Hargailah

2513 Words
Altran berdiam diri di dalam kamar menghadap laptopnya, ia mencari tahu tentang asal muasal kalung yang ada di hadapannya itu. Semakin dia mencarinya semakin sangat rumit dan cukup kesulitan untuknya mencari tahu tentang awal dari kalung itu. Altran kini merebahkan tubuhnya kebelakang kursinya, dia melihat langit-langit kamar dan teringat akan perkataan dari ayahnya. Bahwa dirinya saat ini sudah memiliki seorang istri. Maka dari itu dia tidak perlu lagi khawatir tentang hal yang membuat dia gundah selama ada seorang wanita di dalam kehidupanmu, itu akan memberikan jalan hidupmu lebih mudah dan tenang. Seketika Altran teringat sesuatu, dia melupakan tentang permintaan Naura tadi pagi. "Apa yang aku lakukan, kenapa aku mengacuhkannya. Dasar Altran bodoh!" gerutu Altran. Dia bergegas untuk keluar dari kamarnya dan menghampiri kamar Naura, tidak ada pergerakan dari tadi pagi yang sering dia dengar saat Naura berada disana. Altran mencoba untuk mengetuk pintu kamar Naura. Ketukan pertama tidak ada jawaban dari Naura yang ada didalam hingga berulang kali ketukan Altran mengerutkan dahinya, dia mencoba untuk memegang pedal pintu dan membuka pintu kamar Naura. Dan ternyata gadis itu tudak ada didalam kamar. Altran terheran, dia mencoba untuk masuk kedalam kamarnya membuka pintu kamar mandi, tidak mendapati Naura disana. "Apa yang aku lakukan kepadanya, aah sialàn," gerutu Altran. Dia keluar dari kamar Naura dan berjalan menuruni tangga berharap bisa menemukan gadis itu. Altran menelusuri setiap sudut rumahnya, bahkan dia memeriksa halaman rumahnya tidak ada Naura sama sekali. Dia tampak kesal kepada dirinya, mengingat dirinya telah mengacuhkan Naura tadi pagi. Padahal meskipun Naura tidak memintanya Altran tetaplah suaminya diatas hukum. Dia berjalan memasuki rumahnya lagi dan melihat sebuah kertas menempel di lemari pendingin. Altran mengangkat sebelah alisnya, dia menghampiri lemari pendingin itu dan terlihat tulisan disana tentunya Naura yang meninggalkan pesan itu. "Maaf yaa ... Aku bukannya mau melanggar perjanjian, tapi aku harus segera pulang. Ibuku membutuhkan ku, jika kamu mau meminta kompensasi datanglah ke rumahku biar aku menggantinya," pesan Naura. Pesan yang membuat Altran mengerutkan dahinya, dia tidak menyangka jika seorang gadis yang baru saja tinggal di kediamannya, kini pergi begitu saja setelah dibuat olehnya sangat kecewa. Dia merasa tidak enak kepada Naura yang memohon kepadanya, apalagi mengingat percakapan Naura tadi malam dengan ibunya yang sedang sakit. Altran benar-benar merasa tidak berguna saat seorang gadis meminta pertolongan kepadanya, dia terlalu fokus untuk mencari tahu tentang jati dirinya, namun melupakan seseorang yang sudah ada dihadapannya. Bahkan ia sendiri yang menarik gadis itu untuk masuk kedalam kehidupannya, meski Altran sudah seharian penuh mencoba untuk mencari tahu keberadaan asal mula kalung yang saat ini dia kenakan di lehernya. Dia bahkan tidak mendapatkan apapun, ternyata benar apa yang di katakan ayahnya jika keluarganya bukanlah orang biasa. Pasalnya identitas mereka di privasi, tanpa dapat di tembus pencarian sama sekali. Namun kali ini, dia mematangkan dirinya bahwa apapun yang sudah ia lakukan, dia tidak akan memungkirinya apalagi mengakhirinya begitu saja tanpa sebuah penjelasan untuknya dan juga untuk Naura. Pasalnya perjanjian itu, terjadi karena dirinya yang meminta kepada Naura. Namun Altran sama sekali tidak bisa memenuhi permintaan Naura yang hanya meminta dirinya untuk bertemu dengan kedua orangtua Naura. Apalagi Altran mengingat Naura yang bekerjasama saat di kediaman kedua orangtuanya gadis itu bersikap sesuai harapannya, bahkan Naura jauh lebih baik berakting di bandingkan apa yang pesankan kepada gadis itu. Terlihat alami ketika Naura bersikap ramah dan baik penuh kasih sayang di depan kedua orangtuanya, membuat Altran seketika terkagum kepada istri sementaranya itu. Altran melihat ke meja makan yang dimana masakan itu masih utuh, tentunya Naura memasak terlebih dahulu untuk Altran dan dia duduk di meja makan, kali ini tanpa ada Naura yang menemaninya. "Padahal, aku baru mengenali gadis itu dua hari yang lalu, kenapa sekarang aku merasa kehilangan gadis itu. Apa aku benar-benar sudah menerima dia masuk dalam kehidupanku?" gumam Altran. Dia benar-benar merasa tidak berguna saat gadis itu meminta pertolongannya dan kini pergi dari rumahnya. Altran menghabiskan makanan yang ada di meja dan berjalan kembali menaiki tangga mengingat hari sudah malam. Dia kembali terdiam seorang diri dirumah itu, tanpa seorang gadis yang membuat berantakan kamarnya ataupun membuatnya kesal. Untuk pertama kalinya Altran terpikirkan tentang wanita lagi, setelah sekian lama dia melupakan adanya sosok wanita didalam kehidupannya. "Sepertinya, memang aku harus menemuinya lagi," ucap Altran. Dia merebahkan tubuhnya dan mencoba untuk memejamkan kedua matanya berharap ada petunjuk untuk bisa mendapatkan identitas keluarga kandungnya, namun yang ada didalam pikiran Altran saat ini adalah tentang Naura yang berbicara mencoba untuk menenangkan ibunya yang sedang sakit. Membujuk ibu Naura untuk meminum obat bahkan beristirahat agar segera sembuh. Altran belum pernah melihat seorang anak apalagi seorang wanita yang begitu besar menyayangi kedua orangtuanya bahkan perhatiannya begitu tertuju kepada ibunya. Dia mencoba memejamkan kedua matanya dan berniat untuk pergi esok hari untuk menghampiri Naura sesuai yang diminta oleh gadis itu. Altran berniat untuk membatalkan kontak perjanjian pernikahan dirinya dengan Naura, mengingat dia sudah mengetahui identitasnya bahwa dia bukan anak dari keluarga Anggara yang dimana Altran tidak harus mengikuti aturan mereka apalagi tentang perjodohan diantara keluarga Anggara. Awalnya Altran ingin pernikahan itu bisa membungkam keluarga Anggara yang selalu saja berusaha untuk menjodohkan dirinya dengan berbagai wanita pilihan keluarganya, namun karena semua itu sudah tidak berlaku untuknya. Altran berniat untuk melepas Naura apalagi gadis itu juga akan merasa tertekan jika masih melakukan sesuai apa yang tertera didalam kontrak, meski dia sudah memberikan kompensasi kepada Naura namun dia tidak mempermasalahkan akan hal itu. Yang terpenting saat ini adalah menemukan keluarganya terutama Anggara yang ada di Indonesia adalah tujuannya. Altran kembali memasuki kamarnya. Dia berdiam diri namun melihat kearah laptop yang tertera diatas mejanya ia berjalan menghampiri meja itu, membukanya dan mencari tahu tentang keberadaan dan juga sebuah kalung atas nama Anggara namun sama sekali satupun tidak ada yang membuat kalung seperti itu. Altran menelpon sahabatnya Lio untuk membantunya mencari tau tentang keluarga Anggara jika dia sudah mengetahui tentang mereka, Altran akan bergegas untuk menemui mereka dan mencari tau kebenarannya. Sesuai apa yang dikatakan oleh ayahnya, Altran juga berpikir apakah keluarga kandungnya merindukannya, apa bersedih atau memang mereka sama sekali tidak memikirkannya. Mengingat di tahun itu tidak ada satu keluarga pun mencari atas nama dirinya apalagi tentang seorang bayi yang hilang bersamaan dengan seorang pria yang meninggal waktu itu. Meski Altran sempat berpikir bahwa pria itu adalah ayahnya, namun dia tidak melakukannya. Dia yakin jika keluarganya terutama ayahnya bukanlah orang yang selemah itu. Dia tidak tahu kenapa ia bisa berpikiran seperti itu, namun perasaan itulah yang muncul saat ia mengingat tentang ayah kandungnya yang sama sekali dia hanya menduga-duga saja. Cukup lama Altran berdiam diri didalam kamar, bahkan dia tidak tertidur sama sekali, mencari tau tentang dirinya juga tentang sebuah keluarga yang kehilangan bayinya. Tentu saja akan sangat sulit jika dia mencari tau kejadian itu sudah berlangsung lama 26 tahun terlalu lama untuk dirinya mencari tahu dan berharap keluarganya masih baik-baik saja. Altran tidak tau, kebenaran apa yang telah terjadi hingga membuat dirinya berpisah dari kedua orangtuanya bahkan dengan satu nyawa seorang pria mencoba untuk mempertahankan keselamatannya. Altran tidak pernah terpikirkan tentang hal itu, namun dia akan tetap berusaha mencari tahu sampai tuntas bahkan siapapun yang mengacaukan keluarganya, hingga membuat dia terpisah seperti itu bahkan cukup lama dia berada jauh dari keluarga kandungnya. Altran akan bersikeras untuk menemukan kebenarannya. Dari ponsel Altran berbunyi, ia beralih melihat ponselnya di atas matras berjalan dan menghampirinya menekan panggilan telpon dimana sahabatnya kembali menelponnya. "Bro ... Anggara yang kamu maksud itu, Rendi Anggara kah?" tanya Lio. "Memang ada berapa Anggara disana," balas Altran. "Atas nama Anggara itu banyak Bro!!Tapi yang lebih mencolok itu adalah Rendi Anggara, mereka bukan orang biasa," jelas Lio Terlalu banyak cerita tentang mereka, namun di Indonesia dia terkenal sebagai pengusaha yang makmur dan berjaya sepanjang masa. Namun kali ini keluarga Rendi Anggara di pegang oleh Ryan yang juga di temani oleh istrinya bernama Naura. Pikiran Altran semakin jauh. "Kau tahu bro ... Nama itu sama percis seperti istrimu, hahaha... Jangan-jangan kau merebut istri orang lain," canda Lio mengalihkan suasana. "Jangan bicara yang tidak-tidak, dia di Indonesia sedangkan ini Singapura lagi pula aku akan mengakhiri kontraknya," balas Altran datar. "Apa!! Kau akan mengakhiri kontraknya? Pernikahan dengan dia itu baru terjadi tadi pagi Bro!" Apa kamu tega melakukan semua itu? Kalaupun kamu sedingin itu, tidak harus seharian ini kamu langsung meninggalkannya. Itu justru akan menyakitinya," protes Lio. "Tapi, akan lebih menyakitkan jika dia terikat akan kontrak ini, aku hanya membebaskannya," jelas Altran masih berbicara dengan datar. "Bukan itu masalahnya ... Masalahnya ini terlalu singkat dan itu akan lebih menyakiti dia, aku bahkan melihat senyum manisnya dan keceriaannya tadi pagi. Itu benar-benar tulus dari hati seorang gadis yang terlihat ceria, aku bahkan menyukai belum pernah melihat senyum setulus itu dan ceria dari seorang gadis. Dia gadis yang sesungguhnya bro, tidak seperti kebanyakan wanita yang aku temui. Setidaknya kamu beri waktu dan perjelas kepada dia, jangan langsung seharian ini kau dengan mudahnya meminta berpisah dengannya," protes Lio membuat Altran terdiam. "Kita ini bukan sepasang suami istri yang sesungguhnya, Lio ... Memang apa yang harus di pertahankan, dia juga tidak memiliki sebuah perasaan," Altran masih bersikeras. "Aku tahu ... Kalian tidak memiliki perasaan, tapi setidaknya hargailah pernikahan kalian. Terutama hargai gadis itu, dia juga setuju karena permintaanmu kan? Bukan dia yang minta, setidaknya kau hargai dia. Jangan sampai dia merasa tidak dihargai hanya karena kau yang mempermainkannya, sebentar kau mengatur kehidupannya, sebentar kau membuat dia menjadi istrimu, sebentar lagi kau dengan seenaknya membuangnya begitu saja," jelas Lio. Altran terdiam, apalagi teringat akan pembicaraan Naura dengan kedua orangtuanya. Dia tidak tau jika niatnya saat ini akan membuat Naura, seorang gadis yang tidak tau apapun tentang kehidupannya, yang dia tarik untuk ikut masuk kedalam masalahnya. "Kau masih disana Bro ...?" tanya Lio. Dia terheran saat sahabatnya itu tidak lagi berbicara ataupun menyahut dirinya, tanpa berbicara lagi kepada Lio, Altran menutup panggilan telponnya dan membuang ponselnya sembarangan diatas tempat tidurnya. Dia tidak tahu jika semuanya akan serumit ini. Altran kembali berjalan menghampiri laptopnya dan membuka setiap informasi tentang dirinya, namun hal pertama yang dia cari adalah tentang kehidupan keluarga Anggara. Dan ternyata dia sama sekali tidak menemukan hal apapun tentang identitas keluarga Rendi Anggara itu, dia bersandar di kursinya sembari menopang dagu memikirkan tentang nama itu. Dia merasa memiliki ikatan yang sangat special bahkan ingin sekali dia segera bertemu dengan mereka. Altran sudah meyakinkan dirinya bahwa keluarga Rendi Anggara lah yang ada hubungannya dengannya, maka dari itu Altran kembali mencari tau tentang sepuluh siapa saja yang berhubungan Rendi Anggara. Jika mencari tentang identitas Rendi Anggara dan keluarganya memang tidak bisa ia dapatkan, namun untuk orang-orang terdekat atas nama Rendi Anggara itu terlihat sangat jelas. Ada seorang wanita yang mengabdi sepenuhnya kepada keluarga Rendi Anggara, dia sangat penasaran dengan sosok wanita itu sampai rela mengabdikan kehidupannya untuk keluarga yang hanya berdiri sebagai pengusaha. Awalnya Altran sangat penasaran tentang alasan ia bagaimana bisa menjadi seorang pengikut Rendi Anggara. Nesa, terlihat gadis muda dan cantik namun di usianya saat ini tentu sudah tidak muda lagi, bahkan dia seumuran dengan ibunya Altran. Dia tau bahwa dirinya tidaklah tepat jika mencari tau tentang keluarganya di usianya yang sudah menginjak 26 tahun ini. "Sialan Anggara ini, kenapa dia tidak memberi tahuku dari awal mungkin aku akan fokus mencari keluarga ku dan bukan hanya bergelud di perusahaannya," gerutu Altran. Dia tampak kesal sekali kepada ayahnya yang sudah menggelutinya dari usianya 18 tahun, Altran sudah terjun kedunia perbisnisan. Perusahaan Anggara yang bemar-benar sudah bangkrut tiba-tiba kembali berjaya karena dirinya. Altran sangat menyayangi kedua orangtuanya, namun mengetahui hal ini dia hanya bisa terdiam dan tidak bisa berkata lebih dari apapun, yang dimana mereka hanya memanfaatkannya mengatas namakan kasih sayang kedua orangtua mereka. Altran kali ini, dia tidak akan pernah memperdulikan keluarga Anggara yang sudah merusakannya. Namun yang ada ditujuannya hari ini adalah dia akan pergi ke Indonesia dan mencari tahu tentang Rendi Anggara terutama dirinya. Dirinya yang dengan atas nama Anggara membuatnya sangat penasaran, bagaimana dia bisa memiliki petunjuk atasa nama Anggara tepat di genggamannya sebuah kalung yang di bawa olehnya saat dia di temukan oleh ayahnya. "Sebenarnya, ini sudah cukup untuk mencari tau tentang keluarga ku," ucap Altran. Dia kembali mencari tahu hal yang bisa membantunya di laptopnya, hingga larut sekali dia bahkan tertidur di pagi hari di hadapan laptopnya. Altran menelpon Lio untuk mencarikannya alamat rumah Naura dan juga kedua orangtua Naura. "Sekalian juga kau nanti ikut bersama ku," ajak Altran. "Mau pergi kemana Bro?" tanya Lio. "Sebaiknya kau bersiap-siap saja besok !" tegas Altran, dia menutup panggilan telponnya tanpa menunggu jawaban dari Lio, entah ia menyetujui ataupun tidak. Lio harus mau tidak mau dia tetap harus ikut bersama dengannya. Altran kini kembali melihat laptop dan data tentang seorang ketua mafia di Asia yang bernama Rendi Anggara tidak berapa banyak info yang dia dapatkan, hanya sebuah informasi dasar yaitu tuan Rendi Anggara memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Orang-orang penting bagi Rendi bahkan ternama semua terpihak kepada Rendi Anggara. Membuat Altran terheran akan siapa tuan Rendi Anggara ini. Namun dia sangat kagum atas kejayaan tuan Rendi Anggara begitu pesat di masanya. Bahkan sampai saat ini perusahaan Anggara masih berjaya di tangan putranya Ryan Anggara. Altran menopang dagunya, dia memperhatikan setiap wajah yang tertera di foto itu. Tidak ada yang sama sekali mirip dengan dirinya ataupun berciri-ciri sedikit saja seperti dirinya. "Apa benar keluarga ini ada hubungannya, apakah masih ada Anggara lain seperti Anggara yang di miliki oleh ayahku, kenapa begitu kebetulan sekali ayah yang juga memiliki nama Anggara. Dunia benar-benar sangat sempit hingga membuatku kesulitan untuk bernafas saat mengetahui kenyataan bahwa aku memang bukan anaknya ayahku yang sangat kucintai itu," ucap Altran. Dia mengusap kasar wajahnya dan menekan rambutnya tampak prustasi, pasalnya Altran sangat kesal sekali selama ini dalam perlakuan mereka yang tidak pernah selayaknya seperti kepada anaknya. Melainkan mereka memeras kemampuan Altran secara halus dengan kepalsuan rasa sayang mereka, yang hanya Altran rasakan hanyalah ibunya yang benar-benar memperhatikannya dan menyayanginya, bahkan menganggap dirinya ada. Saudara dan juga paman bibinya benar-benar sangat membenci Altran meski mereka berdiri atas bantuan usaha Altran. Untuk kali ini dia benar-benar akan melepas keluarga itu, tanpa harus ikut campur dengan mereka. Sepanjang malam Altran seperti itu lagi, dia masih mencari tau informasi tentang dirinya yang sama sekali tidak bisa dia dapatkan setelah dia mencari dua hari itu. Apalagi Altran juga terpikirkan tentang Naura yang dibuat kecewa olehnya. "Sampai saat ini gadis itu sama sekali tidak ada kabar. Setidaknya dia harusnya menelponku," ucap Altran. Dia tidak pernah terpikirkan bahwa tidak ada di antara mereka yang bertukar nomer ponsel satu sama lain yang Altran tau. Dia kini bersandar di atas meja sembari memeperhatikan laptop dan menutup kedua matanya, dia terbayang akan mimpinya bertemu dengan seorang wanita yang sama tingginya dengan Naura sedada dengannya. Dia memanggil namanya sangat penuh dengan kerinduan. "Al ... Al... Suara seorang wanita memanggil namanya, namun sangat asing di dengar olehnya tapi Altran begitu penasaran dengan suara itu terdengar kerinduan yang sangat berat di balik suara panggilan itu. Setiap kali dia memimpikan hal itu, Altran selalu menyangka jika ibunya merindukannya setiap waktu. Tanpa terasa Altran terbangun setelah dering ponselnya berbunyi dan membuatnya sangat kesal ketika Lio yang menelponnya. "Ada apa!!" suara serak Altran, terdengar sangat lemah. "Buka pintu Bro ... Aku sudah di depan, bukankah kau mau mengajakku pergi," jelas Lio.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD