Amor Fati

2185 Words
* * * "mau...menikah denganku? " Pertanyaan itu mengudara begitu saja tetapi suara Jeonnel memelan pada akhir kalimatnya. Rane tentu bisa mendengar itu dengan jelas semua ucapan itu, dan seketika mata wanita itu membesar. "apa?? " tanya Rane sekali lagi. "menikahlah denganku." ucap Jeonnel sekali lagi. Gila, pria ini sungguh gila! Rane mengumpat didalam hatinya. Apapun masalahmu, mengajak orang yang baru pertama kali kau temui menikah itu gila! "gila! " cibir Rane masih mengira pria itu bermain-main dengan ucapannya. "aku serius! ” dia berbicara dengan alis yang menukik seraya menatap Rane, “siapa namamu? " tanyanya. Lihat, dia bahkan tak mengetahui siapa nama wanita yang Ia ajak menikah. Bukankah itu tanda-tanda gila? Rane memutar matanya jengah, "Rane, Rane Riverlyn." Dia memperkenalkan diri dengan dengan malas. "ya, Rane Riverlyn, aku Jeonnel Alexander Dexter apa kau ingin menikah denganku? " tanya pria itu sekali lagi. "kau orang yang lebih gila dari pria-pria tadi." timpal Rane menatap Jeonnel datar. "Aku tak pernah seserius ini." ungkap Jeonnel jujur. Sedangkan sekretaris Taylor hanya menonton aksi lamaran gila itu. Setidaknya, mengajak Rane menikah lebih baik, daripada menikahi wanita random diluar sana. Pikir sekretaris Taylor. "aku ini seorang artis, kau gila! " Rane terus saja mengumpatinya dan memperlihatkan sisi garangnya. "itu lebih baik." Jawab pria itu dengan santai. "kenapa harus aku? " tanya Rane heran seraya menunjuk dirinya sendiri. "karena hanya ada kau disini." Rane kembali mendengus. Pria ini benar – benar ajaib! "aku tak meminta lebih dari sekedar menikah, aku bersumpah! " pasti Jeonnel. “ kau bebas melakukan apapun, kau bebas menggunakan uang dan semua fasilitas yang kuberikan." tambah Dexter. “Karena kau seorang artis kau pasti tak ingin merusak reputasi dan aku bisa menjaga itu untukmu ```dan juga aku akan menjamin masa pensiunmu jika kau bersedia menjadi pengantinku." tambah pria itu penuh keyakinan. Rane tercengang dengan semua yang Ia dengar, siapa sebenarnya pria ini? "aku akan menjagamu, Rane." terucap dengan lirihan putus asa. Rane tercenung mendengar ucapan pria itu yang terdengar sangat frustasi. Sejujurnya, Rane tak pernah berkencan sebelumnya karena sejak kecil ayahnya sangat keras terhadapnya, menekan Rane untuk menjadi penyanyi sukses, dan setelah berhasil masuk ke sebuah agensi Rane hanya memfokuskan diri menjadi trainee dan sangat tidak mungkin untuk berkencan mengingat banyak peraturan yang harus mereka patuhi. Selepas debut pun dia tak tertarik berkencan, karena ia mengejar karirnya. "jelaskan alasan spesifiknya." tuntut Rane akhirnya. Pria itu menghela nafasnya pelan, "Aku butuh pengantin wanita untuk menikah hari ini juga, karena jika tidak, pria tua itu mungkin akan mengakhiri hidupnya." Jelas Dexter. Baiklah, Rane paham. Pria tua yang Jeonnel maksud sudah pasti kakeknya, jadi pria dengan wajah arogan tetapi sangat rupawan ini tengah di ancam. Mata Rane menelisik mata bulat dengan tatapan tajam itu, lalu melirik Jeonnel dari atas hingga bawah, dan beralih melihat ke semua penjuru mobil. Jeonnel dibuat bingung dengan tingkah wanita yang tengah dia ajak menikah. "Tidak mungkin pria sepertimu tidak memiliki kekasih! Yang benar saja! " Tuduh Rane. Sesaat setelah Rane mengucapkan itu, pekikan tawa lepas keluar dari mulut pria yang tengah menyetir. Alis Rane menukik heran, sedangkan pria Dexter itu mendengus kesal. "hei, Nona Riverlyn. Sekedar informasi saja, pria yang mengajak mu menikah itu tak pernah berkencan dengan wanita manapun sebelumnya. Ia hampir mirip seorang biarawati." ungkap sekretaris Taylor tanpa rasa bersalah membuat Jeonnel menatap pria itu dengan tajam. Rane menganga tak percaya. Hei, logika saja. Rane saja mengakui ketampanan pria ini, bahkan ia jauh lebih tampan dari para artis yang sering kali berpapasan dengan Rane. Dan juga, pria ini sungguh sangat jelas terlihat kaya raya, belum lagi supir mereka itu memanggilnya Presiden dan terlihat sangat hormat. Mana mungkin pria yang tidak manusiawi sempurnanya ini tidak dikerumbungi wanita cantik?? "tidak mung-" ucap Rane terpotong. Dexter menghela nafasnya lalu membuang muka. "yang, dia tidak berbohong. " ungkapnya membenarkan. Kenapa dia jadi malu dengan fakta itu? Jeonnel kembali melihat kearah Rane, lalu bergerak mendekat dan dengan berani menggenggam kedua tangan Rane. Hal itu sukses membuat Rane membeku. "aku tak pernah memohon sebelumnya. Kali ini, tolong selamatkan aku." minta pria itu serius. Rahang tegas dengan garis sempurna, hidung mancung, mata setajam elang, dan tatapan lirih semua itu seolah menghipnotis Rane, Ia terpaku dengan pesona Jeonnel dari jarak sedekat ini. "Jadilah, istriku." Minta Jeonnel sekali lagi. Tanpa sadar kepala Rane mengangguk. Mata pria itu membola saat melihat reaksi Rane. "K-kau setuju? " tanya dia penuh keterkejutan. What! -Rane segera tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan. "T-tid-" ucapan Rane lagi – lagi terpotong. Pria itu dengan tiba-tiba membawa tubuh Rane kedalam pelukannya. "Terima kasih Rane! " pria itu berucap. Apa - apaan ini??! Ya Tuhan, kenapa kepala sialan miliknya harus mengangguk tadi? Kenapa juga dia malah terpaku dengan pesona Jeonnel hingga kepalanya dengan tidak sopannya mengangguk tanpa persetujuan.           * * * Semuanya berjalan begitu cepat. Rane pun akhirnya setuju dengan pernikahan itu setelah perdebatan panjang mereka. Rane Riverlyn artis dari group popular Shining Star kini telah sah berstatus istri seorang CEO muda, Jeonnel Alexander Dexter setelah menandatangani kertas pernikahan sipil itu. Sialan Rane bahkan masih terperangah dengan apa yang terjadi. Tepat saat jam menunjuk pukul 5 sore dia tersadar bahwa yang dia lalui hari ini nyata bukan sebuah mimpi ataupun halusinasinya. Pria itu dengan tahu dirinya membawa Rane yang masih bingung. Setelah menarik Rane ke sebuah butik mewah untuk mengganti pakaian kasualnya. Mereka pun pergi ke Los Santa untuk bertemu dengan kakek dari Jeonnel. Setelah memekan waktu setengah jam untuk pergi keluar dari Amber, Rane dan Jeonnel pun tiba disebuah rumah klasik bergaya eropa di kota kecil bernama Los Santa. Walaupun kota itu kecil, tetapi berkat keluarga Dexter yang berasal dari sana membuat kota itu menjadi kaya dan sejahtera. Rane tahu mereka akan menemui kakek dari pria itu, dia mungkin sudah berdamai dengan gugup dan ketegangan sejak dia menjadi seorang penyanyi tetapi kali ini jiwa artisnya menghilang, dia kembali merasakan kegugupan dalam dirinya. Rasa yang telah lama hilang kembali karena pria itu. “tidak perlu khawatir.” Jeonnel berkata. Tidak membantu sama sekali. Mereka kini tengah duduk menunggu di meja makan. Pria Dexter itu terlihat sibuk dengan gawai ditangannya, sejak tadi. Jeonnel hanya mengatakan bahwa keluarganya yang tersisanya hanya kakeknya. Hal itu juga membuat Rane semakin iba untuk menolak permintaan pria itu, terlebih Rane adalah tipikal orang tidak enakan. Padahal ini menyangkut masa depannya tetapi dia malah menaruh kepercayaan begitu saja kepada Jeonnel. Tak! Kepala Jeonnel baru saja dipukul dengan sebuah benda. Membuat Jeonnel meringis dan melihat pelakunya yang tidak lain adalah kakeknya yang tengah berada diatas kursi roda dengan Jimmy yang mendorong pria tua itu dengan tertawa pelan setelah melihat aksi Jeonnel dipukul. Satu – satunya orang yang berani melakukan itu kepada Jeonnel adalah sang kakek. “kau membawa istrimu tetapi tidak memberi dia perhatian sama sekali! ” keluh sang kakek menatap Jeonnel tajam. Jeonnel diam tidak memberikan respon, membuat keadaan semakin canggung. Untungnya Jimmy mengambil tempat duduk yang sama dengan mereka sehingga kini Jimmy bisa membalas senyuman canggung Rane itu. Tetapi setelah semua berlangsung, tidak ada hal yang menegangkan lagi. Rane justru mengobrol dengan perasaan nyaman kakek dari Jeonnel karena Rane adalah wanita yang cerdas untuk ukuran artis, dia berpengetahuan luas. Sehingga banyak percakapan yang bisa dia ikuti dengan mudah tanpa rasa canggung. Bahkan sang kakek pun mengagumi wanita itu, Rane pandai membuat suasana tidak begitu canggung. Dari cerita yang Rane sampaikan, dia bisa merasakan bahwa wanita ini adalah orang yang sederhana dan dididik dengan sangat baik oleh orangtuanya. Dia tentu tahu Jeonnel dan Rane menikah karena keterpaksaan, tidak ada cinta sama sekali. Dia bisa melihat ketulusan pada mata Rane, dan dia yakin Jeonnel akan jatuh cinta pada wanita itu cepat atau lambat. Dia sudah tua dan sudah banyak melihat sifat dari manusia, tetapi dia yakin cucunya itu memilih orang tepat. Dia khawatir dengan Jeonnel memilih wanita yang buruk tetapi dia malah mendapatkan sebuah berlian yang terbaik.   * * * Setelah hari semakin menggelap, Jeonnel pun membawa Rane kembali. Dalam perjalanan Jeonnel meminta Rane menghubungi orangtuanya, agar mereka membicarakan hal ini. Sungguh, Rane suka dengan bagaimana Jeonnel bersikap. Walaupun terlihat abaikan akan segala hal tetapi pria itu sungguh dewasa, dan terlihat sangat bertanggungjawab.   Tidak menunggu lama untuk keluarga Rane- Clark- tiba. Keluarga Clark itu tiba di sebuah restoran mewah bergaya China. Sedikit heran, tumben sekali putri bungsu mereka membawa mereka untuk makan malam, apalagi di restaurant mewah. Setelah mengucapkan nama Rane seorang pelayan menggiring mereka ke sebuah ruangan VIP. Lagi, keluarga Clark dibuat terkejut dengan tempat yang putrinya pilih. Mereka masuk kesana, dan mendapati dua orang tengah duduk berdampingan. Arnold Clark, dan istrinya Liony, serta Rayna kakak Rane satu - satunya saling bertatapan satu sama lain. "mom, dad, kakak, duduklah." Rane memanggil mereka dengan riang. Ketiganya mendekat, dan pria disamping Rane itu bangkit untuk membungkuk memberi hormat. Mereka bertiga di buat tercekat saat mengetahui siapa pria yang kini menunduk memberi hormat kepada mereka. "ekhm." tuan Clark bahkan hampir kehilangan suaranya. Geez, siapa orang yang tidak mengenal Jeonnel Alexander Dexter, terlebih tuan Clark salah satu pengacara yang sering mengurus kasus - kasus besar didunia bisnis. "em," kakak Rane berdeham hendak membuat suara. "Bukankah lebih baik kita makan terlebih dahulu? " ucap Jeonnel membuat Rayna menghentikan niatnya untuk berbicara. Aura yang Jeonnel keluarkan membuat orangtua disana merasa kecil. Setahu Arnold putri pertamanya bahkan lebih tua satu tahun dari pria itu tetapi pria muda itu terlihat begitu dominan. Rayna hanya melotot melihat kearah Rane meminta penjelasan, tetapi wanita itu mengabaikannya dan memilih untuk menyantap makanan yang sudah tersedia disana dengan tenang. Mereka semua pun makan tanpa suara, meninggalkan tiga orang disana yang diliputi ribuan pertanyaan. Makanan yang tersaji itu satu persatu masuk kedalam perut orang yang ada disana, Rane pun merasa sudah cukup berbasa – basinya. Rane meletakkan peralatan makannya lalu melihat kearah kedua orangtuanya serta sang kakak. "dad, mom, kakak." panggil Rane yang menarik atensi tiga orang disana. "Maaf sebelumnya, sebenarnya, aku dan Pres- Jeonnel Alexander Dexter telah menikah." ungkap Rane. uhuk uhuk! Dua orang terbatuk dan satu orang hampir tersedak. Kejutanmu sungguh luar biasa Rane! "Rane, ini tak lucu! " ucap Rayna, matanya melirik Jeonnel sekilas sedikit takut dengan aura pria itu yang sangat kuat. "Rane, apa yang kau maksud?" tanya sang ibu. "Aku dan Jeonnel telah menikah secara sipil." jelas Rane. "Tunggu, sejak kapan kal- kau berkencan?! " tandas Rayna tak percaya. "kami tidak berkencan." jawab Rane jujur. "kami hanya langsung menikah." tambahnya dengan tenang. Rane lalu mengeluarkan sebuah berkas dan meletakkan benda itu di atas meja. Ketiga orang itu membaca berkas itu, dan dibuat menganga karena dengan jelas kertas itu menjelaskan bahwa Rane dan Jeonnel telah sah menikah. "I-ini.. " "bagaimana dengan karirmu, Rane? " tanya Rayna tak mengerti. "aku akan melindungi karir Rane." jawab Jeonnel percaya diri. "no-I mean-" "apa ini semacam pernikahan kontrak? " potong tuan Clark, dia menatap Jeonnel serius. Ini masalah masa depan putrinya, tentu ia sangat berhati-hati, dan pernikahan bukanlah sesuatu permainan. Rane sedikit terhenyak dengan pertanyaan sang ayah. Benar, kenapa Rane tidak berpikir bahwa pria itu menikahinya secara kontrak? "Selama Rane ingin bersamaku, selama itu juga aku akan terus bersamanya, menjaga, dan melindunginya. Aku tak pernah tertarik untuk berselingkuh atau menikah lagi, itu melelahkan." jawab Jeonnel dengan sorot mata yang terlihat tulus. Rane menatap Jeonnel dengan senyuman yang terukir tipis di bibirnya. "Rane adalah putri bungsuku, dan ia seorang artis, apa kau bersungguh - sungguh untuk menikahinya? " tanya tuan Clark kembali. "aku tidak pernah seserius ini sebelumnya." jawab Jeonnel penuh keseriusan. "aku tidak akan menyakitinya, dan tak ada seorang pun bisa menyakiti wanitaku." tekannya. Dan itu berhasil membuat tuan Clark melunak. Tatapan mata Dexter yang penuh dengan keseriusan membuatnya yakin. "lalu bagaimana denganmu, Rane? Apa kau yakin memilihnya menjadi suamimu ? " tanya tuan Clark. Tubuh Rane menegap, Ia melirik Jeonnel dan pria itu tersenyum canggung. Rane mengangguk lalu melihat kearah sang ayah. "Aku percaya kepadanya." jawab Rane. "Bisa apa aku jika surat itu saja sudah tertandatangani dengan rapi dan secara sadar." sungut tuan Clark. Sedikit menyindir Jeonnel dan Rane yang membuat keputusan tanpa konfirmasi. "C'mon dad, itu hanya pernikahan sipil. Kami belum menggelar pesta pernikahan kami." ucap. Rane mencoba memecahkan suasana super canggung disana. "aku mengiklaskan putri bungsuku menikah denganmu, tapi aku tidak akan melepaskan mataku darimu." ucap tuan Clark tenang, tetapi jelas mengancam. Keluarga Rane bukanlah keluarga kaya raya, tidak ada garis keturunan konglomerat di tangan mereka. Tetapi, keluarga mereka sangat terdidik, dan menjadi panutan karena mereka yang selalu mengutamakan pendidikan dan etika untuk keturunan mereka. Tuan Clark tentu saja khawatir mengingat betapa kaya dan berkuasanya suami anaknya itu. "jangan harap aku akan berbuat baik jika kau menyakiti putriku." "dad-" "aku tak akan menyakitinya, aku bersumpah." yakin Jeonnel. Jeonnel menegak wine-nya lalu meletakkan tangannya diatas pahanya seraya meremas benda berbahan kain itu. Bohong jika ia tak gugup, karena nyatanya ia sedari tadi berkeringat dingin. Ini adalah ketakutan pertama dalam hidup Jeonnel, Hari ini adalah hari yang bersejarah untuknya. Penyebab utamanya adalah Rane. Rane tak sengaja melihat kearah kaki pria itu dan mendapati kuku jari pria itu memutih karena remasan yang kuat. Tangannya segera turun dan menggenggam tangan Jeonnel, mencoba mengirimkan kehangatan untuk tangan dingin pria itu. Rane kembali tersenyum, Ternyata pria ini bisa takut juga.   To Be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD