Kabur

500 Words
Jasson sudah mendapatkan tiket untuk Tiara, dirinya juga sudah memastikan jika gadis itu akan segera pergi dan tetap menjaga jarak pada batasnya. Memasukan koper kedalam bagasi mobil seorang diri tanpa bersua kepada sipemilik koper tersebut, lalu membukakan pintu mobil untuknya. "Masuk!!" "Tidak bisakah kita mencobanya? Kumohon berikan aku satu kesempatan untuk mencobanya.." Tiara memasang wajah welasnya memohon dengan sangat namun Jasson bukanlah pria yang mudah berpaling hati. "Masuk!" 1 kalimat yang terucap dengan dingin dari mulutnya. Tiarapun pasrah hanya bisa menuruti keinginan Jasson untuk segera masuk kedalam mobil. Mobilpun melaju dengan kecepatan tinggi, hanya keheninganlah yang tercipta dari dalam mobil itu. Jasson sama sekai tak menganggapnya ada, hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk hari terakhirnya. *** Saat dilampu merah tiba-tiba Tiara merasa dirinya harus segera pergi ke toilet, "Aku ingin ketoilet." Namun tak ada jawabannya sama sekali. Jasson masih mengunci rapat mulutnya. "Jasson aku bilang aku mau ketoilet.. apakah kau tidak mendengarku?" masih diam, "Jass -" "Kau bisa mengeluarkannya saat dibandara nanti. Jadi lebih baik kau duduk dengan tenang dan tutup mulutmu dengan rapat!" tatapannya sangat tajam sehingga membuat Tiara bungkam saat itu juga. Didalam benaknya Tiara masih memikirkan sebuah cara bagaimana caranya agar dirinya tidak pergi ke Inggris, Tuhan tolonglah aku, aku hanya ingin menikah dengannya.. Setelah sampai di bandara Jasson mencengkram kuat tangan Tiara agar tidak kabur darinya. "Apa yang kau lakukan, kenapa mencengkram tanganku. Sakit tolong lepaskan!" seru Tiara memohon padanya. "Diam dan menurutlah, sebelum aku memperlakukanmu seperti s****h!" Pria itu masih saja menyeret Tiara dengan berjalan cepat, "Lepaskan tanganku Jasson, sakit!!" berulang kali Tiara mencoba untuk meloloskan diri darinya dengan cara menggigit lengan Jasson sekuat mungkin hingga memerah dan lecet. "s****n!" pekik Jasson, "Kau sungguh tidak tahu diri ya!" Tiara menggeleng merasa bersalah namun dirinya juga tidak mau diperlakukan seperti itu, "Maafkan aku Jasson, tolong mengertilah aku benar-benar mencintaimu." "Cih! Hentikan omong kosongmu itu dan cepatlah sebelum kau ketinggalan pesawat!" baru saja Jasson mau menyentuh tangannya Tiara langsung menepis kuat tangan Jasson dan segera melarikan diri. "Hey berhenti.. Tiara!" Puluhan pasang mata hanya menyaksikan adegan tersebut. *** Jampun berlalu namun hingga detik ini Jasson masih tak bisa menemukannya. "Kemana kau gadis s****n! Berani-beraninya kau melakukan hal ini padaku!" Sebuah chat masuk di hpnya, "Jasson kumohon mengertilah, aku sangat mencintaimu.. kumohon berikan aku kesempatan sekali saja. Ayo kita bertaruh jika dalam 1 bulan aku tak bisa menaklukanmu maka aku akan dengan senang hati pergi ke Inggris atau kemanapaun yang kau inginkan." tertanda Tiara. Membaca chat itu membuatnya mendengus sebal. Kau ingin bermain-main denganku? Heh! besar sekali nyalimu itu. sepertinya kau harus diberi sedikit pelajaran! "Baiklah jika memang itu yang kau inginkan! Akan kupastikan dalam waktu 2 minggu kau sendiri yang akan menyerah atas cinta bodohmu itu!" Berusaha mencari kesana kemaripun percuma karena Tiara sudah bersembunyi ditempat yang tidak ia ketahui. Jassonpun memutuskan untuk segera kembali keapartemennya. *** Tiara saat ini sedang berada dirumah Nana, menceritakan semua hak gila itu padanya. "Aku tidak bisa menafikan perasaanku terhadapnya Nana. Kau mungkin tidak akan mengerti, tapi percayalah aku sangat mencintainya.. dia bukan ayah kandungku, kami sama sekali tidak punya hubungan darah. Tidak Nana!" Tiara mencoba mengusap kedua sudut matanya yang telah basah, Nana hanya bisa memeluknya bahkan dirinya sudah tak bisa berkata-kata lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD