syella saat mereka makan dikantin. "Pulang sekolah??"tanya Rafa. "Iya"ucap Syella. "Kayaknya aku gak bisa,aku ada janji" ucap Rafa dengan nada yang mungkin menyesal. "Yaudah aku gak apa apa, nanti aku kesana sendiri aja" ucap Syella sambil tersenyum dipaksakan. "Udah berulang kali kamu kaya gini, kamu benar benar berubah ternyata." ucap Syella dalam hati. ------ Sepulang sekola Syella menunggu supirnya menjemput karena ia tidak membawa mobil, malas pikirnya. Setelah supirnya datang Syella berkata "pak kita ke toko buku samping cafe star dulu ya" Setelah tiba ditoko buku Syella heran karena sedikit tidak asing dengan mobil yg terparkir di depan cafe tersebut. Dan benar saja,dari depan cafe yang hanya berdinding transparant tersebut terlihat Rafa sedang duduk berhadapan dengan seorang gadis. Syella yakin gadis itu adalah Frina mereka berdua terlihat sangat bahagia dan itu membuat hati Syella bagai tertusuk ribuan jarum. Saat ditoko bukupun Syella buru buru mengambil buku yang ia inginkan kemudian pergi kekasir dan segera pulang, rasanya saat ini ia ingin menyendiri. Ya, dia butuh waktu untuk sendiri. "Kalau memang kamu memilih dia, kenapa kamu membuat aku jatuh padamu lagi?? Kenapa kamu bersikap seakan akan kamu menginginkan ku??" katanya lirih saat ia dikamar sendirian. ---- Esoknya mata Syella sedikit bengkak karena tidak bisa tidur nyenyak pada malam hari dan ia datang pun diantar oleh supirnya karena dia sedang tidak bisa berkonsertrasi. "mata lo kenapa??" tanya Cindi khawatir. "nggak apa apa, cuma kurang tidur kayanya" ucap Syella sambil tersenyum terpaksa. "Eh syel, kok belakangan ini gue ngerasa kalo Rafa makin deket aja sama Frina??" tanya Gina. "Bukan urusan gue" ucap Syella malas. "Udah kalian balik ke kursi kalian masing, dikit lagi guru dateng" ucap Syella buru buru karena tidak ingin ditanya lebih jauh tentang macam macam oleh para sahabatnya. ---- Kini pelajaran dimulai, namun ia heran mengapa Rafa dan Frina tidak ada dikelas, hanya tas mereka yang ada di kursi masing masing. "Bu, saya dan Gina izin ke toilet"ucap Syella kepada guru yang sedang mengajar. "Iya, cepat" ucap guru tersebut singkat Sebenarnya Gina hanya ingin menemani Syella yang ingin membasuh wajahnya. Syella dan Gina mulai keluar kelas dan menyusuri koridor sekolah untuk menuju toilet, namun apa yang mereka lihat???. Dengan mata kepalanya Syella dan Gina melihat Rafa yang sedang memeluk Frina dan kemudian Frina mengecup pipi Rafa. Gina tau mata Syella kini tengah berkaca kaca kemudian tanpa aba-aba Gina segera menarik tangan Syella menuju pasangan yang tengah berpelukan tersebut. "Gue tau ini emeng sekolah punya orang tua lo, tapi kayaknya gue harus kasih tau lagi kalau ini jam belajar bukan buat mesra mesraan" ucap Gina panjang lebar membuat kedua orang tersebut kaget. Keduanya kaget, terlebih Rafa matanya langsung melebar melihat Syella ada disamping Gina tapi matanya berkaca kaca dan buru buru menghapusnya, dan mereka berempat tidak ada yang mengeluarkan suara sampai. "Gin ayo balik ke kelas, kita jangan ganggu urusan mereka " Ucap Syella dengan suara yang sedikit bergetar sambil menekan kata urusan mereka. "Ya udah ayo"ucap Gina sambil menatap sinis kedua orang yang sedang berdiri didepan mereka, Rafa dengan wajah yang sulit diartikan dan Frina dengan senyum liciknya. Namun Rafa tiba tiba menarik tangan Syella, "kamu salah paham" ucap Rafa sambil menatap dalam mata Syella. "Salah paham apa lagi?? Kita kan juga gak ada hubungan apa-apa, kamu gak perlu merasa bersalah" ucap Syella sambil tersenyum miris kemudian melepaskan tangan Rafa dan kemudian mulai berjalan kembali ke kelasnya. "Ini mau lo kan??" ucap Rafa membentak gadis dihadapannya membuat gadis itu sedikit takut. "Kalo iya gimana??" ucap gadis tersebut kini malah tersenyum licik. "s****n lo" ucap Rafa kasar. "waktu lo minta maaf udah gue maafin, waktu supir lo gak jemput, gue anterin lo. waktu lo ulang tahun dan minta nemenin ke cafe, gue turutin. Tapi apa maksud lo nyium pipi gue hah???" Bentak Rafa kepada gadis di hadapannya siapa lagi jika bukan Frina. "Gue gak suka dia deket deket lo Raf. Gue masih sayang sama lo, tadi pun gue sebenernya tau ada dia makanya gue nyium pipi lo" ucap Frina dengan mata berkaca kaca. "Tapi gue gak sayang sama lo, gue sayang sama Syella, cuma sama dia" ucap lelaki itu tegas. "maaf kali ini gue bener bener ingin lo jangan ngusik kehidupan gue lagi" ucap Rafa dingin dan berjalan meninggalkan gadis tersebut yang kini mulai menangis. -------- Rafa membolos hingga jam istirahat, saat istirahat pun ia tidak kelasnya karena ia masih belum siap melihat gadis yang menangis lagi karenanya. "Woy lo kenapa??" tanya Kevin. "Lagi ada salah paham sama Syella" ucap Rafa lesu "Pastesan matanya sembab, udah berapa kali lo bikin bebeb gue nangis hah?" Tanya Kevin lagi sedikit kesal. "Pasti ini gara gara mantan lo, yang lo maafin terus bikin lo lupa sama Syella kan??" Tanya Exel. "Kalo kata gue lo terlalu b**o Raf. mending Syella buat gue, bakal gue terima lahir batin" ucap Exel sambil tersenyum menatap Rafa yang juga menatapnya jengkel. "Gue gak lupa sama dia, cuma kan Frina orang tuanya di luar dan habis kecelakaan, jadi gue nemenin dia cuma mau ngehibur dia, tadi pun gue meluk dia karena kata dia keadaan ayahnya semakin parah dan gue gak tau Frina punya maksud tertentu" ucap Rafa. "Sabar ya, menurut gue lo juga salah kenapa dari awal lo gak jujur sama Syella kalau lo sama Frina itu deket karena orang tua Frina habis kecelakaan" ucap Jevin kini ikut angkat bicara . "Iya gue tau makanya sekarang gue menyesal, dia udah mau kasih kesempatan ke 2 buat gua tapi gue gak yakin dia bakal ngasih gue kesempatan sekali lagi" ucap Rafa sambil tertunduk. "Oh ya katanya ada ada baru pindahan dari jerman ya?? Tapi dia baru dan baru masuk abis istirahat ini. katanya cowok" ucap Kevin. "Gue gak ngurusin" ucap Rafa dan berjalan meninggalkan teman temannya menuju kelas. "Njir tungguin gue Raf" ucap Kevin dan Exel bersamaan, dan Jevin hanya menggeleng geleng melihat teman temannya yang berteriak itu. Sementara saat yang sama Gina dan Cindi sedang menenangkan Syella yang kini masih terlihat sangat sedih ditaman sekolah dan tak lama bell tanda masuk berbunyi. "Kita bolos aja ya. Dari pada lo gak fokus nanti, kita bolos aja ya" ajak Cindi ketika melihat mata Syella yang masih memerah. "Gak usah gue gak apa apa, ayo kita ke kelas" ucap Syella tersenyum miris. Ketika dikoridor banyak sekali yang heran melihat Syella dengan wajah yang seperti habis menangis dan bahkan diantara sudah ada yang tau mengapa Syella sampai menangis, berita benar benar menyebar cepat. Syella memasuki kelas dan menangkap Rafa yang tengah menatapnya dengan wajah yang sulit diartikan antara khawathir cemas dan menyesal namun kemudian Syella hanya memalingkan wajahnya ke arah lain. "Kamu denger penjelasan aku dulu ya"ucap Rafa sambil memegang pergelangan tangan Syella saat Syella telah duduk dikursi tempatnya yaitu samping kursi Rafa. Syella hanya menepis tangan Rafa tanpa ada keinginan menjawab perkataan Rafa dan sikap Syella itu membuat Rafa terdiam. Ia tahu, ini memang kesalahannya. 10 menit kemudian guru masuk namun guru tersebut tidak sendirian, ia bersama seorang murid yang nampak asing bagi semua siswa disini namun wajahnya tergolong sangat tampan. "Perhatian, kelas kalian kedatangan murid baru lagi, silakan perkenalkan namamu" ucap sang guru membuat semua mata tertuju padanya kecuali Syella yang memilih fokus terhadap novel yang dibacanya. "Perkenalkan nama saya Jason xander alizher" ucapan singkat pria tersebut mampu membuat mata Syella melebar dan langsung melihat ke arah pria tersebut. Rafa tidak suka situasi seperti ini, dimana Syella terlalu memperhatikan pria bernama Jason itu. "Oke Jason kamu bisa duduk di samping Frina, dan untuk hari ini semua free class karena semua guru sibuk mengurus persiapan untuk study pariwisata kalian" ucap guru tersebut dan kamudian keluar kelas. Siswa baru tersebut memang mampu menarik perhatian semua orang dikelas tapi Rafa tidak suka karena Syella sepertinya ikut tertarik melihat siswa baru tersebut. Kemudian Syella bangkit dari kursinya membuat Rafa bingung dan kemudian dia berjalan menuju kursi sang anak baru, "lo ikut gue" ucap Syella datar namun mampu membuat seluruh siswa dan siswi dikelas tersebut bertanya tanya. Lelaki itu tersenyum sebelum bangkit dari kursinya, lalu berjalan mengikuti Syella. Syella berjalan menuju rooftop sekolah dan Jason mengikutinya dengan senyum misterius diwajah tampannya, ketika sudah sampai di rooftop Syella membalikan tubuhnya menghadap Jason. "Miss me??" ucap elaki itu dengan senyum manis sambil merentangkan kedua tangannya seakan siap membawa Syella kedalam pelukan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD