2. Party

1328 Words
"s**t!" umpat Saki. Kemarin, dia mendapatkan kesialan yang membuatnya harus berpura-pura menjadi M-Robot yang ramah dan baik hati. Apalagi kalau bukan mengobrol santai dengan para leluhur keluarga Randra, yang gerak tubuhnya saja sudah lambat sama sekali. Dan sekarang, dirinya mengetahui, bahwa ayahnya belum menambahkan daftar baju¹ di penyimpanan memori card-nya. Saki dengan tergesa menuruni tangga rumahnya yang panjang. Dirinya ingin menghampiri sang ayah yang pasti sedang di taman belakang pagi ini. "Dad, why don't you buy me more clothes?" tanya Saki bernada tinggi ketika dirinya sudah berada di hadapan sang ayah. "Hmm?" ayah Saki hanya mengangkat sebelah alisnya. "Calm Son, pakaian kamu sudah banyak, mengapa kamu menginginkan lebih banyak lagi?" lanjut ayah Saki dengan memberikan pertanyaan. Saki mendengus, dirinya tak habis pikir kenapa ayahnya bertanya seperti itu. Apa ayahnya itu tidak pernah melewati masa muda? Pikir Saki. "Of course for fashion, Dad." merotasikan matanya, Saki benar-benar berpikir jika ayahnya memang tidak pernah bergaul semasa muda. "Hh, Saki, kamu tahu Nak, tahun ini ayah sedang menghemat. Pekerjaan ayah sebagai pen-desain kulit semakin tidak berguna." balas ayah Saki dengan lesu. Saki yang mendengar tentu saja merasa kaget. Hey, dirinya belum siap menjadi rakyat kelas rendah, tch. "Ayah serius? Kita akan menjadi kelas rendah?" tanya Saki, melangkah menuju tempat di sebelah ayahnya. Ayah Saki hanya mengangguk. Lalu setelahnya, hening diantara mereka berdua. "Siap tidak siap, mungkin beberapa bulan kedepan, kita sudah harus menjadi kelas rendah, Saki." Ayah Saki memberitahu, terlihat menghela napas dengan kasar. "Ayah terlihat lemas, sudah mengisi baterai lagi 'kan?" Saki khawatir melihat keadaan ayahnya yang terlihat sama sekali tidak sedang baik-baik saja. "Hmm, Ayah belum." Saki mengerutkan sedikit keningnya, merasa kalau dirinya terlalu berlebihan dengan uang. "Lusa, Ayah akan bawa kamu ke tempat seseorang." "Seseorang? Tempat apa itu? Saki baru pertama kali dengar nama tempat yang seperti itu." Saki bertanya, berpikir kalau sepertinya tidak ada tempat yang bernama 'seseorang'. Saki melihat sang ayah sedikit terkejut. "Ah, maksud Ayah, ke tempat pembaruan." balas ayahnya sedikit gugup. "Oh, oke, kalau begitu Saki ke atas dulu." ucap Saki dibalas anggukan oleh sang ayah. *** Sekarang Saki berada di kamarnya. Dirinya sedang memilah baju di clothes² yang ditampilkan dalam layar hologram berbentuk persegi di depan wajahnya. Saki menekan pilihan kaos di clothes, lalu dipilihnya kaos hitam polos dengan ukuran yang sedikit besar dari ukuran tubuhnya. Beralih ke pilihan celana, Saki memilih celana pendek selutut berbahan tebal berwarna cokelat muda kotak-kotak. Setelah merasa beres dengan pilihannya, Saki menekan tombol USE yang berada di pojok kiri layar. Tubuh robotnya merespon, terlihat sedikit demi sedikit kaos dan celana yang dipilihnya tadi terpasang ditubuhnya yang tinggi. "Selesai." kebiasaan Saki setelah melakukan sesuatu yang berhasil ia selesaikan, pasti Saki akan selalu mengatakan 'selesai'. Melangkah menuju balkon kamarnya, Saki melihat ke bawah yang hanya dilapisi tanah. Mengeluarkan layar hologram lain dalam tubuhnya yang dia beri nama 'LET'S³', Saki menekan gambar SWG⁴, lalu dengan cepat bagian tumit sampai telapak kakinya berubah menjadi sepatu berwarna hitam keabu-abuan. Ditekannya kembali tombol USE, lalu alas sepatu itu mengeluarkan sedikit asap berwarna biru, dirinya lalu mulai melompat kecil. Setelah melompat, Saki sekarang berada di atas lantai yang tadi ia pijak. Saki lantas melompat turun dari balkonnya dengan posisi tengkurap dan lengan telentang, sedikit lagi tubuhnya menghantam tanah, Saki langsung berguling ke samping lalu melayang di udara dengan posisi berdirinya. Saki berbisik kecil menyebutkan 'GO', sepatu itu lantas langsung bergerak ke atas, mengikuti arah tubuh Saki. Saki merentangkan tangannya, dia merasa kangen dengan angin sejuk di atas langit seperti ini. "Hai Saki! Sudah lama aku tidak melihatmu terbang lagi." helikopter datang melintas di samping kanan Saki, sang pilot menyapa dan bertanya kepada Saki. Mungkin, semua pilot yang ada di RC mengenal Saki, karena terbang adalah salah satu hobinya. Dirinya sering melesat ke sana-kemari di langit RC. Menyapa para pilot yang tak sengaja ia temui. "Haha, yo Ban, aku sibuk akhir-akhir ini. Kenapa, penumpangmu merindukanku kah?" tanya Saki bercanda. "Haha, ya Saki, kemarin semua penumpang yang menaiki pesawat wisataku mempunyai niat terselubung. Dan kau mengerti bukan?" setelah bertanya dengan muka jahil, helikopter itu mulai menjauh mendahului Saki. Saki menggeleng heran, dirinya memang cukup populer dikalangan F-Robot muda. Saki mulai menaikkan kecepatan SWGnya, perumahan bagian selatan sudah terlihat di depan mata. Saki melanjutkan lajunya ke arah perumahan bernomor 176. Di atas, Saki melihat sudah banyak M-Robot maupun F-Robot muda yang berkumpul di halaman rumah tersebut. Saki mulai mendaratkan kedua kakinya ke permukaan, setelah dirasa pas, Saki berbisik kembali mengatakan 'STOP'. SWG itu langsung saja berubah menjadi bentuk kaki kembali. "Saki! What's up man?" salah satu dari mereka langsung menghampiri dan menyapa Saki. Saki hanya mengerutkan kening, dirinya tidak merasa kalau dirinya mengenal M-Robot yang terlihat agak dewasa itu. Memorinya dengan otomatis mencari wajah M-Robot muda yang menyapanya, tetapi Saki tidak menemukan nama ataupun asal dari M-Robot itu. "Maaf, aku mengenalmu?" "Ooh Saki, kau tidak memasukkan aku kedalam memorimu? Itu sungguh menyakitkan." jawab M-Robot itu dengan sedikit lebay. "Sorry, tapi sepertinya memang aku tidak memasukkanmu kedalam memori." "Hh, itu sungguh menyakiti hatiku Saki." M-Robot itu memegang dadanya-tempat penyimpanan baterai. "Kau lebay! Permisi." balas Saki sarkas, Saki memang malas jika sudah berurusan dengan robot berkepribadian lebay atau alay. "SAKI, AKU FELIX, DARI PERUMAHAN BARAT, JANGAN LUPA ITUU!!" M-Robot itu berteriak dengan suara bass-nya yang tentu menarik perhatian robot lain. Saki hanya melangkah menuju teman-temannya. Dirinya menghubungi ME*-nya. "0413." panggil Saki berbicara dalam batinnya. "Selamat malam tuan, ada yang bisa ME bantu?" ME menyaut panggilan tuannya. "Apakah aku pernah bertemu dengan sebuah M-Robot muda yang bernama Felix, dia mengaku berasal dari barat." ME itu langsung memproses memori ingatan Saki. "Tidak ada tuan, anda sama sekali belum bertemu dengan Felix. Apakah anda ingin menambahkan Felix ke dalam important memory* tuan?" suara itu terdengar oleh Saki sendiri saja. "Tidak ME, biar saja si Felix itu berada dalam shadow memory*." "Baik tuan." "3140." Saki mematikan sambungannya dengan ME. Teman-temannya masih berdiri di seberang menunggu Saki. Saki terkekeh melihat raut wajah mereka yang jenuh menunggu Saki yang berbincang dengan ME-nya tadi. "Ahaha, sudah menunggu lama?" tanya Saki dengan nada jahil. Randra dan Sanka kompak merotasikan matanya. Mereka berdua terlalu malas meladeni Saki untuk sekarang. "Haha, maaf-maaf. Tadi aku cuma penasaran, siapa Felix itu?" "Dan apa jawabannya, kau tidak mengenal dia 'kan?" tanya Randra mulai menyahuti omongan Saki. Saki mengedikkan bahu, menoleh kepada Randra dan Sanka, lalu menggeleng dengan santai. "Hh, kau sudah tahu itu, tapi kau masih saja mencari tahu!" ucapan Randra sedikit dengan bernada tinggi. Saki memang seperti itu, banyak diantara M-Robot maupun F-Robot yang mengaku kalau dirinya mengenal Saki. Padahal, bertemu sekalipun belum pernah. "Saki-Saki." Sanka yang sedari tadi menyimak akhirnya mengeluarkan suara. Sanka menggeleng maklum dengan tingkah Saki yang mempunyai jiwa penasaran yang amat tinggi. Entah apa yang berada dipikirkan ayahnya Saki ketika beliau menambahkan jiwa penasaran yang tinggi kepada Saki ketika sedang diprogram, pikir Sanka. "Hmm, sudah 'kan berbincangnya? Kalau sudah, ayo kita masuk!" seru Randra mengepal lengannya ke atas. "Yah, ayo kita berpesta!" sahut Saki kencang. "Hahaha, let's do it dude!" Sanka mengikuti langkah kedua temannya yang sudah memasuki ruangan pesta. ***** -Daftar baju¹: aplikasi yang ada disetiap robot. Gunanya untuk menyimpan baju dan celana. -Clothes²: ketika daftar baju dibuka, akan terlihat dua pilihan, salah satunya adalah CLOTHES. Gunanya untuk menyimpan baju-baju. -Let's³: adalah aplikasi yang hanya dimiliki oleh robot-robot berada. Isinya yaitu, kendaraan-kendaraan yang bisa mengecil dan membesar. Seperti SWG, CWG, dan lain-lain. -SWG⁴: Shoes Without Gravity adalah salah satu kendaraan yang ada di aplikasi LET'S, berbentuk sepatu sport. -ME*: Memory Ectic, adalah sebuah sistem yang terpasang di setiap robot. Sistemnya bekerja seperti asisten pribadi, hanya saja ME hanya bisa memberitahu sesuatu yang ditanyakan oleh tuannya, tidak bisa bertindak apapun. Ectic sendiri yaitu, nama yang diberikan oleh Saki sendiri. Setiap robot menamai sistemnya masing-masing. 0413 adalah cara Saki mengaktifkan ME-nya. Sedang, 3140 adalah cara menonaktifkan ME. -Important Memory*: adalah memori penting. Gunanya untuk menyimpan memori-memori yang penting bagi pemiliknya.- Shadow Memory*: adalah memori bayangan. Gunanya untuk menyimpan memori-memori yang menurut pemilik tubuh sedikit tidak berguna. Shadow Memory juga bisa otomatis menyimpan memori tanpa sepengatahuan sang pemilik tubuh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD