bc

The Crazy Man

book_age18+
1.6K
FOLLOW
13.9K
READ
billionaire
dark
sex
playboy
arrogant
badboy
boss
doctor
twisted
bxg
like
intro-logo
Blurb

Menjadi sosok pria yang memiliki kelainan psikologis tentunya sangat sulit dilaluinya. Begitu halnya dengan sosok Rey Antoni. Pria itu memiliki kelainan lantaran trauma yang dia lalui di masa kecilnya hingga berakibat fatal.

Di sisi lain sosok dokter psikiater bernama Raina masuk ke dalam kehidupan Rey Antoni setelah terlibat beberapa masalah dengan pria tersebut.

Raina masih bisa mengenali Rey melalui aroma parfum yang khas serta warna suara Rey yang terus terngiang di dalam ingatan wanita itu selama beberapa hari terakhir. Walaupun Raina tidak melihat wajah Rey Antoni secara langsung, Raina merasa yakin kalau pria yang ada di hadapannya sekarang merupakan pria gila yang sempat membuat hidupnya berantakan lantaran terlibat dalam kejadian memalukan antara mereka berdua beberapa minggu lalu.

“Aku tidak punya bukti untuk menangkap pria ini! Tapi aku tidak mungkin melupakan warna suara yang pernah aku dengar!” Ucap Raina dalam hati.

Saat ini Rey sedang berada di seberang meja kerjanya untuk mendapatkan perawatan dari Raina atas sakit yang diderita oleh pria tersebut selama bertahun-tahun lamanya.

Februari 2021 by Lalebinlubin

chap-preview
Free preview
Ch-1 Penculikan masal!
"Bawa sepuluh wanita untukku!" Teriak Rey pada asistennya. "Baik presdir!" Asistennya tersebut segera bergegas membawa sepuluh orang wanita seperti permintaannya. Tak satupun dari mereka sesuai dengan harapan Rey. Rey Antoni pria yang memiliki gangguan psikologis lantaran kejadian di masa lalunya. Sepuluh orang wanita berdiri sejajar dengan kaki dan tangan terikat di sebuah ruangan khusus. Mata mereka ditutup. Tidak ada satupun yang mengetahui apa selanjutnya yang terjadi. Tindakan yang dilakukan Rey Antoni bisa dikenakan jeratan hukum, karena masuk dalam kasus penculikan masal. Namun sepertinya Rey Antoni sama sekali tidak peduli, dia hanya berpikir untuk mendapatkan semua hal yang dia mau. Manusia hanya dianggap sebagai barang yang bisa dia mainkan sesuka hati. Didikan yang tidak benar di masa kecil, sangat mempengaruhi kehidupan Rey di masa kini. Sejak kecil dia selalu dimanjakan oleh kedua orangtuanya. Segalanya berubah sejak mereka berdua bercerai. Kehidupan Rey dan ayahnya sempat berantakan dalam beberapa waktu. Rey Antoni adalah seorang pria pemilik pabrik mobil. Dia aktif layaknya manusia lain pada umumnya, akan tetapi pria itu memiliki satu kelainan psikologis. Awal dia kambuh dan kesulitan bernafas saat pria itu menginjak usia dewasa. Hari demi hari dia lalui dengan masa sulit. Dia mendapati sisi aneh terjadi pada dirinya. Sesak nafas dan rasa tercekik itu dia rasakan ketika tubuhnya menginginkannya. Awalnya dia tidak tahu, kemudian dia meminta asistennya untuk membawakan seorang wanita padanya. Harapannya, dia bisa sembuh dengan medapatkan sosok wanita. Pria itu mengambil percakapan dengan para wanita yang dia bawa. Setelah berbicara dengannya, Rey meminta asistennya untuk membebaskan mereka. Apa yang sebenarnya Rey bicarakan dengan mereka? Kenapa begitu banyak wanita yang dia tangkap dan hanya dia ajak bicara selama beberapa menit lalu dia lepaskan begitu saja? Apa yang Rey cari sebenarnya? Wanita yang tidak tahu apa kesalahannya, diculik dan dibawa ke dalam kediamannya. Rey memiliki sebuah rumah di tengah hutan. Rumah tersebut khusus digunakan untuk melakukan aktivitas yang tidak boleh diketahui oleh siapapun itu. "Siapa kamu! Hei! Jangan! Lepaskan ikatanku!” Gadis tersebut tidak bisa melihat wajahnya karena matanya tertutup. Kedua kaki dan tangannya juga terikat. Pria itu berdiri sejenak menatap tubuh wanita yang sedang terbaring di atas tempat tidurnya. Rey membiarkan wanita itu meneriakinya, dia tidak peduli. Rey memulainya, dia mengambil kursi lalu duduk di sana. Tepat di sebelah wanita itu. “Apa kamu memiliki seorang Ibu?” Tanya pria itu padanya. “Tentu saja aku memiliki Ibu.” Sahut wanita itu padanya. “Seperti apa profil Ibu bagimu? Coba jelaskan padaku?” Ucap Rey seraya menyalakan zippo dalam genggaman tangannya. Pria itu menyalakannya lalu menutup tutupnya. Begitu seterusnya sambil menunggu jawaban dari wanita tahanannya. Wanita itu terlihat ketakutan sekali. “Pria ini gila! Dia menahanku dengan mengikat tangan serta kedua kakiku hanya untuk menanyakan hal itu! Dia menggenggam pemantik, apa dia ingin membunuhku?” Tanyanya dalam hati dengan sangat cemas. Rey tidak peduli sama sekali, hanya dalam waktu beberapa menit berada di dalam ruangan tersebut wanita itu sudah bercucuran keringat. “Ibu bagiku adalah sosok wanita yang harus aku hormati, karena berkat dialah kita bisa hidup seperti sekarang.” Ujarnya cepat. Rey segera berdiri dari kursinya, dia tidak menyalakan zippo dalam genggaman tangannya. Pria itu melangkah mendekat di sebelah tempat tidur wanita itu. “Bagaimana jika seorang ibu meninggalkan anaknya demi mengejar pria lain?!” Serunya dengan nada marah dan tidak senang dengan jawaban wanita tersebut. Setelah berkata demikian pria itu dengan santai mencuci tangannya pada westafel yang ada di sana setelah membuang sarung tangan yang dia kenakan ke tempat sampah. Wanita itu segera dilepaskan kembali oleh orang yang dipekerjakan Rey. Sampai detik ini pria itu tidak menemukan jawaban yang dia cari. Ada anak buah Rey yang ditugaskan untuk mencari para gadis. Mereka harus tahu dengan detail siapa saja yang harus dibawanya menghadap padanya. Rey tidak pernah tahu apa itu jatuh cinta! Sehari-hari dia habiskan hanya dengan bertekur di dunia bisnis. Melanjutkan warisan dari keluarganya. Papa Rey meninggal dunia ketika pria itu menginjak di usia dua puluh tujuh tahun. Sejak kepergian Papanya Rey menjadi pewaris satu-satunya perusahaan keluarganya. Tiga bulan sekali aktivitas kelainan yang diidap Rey tersebut rutin berlangsung. Awalnya hanya satu wanita dan setelah dua tahun berikutnya, dia meminta untuk dibawakan sepuluh wanita sekaligus. Anak buahnya kesulitan mencari wanita. Karena mereka harus mendapatkan informasi secara detail sebelum mengangkutnya untuk menghadap kepada Rey. Malam itu sembilan wanita sudah dia tahan. Tinggal seorang wanita dengan baju dokter. Dia melihat tag nama yang tertera pada baju wanita itu. 'Raina Jenie' "Siapa kamu!? Kenapa aku diculik? Apa kamu salah satu pasienku? Aku akan membantumu tapi aku mohon lepaskan aku." Bujuknya ketika Rey mulai mengikat kedua tangannya untuk menahan Raina di dalam ruangan tersebut Mereka berdua berbicara panjang lebar, sepertinya Raina menyadari kejanggalan yang Rey derita. “Kamu sakit jiwa?!” Ungkap Raina kemudian. “Tutup mulutmu jika kamu ingin keluar dari dalam kediamanku dalam keadaan selamat.” Rey segera memanggil para pelayan wanita dengan menekan tombol merah di bawah tempat tidur khusus tersebut. Pelayan itulah yang bertugas untuk mengurus sisanya. "Tahan dia!" Perintah pria itu pada lima wanita yang masuk ke dalam ruangan. Rey menginjeksikan sesuatu pada pembuluh darah Raina. "Kakimu akan terasa sakit tiga bulan lagi, dan kamu harus datang tepat waktu. Serahkan lagi dirimu padaku." Raina berteriak-teriak histeris. Dia merasa tidak tahu siapa yang sedang dihadapinya sekarang, pria itu hanya meninggalkan kegelisahan dalam hatinya. Aroma tubuh Rey begitu memikat dalam indera penciumannya. Warna suara yang renyah dan enak didengar membuatnya terus teringat. Rey Antoni melepaskan Raina. Wanita itu tidak percaya dengan ucapan Rey semalam tentang dia harus kembali untuk bertemu dengannya, jika tidak maka dirinya akan merasa kesakitan lantaran obat yang disuntikkan oleh pria tersebut. Raina sudah berada di dalam ruangan kerjanya seusai peristiwa semalam. Wanita itu masih menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya. Dia teringat setiap ucapan yang keluar dari bibir Rey. Pendengaran Raina begitu tajam dia masih ingat dengan sangat jelas warna suara milik Rey. "Dia akan meninggalkan alamat jika nanti aku merasakan sakit pada kakiku? Ah dasar ada-ada saja!" Gumamnya tidak percaya sama sekali. Di sisi lain Rey juga sudah berada di dalam ruangan kerjanya. Dia masih bisa merasakan rasa yang begitu berbeda dari Raina. Rasa yang manis saat mereka berbicara, tapi juga ada keinginan dalam hati Rey untuk berhenti mencari mangsa. "Aneh, baru kali ini aku memiliki keinginan untuk berhenti. Tapi dengan bersamaan aku mendapatkan rasa yang begitu manis! Membuatku ingin menetap dan mengambil wanita itu sebagai makanan pokok!" Serunya sambil tersenyum mengingat percakapan gila yang dia lakukan bersama Raina. Rey bukan pria bodoh, tapi dia hanya kesulitan menemukan profil yang ingin dia cari, yaitu sosok ibu yang benar dalam versi Rey Antoni namun dia ingin menanyakan pada lawan jenisnya. Tapi kebiasaan untuk menculik wanita tidak bisa dia hentikan dengan mudah. Sebuah keajaiban hari ini ada keinginan untuk berhenti. Bukan sesak lagi yang dia rasakan, tapi hanya sekedar memenuhi rasa penasaran dalam hatinya. "Haruskah aku mengunjungi makananku di akhir pekan?!" Rey menatap foto dokter cantik yang meneriaki dirinya semalam. Dia merasa wanita itu begitu unik dan menarik, selain rasanya yang begitu manis! Rey diam-diam mengamati Raina saat wanita itu pulang pergi ke kliniknya. "Berhenti!" Perintahnya pada sopir yang mengemudikan mobilnya. Rey menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya. "Dia dokter spesialis kejiwaan?" Rey di balik kacamata hitamnya menatap wanita itu masuk ke dalam klinik. Wajah Raina terlihat ramah saat melewati meja resepsionis, dia tidak ragu membalas sapaan karyawannya. Tak hanya hari ini saja, hari berikutnya Rey Antoni juga menunggu hanya untuk melihatnya masuk ke dalam klinik. Bahkan pria itu juga mengikutinya ketika pulang ke apartemennya. "Dia tinggal sendirian? Apa dia tidak memiliki hubungan dengan pria manapun?" Tanyanya pada asistennya yang duduk di sebelah sopir. "Beliau tinggal seorang diri, Nona Raina adalah putri satu-satunya dari keluarga Jen." Jelas asistennya tersebut. Rey tersenyum mendengar setiap penjelasan dari asistennya tentang sosok Raina. Tepat tujuh hari dia mengambil janji temu dengan Raina di klinik wanita tersebut. Entah kenapa dia ingin tahu apakah kegiatan yang membuatnya merasa aneh dan tidak normal itu bisa berhenti. Dia berfikir Raina adalah dokter satu-satunya yang bisa dia ajak bicara mengenai kelainannya tersebut. "Presdir Rey Antoni!" Terdengar seruan dari dalam ruangan. Seorang asisten Raina membukakan pintu untuknya. Rey masuk ke dalam ruangan. Dia melihat Raina sedang duduk pada kursi meja kerjanya. Rey terlihat sibuk menatap ke sekeliling ruangan. Ruangan bersih dengan aroma khas antiseptik. "Silahkan duduk Tuan Presdir." Raina mempersilahkan pria itu agar duduk di depannya. "Coba jelaskan apa keluhan anda?" Tanya Raina sambil membuka buku catatan miliknya. "Aku memiliki kelainan, aku sendiri tidak tahu, ini dimulai sejak usiaku menginjak dewasa. Dan aku ingin berhenti! Menahan wanita hanya untuk mendapatkan jawaban yang aku cari!" Ucapnya sambil tersenyum menatap wajah pucat pasi Raina di depannya. Tangan Raina terlihat gemetar, dia merasa kalau pria di depannya itu adalah pria yang telah membuatnya gila tujuh hari lalu. Tapi dia tidak berani asal menuduh, tidak ada bukti apapun yang bisa dia tunjukkan. Hanya warna suara, itu juga tidak cukup dijadikan sebagai alasan untuk menuduh Rey. Kedudukan Rey sebagai pria terhormat, Raina tidak mungkin sembarangan menuduh pria berintelektual tinggi di depannya sebagai pria gila yang telah menahan dirinya. "Ah, anda hanya bisa mengatasinya dengan melakukan kesibukan lain. Perlahan Anda pasti bisa melupakannya." Ucapan Raina terdengar tidak normal. Wanita itu terlihat begitu gugup, selain sorot mata tajam yang menghujam terarah padanya dari sinar mata Rey Antoni. Aroma yang sama juga dia temui hari ini, dan Raina tahu aroma tersebut berasal dari tubuh pria yang sedang duduk tenang di depannya sekarang. Rey hanya tersenyum manis, terlalu manis untuk tipe pria dingin dan selalu membatasi diri seperti karakter dirinya yang tersebar luas selama ini. Satu detik kemudian.. "Jadi, Dokter meminta saya untuk move on? Padahal masih banyak sekali pertanyaan yang saya simpan untuk ditanyakan." Ucapnya sambil tersenyum simpul lalu meletakkan kedua tangannya di atas meja. Rey mengusap ujung hidungnya yang mancung menggunakan jari telunjuknya. Entah sudah berapa banyak senyumnya yang dia ukir hari ini. Raina dengan wajah gugup pun masih sempat terpesona saat menatap bulu mata pria tersebut yang begitu lentik dan cantik! Terlalu cantik untuk pria yang menyandang julukan predator! "Aku, aku, aku, maksud saya. Sudah berapa lama kira-kira Anda merasa tidak nyaman?" Tanya Raina dengan nada gugup juga tangan gemetar. Dokter yang biasanya terlihat tenang dan anggun. Kini terlihat berantakan di depan pria bernama Rey Antoni. "Dokter tadi sudah mencatatnya, saya tidak suka mengulang kalimat yang sama." Ujarnya santai. Raina memejamkan matanya rapat-rapat, dia menggigit bibir bawahnya. Rasanya bukan Rey yang terkena penyakit, tapi dirinya sendiri yang sangat menderita sekarang. Bahkan ruangan yang begitu luas dan tenang dia rasa begitu sempit menghimpit. Raina mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya demi mengusir rasa gelisah dalam hatinya. Kini malah dia yang terlihat sedang kesulitan bernapas. Rey mengulum senyumnya berulangkali setiap melihat Raina menepuk dadanya sendiri berkali-kali. "Apa Anda baik-baik saja, Dokter?" Tanyanya seraya mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. "Aku baik-baik saja! Maksudnya saya baik-baik saja Presdir!" Serunya dengan nada kaku dan aneh, seolah mendapat protokol khusus dari dinas kepolisian. "Tapi wajah Anda terlihat begitu pucat, anda juga berkeringat dingin. Apa Anda membutuhkan bantuan kesehatan?" Tanya Rey sambil mengulum senyumnya. "Sialan! Sepertinya pria di depanku ini sengaja ingin mengerjaiku habis-habisan!" Keluh dalam hati Raina. "Anda yang sakit, bukan saya Presdir! Jadi yang harus mendapatkan perawatan khusus adalah Anda." Ujarnya penuh kemenangan, Raina pura-pura mengeluarkan alat suntik dari dalam kotak medis miliknya. "Saya tidak butuh suntikan! Saya kemari untuk mengatasi masalah yang saya derita! Saya tidak sedang flu atau demam!" Ujar Rey, kini ganti wajah pria itu yang terlihat gugup. Dia segera berdiri dari kursinya melihat Raina meletakkan jarum suntik di atas meja, Raina mulai bisa menguasai kegelisahan dalam hatinya. "Anda hanya bisa mengatasinya dengan melakukan kesibukan lain! Dan berhenti memikirkan pertanyaan yang begitu egois! Cara itu sangat ampuh! Dan itu akan membuat otak Anda sehat kembali! Silahkan keluar, dan khusus untuk pelayanan hari ini saya berikan gratis!" Ucap Raina sambil memaksa bibirnya untuk tersenyum. Wanita itu berdiri dari kursinya, mempersilahkan Rey keluar dari dalam ruangan kerjanya. "Tapi.. Saya belum selesai menjelaskan semuanya." Raina mendorong Rey Antoni dengan paksa, agar pria itu keluar dari dalam ruangan kerjanya. "Dokter, Anda tidak sedang mengusir saya kan?" Rey mengerling nakal sambil menatap wajah cantik di depannya. Pria itu menggenggam kedua pergelangan tangan Raina. Raina mau tidak mau terpaku, larut dalam sorot mata Rey yang lebih mirip seperti papan hipnotis. Wajah yang dia lihat saat ini, tidak jelek sama sekali!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
884.3K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Rewind Our Time

read
160.8K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

OLIVIA

read
29.1K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook