bc

my unhappy family

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
drama
like
intro-logo
Blurb

diusia Ku 14 tahun aku mengajak ibu ku pergi dari rumah karena tidak tahan dengan sikap ayah yang begitu arogan

chap-preview
Free preview
awal kisah
Hai aku Riska, ini kisah ku Dari kecil aku hidup dengan keluarga yang bisa dibilang sangat dingin, tidak ada komunikasi yang baik antara ayah dan ibuku yang ada hanya pertengkaran diantara mereka, disaat ayah marah ibu selalu menjawab dengan nada yang sangat Pelan, aku tak tahu kenapa ibu begitu sabar menghadapi ayah ku yang begitu arogan, mungkin disaat itu ibu memikirkan bagaimana nasib anaknya jika dia berpisah dengan ayah. Disaat aku berumur 2 tahun aku tinggal di mess tempat ayah berkerja, ayah berkerja sebagai pembuat es batu untuk pabrik perikanan. Pada suatu malam seperti biasa ayah ku mendapatkan upah kerjanya, ayah memberikan setengah upahnya kepeda ibu dan setengahnya untuk dia bersenang-senang. Disaat umurku yang beranjak 5 tahun aku dan keluarga pindah dari mes pabrik perikanan itu, kami pindah dipinggiran kota, kami pindah karena ayah tidak lagi berkeja di pabrik itu, selama tinggal di pinggiran kota ayah ku berkerja sebagai buruh bangunan dan bisa dibilang ekonomi keluarga kami sangat memperhatikan akhirnya ibu memutuskan untuk membantu ayah berkerja, ibu berkerja tanpa sepengetahuan ayah. Ibu berkerja sebagai sales jamu mengkudu, setiap ibu berkerja aku selalu diajak oleh ibu kemanapun ibu menawarkan produk jamunya, Alhamdulillah produk jamu yang ibu tawarkan banyak peminat dan banyak yang ingin menjadi tim sukses di produk jamu tersebut kalau saat ini bisa dibilang resseler. Setiap pulang menawarkan produk aku selalu meminta dibelikan es krim dengan syarat jangan memberi tahu ayah ku kalau ibu ku berkerja karena apabila ayah tau ayah akan sangat marah dan menganggap ibu menyaingi dia. Pada suatu hari ibu membelikan kalung emas untuk dirinya mungkin disaat itu ibu berfikir jika ibu keuntungan dijadikan emas akan berguna disaat kepepet tapi kenyataannya tidak. Pada suatu hari ibu membelikan kalung emas untuk dirinya mungkin disaat itu ibu berfikir jika ibu keuntungannya dijadikan emas akan berguna disaat kepepet tapi kenyataannya tidak!! Pada malam harinya ada yang mengetuk pintu rumahku, dan ternyata itu adalah adik dari ayah ku. Dia datang ingin meminjam uang karena suami yang berada di rumah sakit. "Assalamualaikum, kak Rizal" ujar dia sambil mengetuk pintu. "Walaikumssalam" jawab ayah ku semabri berjalan untuk membukan pintu. "Ada apa datang kesini malam-malam Ani" ujar ayah ku sambil menyuruh adikny masuk kedalam rumah. "Kak, kedatangan Ani kesini, Ani ingin meminjam uang untuk suami Ani yang ada di rumah sakit" ujar adik ayah ku sambil menangis. "Kakak untuk saat ini tidak memiliki uang, tapi kakak tnyakan dulu kepada mamanya Riska siapa tau dia memeliki sedikit simpanan agar bisa membantu mu " ujar ayah ku sambil melihat ke arah ibu ku. Disaat itu ibu tidak tega melihat adik iparnya kesusahan akhirnya dengan berat hati ibu beranjak kekamar untuk mengambil kalung yang baru saja dia beli tadi siang "De, kakak belum ada uang tapi kakak punya kalung emas ini bisa kamu pergunakan dulu" ujar ibu sambil memberi kalungnya "Terimakasih kak" sembari mengambil kalung yang ibu berikan kepada dia. Selang berapa lama mereka berbincang-bincang, adik ayah ku pun berpamitan "Kak, Ani pamit balik ke rumah sakit karena kasian suami Ani sendirian" ujar adik ayah ku sambil bersalaman dengan ibu dan ayah ku "Iyha de, hati-hati dijalan" jawab ayah dan ibu bersama Setelah adik ayah pergi, ayah pun Menanyakan perihal kalung emas yang ibu berikan kepada adiknya tadi, dengan nada tinggi ayah pun bertanya "Dari mana kalung emas itu kamu dapat kan" ujar ayah sambil memukul meja. Karena ibu takut ayah makin marah ibu pun berbicara dengan jujur kepada ayah "Aku kerja jadi marketing jamu keuntungan yang selama ini aku dapat kan, aku belikan kalung emas agar suatu saat nanti jika kita butuh aku akan menjualnya" jawab ibu pelan agar tetangga tidak mendengar perkelahiannya. Tetapi ayah tidak mau ibu berkerja lagi akhirnya ibu memutuskan untuk tidak berkerja lagi. Setelah 3 tahun ibu berhenti berkerja, dan pada tahun tepat dimana aku akan masuk sekolah, Aku tidak sekolah TK melainkan langsung sekolah dasar, aku bersekolah di SD negeri 17, disaat aku masuk sekolah aku tidak bisa menulis tetapi aku sudah lancar dalam membaca, tapi saat itu ibu sangat sabar mengajari ku menulis, dan akhirnya aku bisa menulis dengan lancar dikelas 3 SD. Disaat aku telah kelas 3 SD ayah ku tidak berkerja sebagai buruh bangunan tetapi menjadi penjaga disekolah ku, walaupun ayah menjadi penjaga sekolah di sekolah ku aku tidak pernah berangkat bareng ayah, ayah selalu berkata "Riska, nanti beragkat sekolah bareng ibu karena ayah harus cepat sampai disana" ujar ayah sambil memanaskan mesin motorny "Iyha yah, Riska nanti berangkat dengan ibu" jawab ku sambil menahan air mata. Aku pun bertanya kepeda ibu " ibu kenapa ayah tidak mau mengantar Riska dan tidak mau pulang bersama Riska juga, apakah ayah tidak sayang terhadap Riska" ujar ku sambil menangis dihadapan ibu. "Tidak Riska ayah sayang sama Riska, Riska tidak boleh berfikir seperti itu" jawab ibu sambil menenangkan ku Sekian bnyak pertanyaan yang aku lontarkan ke ibu, ibu pun mengalihkan dengan berbicara, "Riska Sekarang berangkat sekolah sama ibu nanti Riska terlambat" ujar ibu sambil mengambil tas sekolah ku "Iyha Bu" jawab ku sambil meusap air mata ku. Berapa tahun pun berlalu tepat disaat aku kelas 5 SD. ayah tidak lagi menjadi penjaga sekolah, karena ayah ingin melamar kerja di tempat Laen. Ayah melamar kerja sambil mengajak ibu untuk menemani nya "Bu, ayo ikut ayah antar lamaran kerja karena bos nya orang Jawa nanti ayah tidak bisa berbicara" ujar ayah sambil berjalan kearah motor legend ny, "Iyha yah " jawab ibu menyusul ayah Sesampainya ayah dan ibu dikantor tempat dimana ayah ingin melamar kerjaan, ibu pun membantu ayah berbicara kepada bosnya, akhirnya dengan banyak pertimbangan ayah pun diterima sebagai security. Beberapa bulan kemudian pemukiman yang keluarga kami tempati akan digusur oleh perusahaan pemilik tanah akhirnya pun aku dan keluarga pindah didesa, tempatnya begitu jauh dari tempat ayah berkerja tapi mau bagaimana pun didesa itu lah tanah milik keluarga kami sendiri dan aku pun harus berpindah sekolah. Aku pindah di SD 042 dan itu saat pertama kali ayah mau mengantar ku sekolah tetapi ayah ku tidak mengantar keruang guru ayah ku hanya mengantar ku sampai depan gerbang sekolah, aku bingung harus kemana akhirnya aku bertemu dengan anak kelas 5 yang akan menjadi temanku "Kamu anak baru nya, kelas berapa" ujar dia sambil tersenyum "Aku kelas 5, tapi aku tidak tahu dimana kelas ku ataupun ruang guru" jawab ku sambil membalas senyum, "Sini aku antar keruang guru" ujar dia sambil mengantar keruang guru Sesampainya aku diruang guru, bapak dan ibu guru bertanya perihal kenapa aku tidak diantar orang tua ku, aku bingung untuk menjawab apa, akhirnya pun aku ingat pesan ayah "Riska disuruh ayah cari yang namanya pak Bambang, pak" ujar ku sambil melihat kebawah "Pak Bambang sudah pensiun nak pengganti ny saya" ujar bapak guru sambil menjelaskan semuanya, setelah lama aku diruang guru. Akupun Diantar oleh wali kelas ku kekelas danmemperkenalkan nama ku. Sepulang sekolah aku menceritakan semua pengelaman ku disekolah kepada ibu, ibu hanya tersenyum sembari menyuruh ku makan. "Riska makan dulu sana, ibu mau habsyian" ujar ibu sambil mengambil alat gendangnya "Iyha Bu, ayah belum pulang Bu" jawab ku sambil menanyakan Ayah "Belum paling sore, nanti kalau Riska takut Riska kerumah Kakak Yani aja" jawab ibu. Benar! rumah ku yang sekarang dekat dengan rumah kakak ku anak pertama ibu, selesai aku makan aku pun pergi kerumah kak Yani karena aku pikir ibu akan lama pergi dan ayah pun belum pulang. Beberapa jam kemudian terdengar suara ibu memanggil ku, "Riska" ujar ibu teriak didepan rumah kakak Yani, "Iyha Bu " jawab ku sambil berjalan kearah keluar Ibu menyuruh ku pulang akhirnya aku pulang bersama ibu sesampainya aku di rumah buku sekolah ku ternyata ada didalam selokan depan rumah, sambil aku mengambil buku sekolah ku, aku mendengar ayah marah- marah didalam dirumah. "Biar saja itu buku didalam selokan biar tidak bisa belajar" ujar ayahku sambil berteriak dan menuju keluar rumah, "Kenapa ayah membuang buku Riska" tanya ibu sambil menangis dan membantu ku mengambil buku, "Biar kan saja orang ayahnya pulang kerja bukannya dirumah bikin kan kopi malah keluyuran" jawab ayah marah-marah sembari menuju kedalam rumah. Aku pun menjemur buku satu persatu karena basah, jujur aku sedih kenapa ayah bisa sejahat itu sama aku, aku juga tidak tahu salah ku apa.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERNODA

read
198.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.7K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
31.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook