Imut

1213 Words
Kini Mikaela dan Regan sedang duduk di trotoar jalan. Mika meluruskan kakinya yang mulai pegal. James dan komplotannya sudah pergi lima menit yang lalu. "Kaki lo sakit?" tanya Regan yang memperhatikan Mika memijat kakinya. "Enggak, cuma capek aja nuntun motor dari jauh," jawab Mika. "Montor lo kenapa?" tanya Regan memandang motor matic lumayan besar milik Mika. "Ban-nya bocor, apes banget aku hari ini," "Kenapa lo nolongin gue? gue yang tadi rusuh di cafe lo," tanya Regan penasaran. "Ingin aja, tapi kamu keren lo tadi, bisa lawan lima pria. Padahal aku yakin tanpa aku, kamu bisa mengalahkan mereka," kata Mika berbinar. Regan tersenyum melihatnya. "Kamu jago bela diri ternyata," "Gak sih, tapi aku suka berantem," jawab Mika terkekeh. Mika menguap lebar hingga matanya memerah mengeluarkan air mata. "Kamu ngantuk? yaudah gih pulang!" ucapan Regan membuat mata Mika berkaca-kaca. "Eh lo kenapa nangis?" tanya Regan kawatir. "Aku takut pulang sendiri, takut ada hantu, hiks," Mika setengah terisak membuat Regan menggaruk tengkuknya gatal. "Cewek kayak lo bisa menangis juga," Mika memukul lengan Regan kesal. "Aku gak pernah keluar malam sotoy, mana udah ngantuk lagi, lagian kenapa rumah ku masih jauh sih," ucap Mika kesal. Lagi-lagi Regan hanya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Regan tak tau harus berbuat apa, dia tak paham cara menghadapi wanita seperti Mika, tapi nada merajuk Mika membuat seutas senyum terbit di bibirnya. Biasanya ia akan marah bila ada wanita merajuk dan bersikap manja padanya, tapi kali ini seakan dia tak bisa marah. "Anterin dong mas! aku takut," ucap Mika lagi. "Mas ikutin Mika di belakang ya! bawa mobilnya kalem-kalem aja," "Bagaimana kalau lo, gue antar aja?" "Trus motor Mika gimana?" "Motor lo biar gue panggilin motir, kasian lo kayak udah ngantuk gitu," "Bilang dong dari tadi mas," ucap Mika berjalan memasuki mobil sebelum dipersilahkan. Regan menyusulnya, duduk di balik kemudi setelah sebelumnya menelfon montir. "Di mana rumah lo?" "Lurus belok kiri, pertigaan belok kanan sampai ada perempatan belok kanan lagi, lurus dekat pesantren Darul hikmah," "Dari mana kok baru pulang?" "Ada undangan makan-makan sama temen," jawab Mika sambil menguap. Regan menganggukkan kepalanya. "Kita belum kenalan lo," Celetuk Regan tiba-tiba. "Oh iya, kenalin mas, namaku Mikaela Zahra. Bisa dipanggil Mika," "Gue Regan Argenta Ferdian. Lo bisa panggil gue Regan, lo gak takut pulang sama gue? ntar gue perkosa gimana?" tanya Regan yang penasaran dengan reaksi gadis berhijab di sampingnya. Dilihat dari dekat, Mika sangat imut. "Kenapa takut, mas gak akan bernafsu sama Mika," Jawab Mika yakin. "Kok lo yakin?," "Yakin banget pokoknya," Jawab Mika acuh. Mika berterimakasih pada Regan yang mengantarnya pulang dengan selanat. Regan sama sekali tak kurangajar padanya, seperti tadi siang saat anak buahnya lapor kalau Regan melecehkannya. Regan tidak mau mampir karna ini sudah larut malam. Regan berjanji besok pagi akan ke sini menjemput Mika, sekalian mengambil motor Mika. "Hati-hati ya mas Regan!" ucap Mika melambaikan tangannya. Mika buru-buru masuk dalam rumah. Mengganti pakaiannya dan bergegas sholat isya'. Ia membuka Handponenya yang dari tadi belum ia cek. Banyak pesan dari teman-temannya yang tidak pernah ia balas. Satu nama pengirim menarik perhatiannya. Nama Zikri ada di baris paling bawah. Penasaran ia membuka Chatnya. Zikri: Km ke mana? ga ngaji? Membaca satu pesan Zikri ia langsung meloncat-loncat girang. Wajahnya yang ngantuk kembali segar, rasanya ada ribuan kupu-kupu yang bersarang di hatinya. Tak berapa lama pesan kembali masuk. Zikri: Mas tadi ke rumah km 2x, kata bunda Fatim km belum pulang juga. "Oh Tuhan!!!," jerit Mikaela. "Sejak kapan Mas Zikri mau mengirim pesan sepanjang ini? apa mungkin dia udah mulai suka. hahaha." ucap Mika masih terus melompat lompat girang di kasur. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Mika segera membalas pesan dari Zikri Mika: Maaf Mas, ini Mika baru pulang. Tadi ada acara makan-makan sama temen SMA. Mika membaca lagi tulisannya sebelum ia kirim. Dia menghapus lagi. "Eh bisa dikira aku cewek gak bener nih pulang larut malam," Mika bingung mau beralasan apa. Mika : Maaf Mas, tadi ban motor mika kempes. Jadi pulangnya telat. Cari bengkel susah. Send... Mika menunggu was-was. Handphone nya masih dia genggam dengan menggigit bibir bawahnya. Terlalu lama menunggu balasan Zikri membuatnya mengantuk. Ia beranjak berbaring. Baru saja mau menutup mata, Hp nya berbunyi. Zikri: Kenapa tidak kabari Mas Zikri? Mas bisa bawa peralatan untuk tambal ban kamu. Mika menjerit lebih histeris membaca balasan Zikri. Matanya lagi-lagi terbuka sempurna. Di lain tempat, Zikri tengah mesam-mesem menatap ke arah layar ponselnya. "Kamu kenapa gus? kok mesem-mesem sendiri?" tanya Arza yang baru datang, duduk si sampingnya ingin melihat Hp sohibnya. Zikri segera menjauhkan Hp nya masih dengan senyum gak jelasnya. "Kamu chatingan sama tetangga sebelah?" tanya Arza ikut tersenyum. "Embat aja Zik, keburu di gebet yang lain," ucap Arza lagi menepuk bahu Zikri. "Embat embat, anak orang ini, Aku juga belum lulus kuliah," Kata Zikri. Zikri juga sedang menempuh S1 nya jurusan Teknik informatika semester akhir. "Bentar lagi juga lulus," "Ya kita lihat aja nanti, doakan ya," Ucap Zikri lagi. Zikri: Tidur gih, udah malem. Besok kamu kan harus ke cafe juga. Mika: Iya mas, Mas Zikri juga tidur besok kan ngampus. Mika membaca pesan yang sudah dia kirim lalu menepuk jidatnya. "Waddau.. Mika kelihatan sok perhatian gak sih, kok nyuruh Zikri tidur sih. Ah biarin lah, awokaowk ...." Mika menaruh Hp nya bersiap tidur. ****** Pagi-pagi sekali Mika sudah bersiap pergi ke cafe nya. Memakai setelah Coklat s**u motif angsa dan hijab senada, dia terlihat cantik. Tak ketinggalan Kacamata ia letakkan di atas kepala sebagai fashion nya. Itu hal wajib untuk Mikaela. Mika keluar dari rumahnya melihat Zikri sedang berbincang dengan bundanya. Ia memasang tampang lemah lembutnya. "Bunda! Mika berangkat dulu ya," ucap Mika menyalami Fatim, bundanya. "Kamu berangkat naik apa?" tanya Fatim. "Naik angkot deh bun, kan motor Mika masih di bengkel." "Sekalian bareng sama aku aja Mik, cari angkot sama-sama," Ajak Zikri yang langsung diangguki Mika dengan malu-malu. "Yaudah sana berangkat! Kasihan nak Zikri nanti telat," Ucap Fatim tersenyum keibuan. Zikri menyalami Fatim seraya berpamitan. Tak ada yang lebih bahagia bagi Mikaela selain berjalan berdua dengan Zikri. Sedari tadi ia berusaha mati-matian menahan senyum. Pandangannya menunduk terus, tak mau Zikri melihatnya sedang tersenyum. Zikri pun tak berbeda jauh dengan Mika, ia juga menahan senyumnya agar tidak meledak sampai wajahnya memerah. Beberapa kali ia mengusap dadanya yang berdebar-debar. Mika melupakan Regan yang sudah berjanji menjemputnya saking asyiknya dengan Zikri. Regan melihat Mika dari kejauhan dengan seorang Pria yang kelihatannya lebih tua darinya beberapa tahun. Tampak Mika tengah menunduk sambil menahan senyum. Membuat Regan menerka-nerka apa hubungan mereka. Regan mengawasi Mika dan Zikri yang menaiki angkot. Regan membuntuti mereka dari jauh tanpa mereka sadari. Zikri dan Mika turun dari angkot tepat di depan Cafe shop Mika. Tampak Mika menyalami tangan Zikri dengan malu-malu. Sejak Zikri jadi guru ngajinya, Zikri selalu menyodorkan tangannya pada mika untuk salim, tapi tidak untuk cium punggung tangan. Sebatas salaman. Zikri memasuki kembali angkot dan berlalu pergi. Mika masih berdiri sambil tersenyum tak jelas. "Pagi-pagi udah dapat mood boster, harus pamer Keysa nih. Biar dia iri," girang Mika mengambil ponselnya untuk menceritakan kejadian pagi ini pada sahabatnya. Setelah acara pamernya usai, Mika menormalkan ekpresi dinginnya. Ia tersenyum sekilas pada para pegawainya yang melewatinya, tapi saat segerombolan pelanggan Pria, ia tak akan mau membalas sapaannya, sekedar tersenyum pun Mika enggan. "Kok gue makin tertarik sama tuh cewek ya," ucap Regan dalam hati masih menatap lurus gerak gerik Mika.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD