Menanti

562 Words
3 hari kemudian.. Sore hari Tiara mengirim sherlock lokasi untuk kencan mereka. Dirinya sudah tampil dengan begitu cantik hanya 2 kata saja untuknya yaitu sangat sempurna. Dengan balutan dress merah makeup flawless dan memakai sepatu hak tinggi hitam serta tas kecil berwarna merah waah anggun sekali dirimu Tiara semoga saja kencanmu malam ini akan berhasil seperti apa yang kau impikan. "Jasson aku pasti bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku .." senyum sempurna mengembang diwajah cantiknya, menyaksikan dirinya secara langsung dari pantulan cermin besar dikamar Nana. Pintu kamar terbuka, Nana masuk dengan membawa cemilan dan s**u hangat. "Hey siapa ini yang mau pergi kencan?" Nana meletakan nampan berisi itu diatas meja, "uuuu... Cantik sekali Tiara semoga kencanmu berhasil." "Pasti.. aku sudah menyiapkan segala sesuatunya dan lihatlah bukankah aku cocok memakai gaun merah ini?" "Tentu saja Tiara sahabatku.." Nana mendekat untuk memegang kedua bahunya "Ayah Jasson seketika hatinya akan luluh hehe.." "Berhentilah memanggilnya ayah.. dia itu hanya waliku saja.. kami tidak punya hubungan darah." "Aaaa iya baiklah maafkan aku.. ayo bergegaslah.. kau tidak boleh membuatnya menunggu." Tiarapun berpamitan dan segera melangkah keluar rumah, setelah masuk kedalam taxi dirinyapun segera meminta pak sopir untuk pergi mengantarkannya ke sebuah coffe. *** Setibanya di coffe itu tepat pukul 19.00 malam waktu setempat. Tiara duduk ditengah ruangan sembari menunggu kedatangan Jasson. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 19.40 malam namun yang ditunggu tak kunjung datang. Oke tetap berfikiran positiflah Tiara mungkin saja Jasson sedang terkena macet. Waktupun terus berputar hingga malam pukul 22.00 namun yang ditunggu masih tak kunjung datang. Dengan setia Tiara masih menungguinya, tetap berfikiran positif meskipun hatinya telah berbisik. Entah sudah berapa lama dirinya menunggu seorang diri hingga para pengunjung coffe berkurang dan sekarang dirinya malah di datangi pelayan coffe tersebut dan memberitahukannya jika mereka akan segera tutup. "Kak tolong waktunya sebentar lagi hanya setengah jam saja ya?" seru Tiara memohon waktu lebih. "Baiklah nona kami akan menunggu hingga setengah jam lagi." pelayan tersebut tersenyum lalu undur diri dari hadapannya. Sekarang dengan segala keresahan hatinya Tiara mulai ragu jika pria itu akan datang. Mengecek hp berharap sebuah chat masuk dari Jasson namun nihil sama sekali tidak ada. Tiara mengusap pelan wajahnya mengusir kegelisahan, Bersabarlah Tiara mungkin dirinya masih ada urusan lain. Dan teruslah kau menunggunya hingga pelayan coffe datang untuk yang kedua kalinya. Kali ini mereka tidak bisa lagi mengunggu, "Maaf nona kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Sekarang sudah hampir larut malam." Tersirat rasa kecewa dari wajahnya melalui senyum getirnya, "Aaa iya baiklah tidak apa-apa kak, aku mengerti. Terimakasih karena masih mau memberikanku sedikit waktu.." "Sama-sama nona." Dengan langkah terpaksa Tiarapun segera melenggang pergi, menyempatkan diri untuk duduk sejenak di kursi luar berharap sang pujaan hati akan tiba namun yang datang malah rintikan hujan. *** Setelah hujan reda tidak tahu lagi ini sudah jam berapa karena hpnya sudah lowbet. Sekali lagi Tiara menghela nafas panjang berusaha menutupi kekecewaan dan kesedihannya. Mencoba untuk rersenyum manis, dirinya sudah berdiri didepan pintu rumah Nana. Terdengar suara bel dari luar Nanapun bergegas membukakan pintu rumahnya, "Tiara? Hey kau ini bisa-bisnya kencan sampai lupa waktu.." "Haha maaf ya Nana soalnya aku benar-benar bahagia." Keduanya sudah berada didalam kamar, Tiara masih membersihkan diri didalam kamar mandi. Nana sangat penasaran dengan kencan mereka dan diapun mencoba untuk membuka hp milik Tiara namun sayang hp itu menggunakan password. Pintu kamar mandi terbuka Nanapun segera meletakan hp itu dikondisi semula, Nanapun segera berbaring diatas ranjang. "Tiara ayo cepat ceritakan kepadaku seperti apa kencan kalian berdua?" "Kenapa kau penasaran sekali?" "Aaa ayolah.. jangan pelit informasi, ya?" "Enak saja.." Tiara melemparnya dengan handuk kecil bekas mengeringkan rambutnya sembari tersenyum meskipun hatinya sakit.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD