Chapter 4

2361 Words
Jatuh cinta mungkin bagi orang-orang sudah menjadi suatu rasa yang lumrah, Tapi tidak bagiku. Kalian pasti pernah mendengar berita tentang "Gay nya si dokter tampan" kan dan berita ini menjadi sangat trending dan membuat kedua orang tuaku terkhususnya ayahku begitu murka. Aku tidak tahu berita itu muncul dari mana. Jujur aku sendiri berani bersumpah bahwa berita itu tidak benar. Aku masih lelaki normal yang menyukai v****a. Aku masih lelaki normal yang suka menciumi bukit kembar wanita, dan aku masih lelaki normal yang lebih tertarik mendengar desahan dan erangan wanita ketimbang desahan seorang pria. Seumur hidupku, aku tak pernah merasakan Cinta bahkan aku sendiri tak tahu apa itu cinta dan bagaimana kondisi hati jika merasakan itu. Aku yang digosipkan sudah sering memasuki dubur lelaki membuatku sedikit menutup diri. Aku bukan lelaki sehina itu, aku cukup membenci media dan netizen yang merasa paling benar dan tak pernah salah. Aku ingin menuntut, tapi ibuku berkata jika itu hanya akan memperkuat asumsi mereka jika aku menuntut mereka. Jadi beliau bilang cukup diamkan nanti mereka akan lelah sendiri. Sedangkan Ayah, lelaki terkuat bagiku itu belum bisa percaya padaku walaupun mulutku sudah berbusa mengatakan kalau itu hanya hoax. Mungkin karena ayah tak pernah melihatku jalan dengan wanita atau mungkin ayah tak pernah mendengar kabar atau desas desus soal kedekatanku dengan wanita. Jadi ayah tak bisa percaya sebelum melihat buktinya secara langsung kalau anak tertampannya ini normal. Apa aku harus menyerahkan video panasku dengan Angel pada ayah? Bicara soal Angel, satu minggu sudah aku bersama gadis itu, tidak dia lebih cocok disebut wanita sekarang dan itu karena ulahku. Kalian tahu, setiap hari aku dan Angel bercinta dengan panasnya. Sama seperti saat ini, Angel kini tengah terlelap dalam pelukanku setelah kita bercinta cukup lama dan panas tanpa jeda. Dari semuanya yang ada di tubuh Angel, aku sangat menyukai mata dan gingsulnya. Angel memiliki mata besar dengan eyes Smile yang akan membentuk cantik saat dia tersenyum. Apalagi jika dia tersenyum dengan menampakkan giginya, seketika aku akan sangat ingin memeluknya dan tak ingin melepaskan wanitaku ini sampai kapanpun. Wanitaku? Ya, aku sudah menganggap Angel sebagai Wanitaku. Bagaimana bisa? Bahkan aku tak bisa merasakan apa itu cinta. Entahlah, aku sendiri juga bingung. Tapi hatiku selalu berdebar tak terkendali saat melihat mata hitam miliknya dan ketika aku lelah, pelukan Angel bisa membuat rasa lelah itu lenyap tak bersisa. Aku juka tak suka melihat Angel dekat dengan lelaki lain. Aku pernah nyaris menghajar teman satu kampus Angel yang dengan gampangnya mencium pipi Angel walaupun wanita itu sudah menjelaskan itu semua hanya acara temu kangen, tapi tetap saja itu membuat hatiku memanas. Kecemburuan yang aku rasakan itulah yang membuatku sekarang berakhir di ranjang bersama Angel. Aku mendiami Angel dan tak ingin bicara dengannya sampai dia menggodaku dan terjadilah kegiatan panas itu. "Gggrrmmm" Angel mengerang dalam tidurnya. Wanita itu menggeliat pelan tapi tak terbangun, justru dia lebih mendalamkan pelukannya di tubuhku. Sebenarnya aku tak tega, tapi dia harus kubangunkan. Hari ini hari kepulangan Delia dari rumah sakit. Kalian masih ingat Delia kan? Dia anak korban kecelakaan yang menyebabkan orangtua dan kakaknya meninggal.. Dibantu ibuku, aku berhasil mengadopsi Delia dan ibu sangat senang memdengar kabar itu. Dari dulu ibu sangat ingin memiliki anak perempuan, tapi takdir berkata lain. Enam tahun setelah aku dilahirkan, ibu divonis mengidap kista rahim dan rahim ibuku harus diangkat. Tapi ibu tak pernah menyesal, justru dia berterima kasih pada Tuhan karena Tuhan mengambil rahimnya setelah dia memiliki satu anak yang baik dan tampan sepertiku. Heheheh Aku kembali melirik pada gadis dalam pelukanku ini. Dia benar-benar polos saat tidur, bukan dalam artian polos tanpa busana ya, tapi polos wajahnya. Kukecup bibirnya sekali, tapi tak ada pergerakan darinya. Kedua kalinya kulumat bibir seksi seperti cherry itu dalam sampai terdengar lenguhan dari Angel. Asik menciumnya, akhirnya Angel membuka mata dan melepaskan ciumanku. Dia kembali menunjukkan senyum manisnya padaku. Haaahh, aku ingin pagi yang seperti ini tak pernah hilang. “Ayo bangun. Ini sudah hampir siang!" ucapku pelan sembari mengelus pipinya dan mengecup kembali bibir itu. "Hmmmm, biarkan seperti ini sebentar" desahnya sembari memperdalam pelukannya di tubuhku. Aku menurutinya dan kembali memeluk Angel dan menepuk-nepuk punggungnya pelan. "Aku ingin ke rumah sakit hari ini, kau ingin ikut?" tanyaku membuat Angel meregangkan posisi kepalanya dari d**a bidangku. "Ini hari libur dan kamu bilang tak ada jadwal apapun di rumah sakit." aku tersenyum geli saat melihat mata polosnya mengejap-ngejap lucu. Mengecup bibirnya lagi. Aku benar-benar kecanduan dengan bibir pink merekah ini. "Ada sesuatu yang ingin aku kerjakan. Sudah satu bulan ini aku mengurus dokumen adopsi anak dan syukurlah berkas-berkas yang aku kirimkan diterima dengan lancar." "He? Adopsi anak? Kenapa?" Hahahaha...wajahnya semakin lucu ketika kaget begitu. "Un. Empat bulan yang lalu ada satu keluarga yang mengalami kecelakaan dan dilarikan ke Gerald Hospital. Mereka berjumlah empat orang yaitu ayah, ibu, satu anak laki-laki kisaran umur 10 tahun dan anak perempuan yang masih berumur 9 tahun. Orang tua anak tersebut meninggal di tempat sedangkan kakaknya meninggal tiga jam setelah sempat ditangani di rumah sakit. Delia saat itu masih belum sadarkan diri, jadi kabar duka itu belum dia terima sedikitpun sampai satu bulan sesudahnya. Mendengar kabar tentang kematian ketiga anggota keluarganya membuat Delia depresi dan sering melamun. Para suster bahkan dokter melakukan berbagai hal untuk mengembalikan keceriaan Delia sampai aku meminta seorang psikiater handal untuk menangani Delia, syukurlah sejak saat dokter itu ada dan melakukan terapi mental pada Delia, lambat laun gadis kecil itu kembali ceria. Esok pagi saat malam dimana kau kabur dariku setelah aku merenggut keperawananmu, aku kerumah sakit dan menemui Delia. Gadis malang itu berkata padaku apa saat dia sudah dibolehkan pulang dari rumah sakit nanti, dia akan di kirim ke panti asuhan? Aku terluka saat dia menanyakan itu, dan akhirnya aku menawarkan diri padanya untuk tinggal bersamaku. Syukurlah dia mau. Jadi hari ini aku akan menjemput Delia dan mengantarkannya ke rumah ibuku. Mereka sudah saling kenal karena saat kuceritakan kisah Delia pada ibu, beliau sangat antusias dan hampir setiap hari mengunjungi Delia di rumah sakit. Aku..." "Hiksss..hiksss...Uwaaaaaaaa....hiksss..hiksss" aku mengerjap kaget saat Angel tiba-tiba histeris dan menangis. Aku langsung menariknya untuk duduk dan menangkup kedua pipinya. "Hey... Apa yang terjadi? Apa ada yang sakit? Kau kenapa?" tanyaku panik. Tapi bukannya menjawab, Angel justru semakin sesegukan sampai akhirnya kubiarkan dia tenang lalu kutanya kembali kenapa dia menangis. "Apa aku boleh bertemu Delia? Dia anak yang malang." "He? Jadi Kau menangis sehisteris tadi dan membuatku kebingungan hanya karena ingin bertemu Delia?" aku sedikit mengeram kesal karena dengan wajah WaTaDos nya dia mengangguk. Taaak.. "Awww...sakit Mike.." rengeknya saat puncak kepalanya kujitak. "Kau membuatku cemas. Aku pikir kau kenapa, tiba-tiba menangis tanpa sebab." "Aku menangis ada sebabnya kok. Salahmu sendiri menceritakan kisah Delia padaku." Hahahaha... Dia kembali merajuk dan itu sangat sangat dan sangat membuatku gemas. Seketika aku menarik Angel dalam pelukanku dan wanita itu membalasnya dengan tak kalah hangat. "Baiklah kalau begitu. Bersiap-siaplah. Kau mandi lalu kita sarapan dan ke rumah sakit." perintahku yang langsung diangguki oleh Wanita berambut coklat tua ikal sepinggang ini. Dia benar-bemar manis. ***** Ruang rawat Delia terlihat sangat mencekam siang ini. Bukan karena adanya sesuatu yang berbahaya seperti berbau pembunuhan atau penjahat yang masuk tapi lebih terlihat seperti peperangan antar gadis merebutkan satu lelaki. Walaupun begitu, bagi Mike dan beberapa suster di sana itu terlihat lebih berbahaya dari yang tadi didugakan. Kalian percaya kecemburuan bisa membawa bencana? Seperti itulah yang terjadi saat ini di kamar Delia. Sejak Mike datang membawa Angel ke hadapan Delia, aura peperangan langsung menguar dari diri Delia seolah ingin meledakkan Angel dengan kekuatan supernya. Begitupun dengan Angel, wanita itu kesal dengan Delia yang seenak jidatnya memeluk dan mencium Mike. Bagaimana kondisi Mike? Haaahh, lelaki itu justru tengah tersenyum geli melihat dua perempuan yang disayanginya ini saling lihat-lihatan sesekali melotot tajam satu sama lain. Bukan hanya Mike, beberapa suster yang ada di sanapun tersenyum geli. Kedatangan Mike bersama seorang wanita cantik membuat semua suster khususnya yang masih lajang penasaran dan langsung patah hati setelah tahu berita itu benar adanya bahwa yang dibawa Mike memanglah wanita yang cantik bahkan sangat cantik. Kedatangan Angel pun menjadi kunci untuk mematahkan gosip Gay nya Mike selama ini. "Dokter, sepertinya mereka tak akan bisa akur!?" ucap Rania pelan yang langsung disetujui oleh Mike. "Aku juga berfikir begitu. Sepertinya setelah ini hidupku akan menjadi sulit." Rania langsung tergelak mendengar curhatan Mike yang membuat kedua perempuan beda usia itu menatap ke arah Rania tajam. "Uppss..sepertinya aku salah bicara.. Silahkan lanjutkan peperangan kalian. Aku harus memeriksa beberapa pasien." undur Rania sembari tersenyum geli. Setelah kepergian Rania, suster-suster yang lainpun ikut berlalu pergi meninggalkan dua perempuan yang sedang memperebutkan seorang pria tampan bernama Mike. "Huffff.. Sampai kapan kalian akan lihat-lihatan seperti itu!?" tanya Mike mencoba menengahi keadaan. "Kakak tampan, kenapa wanita jelek ini ada di sini?" Angel langsung melotot tajam mendengar pertanyaan menyebalkan dari Delia. Sedangkan Mike, lelaki itu ingin sekali meledakkan tawanya melihat ekspresi polos Delia dalam bertanya dan ekspresi ingin membunuh dari Angel. "Kau? Apa? Wanita jelek? Kakak tampan? Waaaahh.. Pintar sekali cara bicaramu!" geram Angel kesal. "Aku memang pintar dan juga cantik. Benarkan kakak tampan?" "Tentu saja sayang" balas Mike sembari mengusap pipi Delia lembut. "Mike!!!" bentak Angel yang langsung dibalas tawa keras dari Mike. "Kenapa kau marah? Itu sebuah kenyataan. Delia memang cantik!" "Baiklah kalau begitu, aku pergi!" Angel langsung berdiri dan hendak pergi dari ruangan Delia namun tangannya langsung ditahan oleh Mike. "Mau kemana?" "Pergi." "Kemana?" "Cari lelaki yang lebih tampan darimu!" Mike lagi-lagi tersenyum geli mendengar jawaban dari bibir seksi wanitanya ini. Angel sunggu lucu jika cemburu. "Kalau yang lebih tampan mungkin kau bisa menemukannya, tapi yang mampu membuatmu mendesah nikmat saat kejantananku menusukmu keras dan kuat tak akan bisa kau temukan sayang." bisik Mike sedikit mendesah di pangkal telinga Angel membuat wanita itu langsung bersemu merah. "Mike...." "Cemburumu keterlaluan sayang..." "Tapi dia itu..." "Delia hanya anak-anak... Biarkan dia seperti itu, dia hanya punya aku di sini. Itu wajar karena dia takut perhatianku padanya selama ini akan tergantikan karena hadirnya dirimu." "Tapi dia mengataiku jelek.." "Tapi di mataku tetap kau yang tercantik" bisik Mike lagi. Kali ini Mike merangkul pinggang Angel dan membawa wanita itu mendekat ke arah Delia. "Mulai hari ini, kalian berdua sudah jadi yang terpenting dalam hidupku. Jadi jangan berfikir yang aneh-aneh apalagi sampai ada yang berfikir tentang perubahan kasih sayang dariku, kalian paham?" titah Mike. Angel dan Delia langsung tertunduk mendengar titah dari Mike. Dibalik tertunduknya wajah mereka, Delia dan Angel kembali saling tatap yang membuat Mike kembali tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah dua perempuan di depannya ini. Setelah berpamitan dengan para suster dan juga dokter, Deliapun akhirnya pulang ke rumah barunya yaitu rumah orangtua Mike. Sebenarnya Mike ingin Delia tinggal bersamanya, tapi ceramah singkat sang ibu membuatnya menyerah. Bidadarinya itu berkata kalau Delia tinggal bersama Mike, dia akan kesepian dan beliau juga mengatakan kalau Delia tak akan tumbuh baik saat tinggal bersama Mike. Kadang Mike tak paham dengan cara berpikir ibunya ini. Lagi-lagi Mike dibuat pusing karena ulah Angel dan Delia. Dua perempuan beda usia itu bertengkar hanya karena hal konyol. Mereka marah hanya karena saling berebut duduk di kursi penumpang di depan. Mike langsung mengacak rambutnya gusar, dia sudah terlihat seperti ayah yang membujuk anak istrinya untuk tak bertengkar. "Kalian diam atau aku tinggal di sini!" ancam Mike. "Angel di depan, Delia belakang. Tak ada ganggu gugat. Turuti atau kalian aku tinggal!!" ancam Mike lagi yang langsung membuat dua perempuan itu terdiam. Tapi sepertinya Angel sedikit merasa senang. Angel menjulurkan lidahnya mengejek pada Delia yang tengah cemberut di kursi belakang. Mike sudah lelah. Dia tak terlalu mengubris aksi saling menjulurkan lidah yang kini tengah dilakukan oleh Angel dan Delia. Biarkanlah, asalkan jangan saling cakar. Mike melajukan mobilnya santai. Jarak dari rumah orangtua Mike dengan rumah sakit membutuhkan waktu setengah jam jika jalanan normal. Mike memasukkan mobilnya kedalam pagar sebuah rumah yang sangat besar. Rumah yang halaman depannya terlihat sangat asri ini membuat mata Angel sejuk. Semua tampak hijau. Angel masih sibuk mengedarkan pandangannya ke setiap sudut taman. Di tepi dinding pembatas ada kolam ikan dan air mancur. Di sana juga ada gazebo yang cukup besar. Aksi menikmati taman yang Angel lakukan terganggu saat wanita itu merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya. "Masuk Yuk!" ajak Mike. Langkah Angel terhenti, membuat Mike mengkerutkan keningnya begitupun Delia. "Kenapa?" tanya Mike. "Apa tak masalah?" "Maksudnya?" "Aku....aku takut tak di terima orangtuamu" "Tak apa sayang. Mommy bukan orang yang menakutkan. Beliau sangat ramah." ucap Mike mencoba menenangkan wanita yang ada dalam rangkulannya ini. "Deliaaaaaa!" Angel mematung saat mendengar teriakan seorang wanita dari arah dalam dan tak lama kemudian seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat anggun dan cantik muncul dari dalam rumah. "Mommyyyy!" itu suara Delia. Gadis kecil yang sedari tadi tangannya digenggam oleh Mike, berlari kencang lalu memeluk Nyonya Gerald erat. Angel melihat Delia berbisik pada Nyonya Gerald dan tak berapa lama setelah itu, Nyonya Gerald menatap Angel dengan tatapan yang tak bisa dibaca oleh Angel. "Mommy!" sapa Mike lalu menciumi kedua pipi ibunya. "Kau membawa calon mantu untukku?" tanya nyonya Gerald berbinar-binar. "Delia bicara apa tadi? "Dia bilang, 'Mommy, kakak tampan membawa wanita jelek ke sini, tapi dia pacarnya kakak tampan, dia sangat pencemburu' hahahahah" Angel langsung melotot pada Delia, sedangkan Delia justru memeletkan lidahnya merasa menang karena Angel tak akan bisa melawannya dikarenakan ada Mommynya Mike di sana. "kenalkan Mommy, dia Angel. Angel ini Mommyku." "Angel Tante." "Cantik sekali. Kamu bilang jelek sayang. Secantik ini masa dibilang jelek." "HMMM MAMPOOSS KAMU DELIA.." batin Angel berteriak senang. Kini giliran Angel yang memeletkan lidahnya pada Delia membuat gadia kecil itu berteriak kesal. "Sepertinya kamu akan kesusahan sayang" ucap nyonya Gerald prihatin melihat anak laki-laki satu-satunya ini. "Ini sudah terjadi sejak di rumah sakit tadi Mom." "Hahahah..mommy harap kamu tidak menyerah. Anggap saja kamu sedang mengurus istri dan anakmu. Hahahaha" canda nyonya Gerald yang langsung membuat pipi Angel merona malu. "Ya sudah, ayo kita masuk. Mommy sudah masak banyak, jadi kita makan dulu. Sekalian Mommy mau ngobrol ngobrol santai sama kamu dan Angel." nyonya Gerald langsung berjalan masuk ke dalam diikuti Mike dan Angel dibelakangnya. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD