bc

Liora's Rainbow

book_age16+
1
FOLLOW
1K
READ
sweet
humorous
heavy
campus
enimies to lovers
first love
friendship
lies
chubby
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Ini tentang gadis cantik dan ceria yang bernama Liora. Semenjak kepergian kedua orang tuanya, ia tidak dapat lagi menemukan sebuah kebahagiaan didalam hidupnya. Namun hal itu berbeda ketika ia bertemu dengan Leon, sosok Laki-laki tampan, bertubuh tinggi dengan tatapan mata elangnya yang tajam.

Semenjak itu ia mulai yakin bahwa Leon adalah titipan tuhan yang akan membuat hidupnya kembali berwarna lagi. Namun, ketika sosok masa lalu Leon hadir, hal tersebut membuat Liora terperangkap dalam perasaan yang ambigu.

Bagi Liora, Leon adalah pelangi di hidupnya.

Namun bagi Leon apakah Liora pelangi dihidupnya ?

chap-preview
Free preview
Bad Feeling
Prolog. Namanya Liora Ayu Carissa. Gadis cantik yang selalu ceria, ia pintar dan juga cerdas. Liora adalah anak tunggal. Dia memiliki keluarga yang sangat harmonis, memiliki orangtua yang sangat menyayanginya, mempunyai sosok Ayah yang kuat dan selalu melindunginya, mempunyai sosok Ibu yang lembut dan penuh perhatian. Keluarganya dapat dikatakan keluarga yang memiliki segala-galanya, apa pun yang diinginkan Liora pasti selalu terpenuhi, tetapi hal itu tidak membuat Liora menjadi manja, bahkan cita-cita Liora untuk membahagiakan kedua orangtuanya sudah ia tanamkan sedari kecil. Kehidupan Liora selalu diwarnai dengan kebahagiaan dan penuh dengan kegembiraan. Namun, semua kenangan indah itu menjadi hilang dan sirna, tragedi yang tak akan terlupakan oleh Liora, saat Liora dan keluarganya pergi ke puncak untuk merayakan kelulusan Liora sekaligus merayakan atas diterimanya Liora di Universitas ternama di Indonesia. Kejadian itu semua membuat Liora menjadi wanita yang pendiam dan tak lagi ceria. Depresi. Ya, itulah yang dialami olehnya. Ketika ia tahu bahwa kedua orangtuanya pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Tak ada lagi wajah ceria yang selalu tergambarkan diwajahnya. Semua tragedi itu benar-benar membuatnya terpuruk, hingga ia tak memiliki semangat hidup dan merasa bahwa hidupnya kini tak ada gunannya lagi. “Buat apa gue hidup. Kalau orang-orang yang gue sayang, pergi satu persatu meninggalkan gue untuk selamanya,” “Hidup ini nggak adil untuk gue jalani,” rintihnya “Dunia terlalu kejam buat gue. Menjalani hidup tanpa mereka yang gue sayangi, seperti hujan tanpa pelangi.” lirihnya “Dalam siklus alam. Baik itu manusia, tumbuhan, bahkan hewan. Setiap yang pergi, pasti akan ada yang datang. Dan begitu pula sebaliknya, setiap yang datang pasti akan ada yang pergi.” Perkataan yang diucapkan oleh seorang lelaki berambut gondrong ini, membuat Liora mulai mengerti arti dari sebuah kehidupan yang ia jalani. Bahwa, sebuah kehidupan itu seperti roda yang berputar. Bad Feeling Malam hari, sebelum mereka pergi ke puncak. Liora sedang membereskan pakaiannya. Ibunya datang dan berbicara kepada Liora. Beliau mendekat dan duduk disampingnya. “Sayang, sekarang kamu sudah dewasa dan harus tetap melanjutkan hidupmu.” ucap sang Ibu seraya tersenyum dan membelai lembut rambut Liora. Perkataan dan sikap lembut sang Ibu membuat Liora merasa berbeda, padahal Ibunya memang sering memberikan perhatian penuh kepadanya. Namun, kenapa pada malam itu membuat Liora menjadi merasa bahwa Ibunya akan pergi untuk selama-lamanya. Pikiran Liora terasa aneh. “Iya Mah, Liora sudah berjanji dari dulu. Bahwa Liora, akan membahagiakan Mamah dan Papah,” balas Liora yang langsung memeluk Ibunya. Ibunya pun tersenyum seraya membalas pelukan Liora. Perlahan sang Ibu melepaskan pelukkannya. “Yaudah, sekarang kamu tidur ya. Karena besok kita akan berangkat pagi,” ujar sang Ibu. Keesokan harinya, kedua orangtuanya sudah berada di ruang makan. Liora bergegas keluar kamarnya dengan tergesa-gesa, hingga secara tidak sengaja ia menyenggol foto keluarga yang terletak dimeja kamarnya. Sontak foto itu pun terjatuh dan pecah. Prang! Liora terkejut akan hal itu. Ia terdiam sejenak memandangi foto tersebut yang telah terjatuh berserakan dilantai. Namun, dengan cepat ia pun tersadarkan dan langsung bergegas akan membereskan pecahan tersebut. Dirinya segera berlutut dan mengambil satu pecahan bingkai foto tersebut. “Liora ... sayang, makan dulu nak,” teriak Mamahnya dari bawah tangga “Em iya Mah, sebentar .... ” jawab Liora berteriak “Aduh, gue harus beresin ini dulu nih,” gumam Liora dengan tingkah yang tergesa-gesa “Sayang ayo dong, nanti kita telat nak.” teriak Mamahnya lagi Tanpa berpikir panjang, Liora pun langsung meletakan satu pecahan dari bingkai foto tersebut, dan ia keluar lalu mengunci pintu kamarnya tanpa membereskan pecahan foto tersebut, dan langsung turun kebawah menuju ke ruang makan. Ia duduk tepat di tengah-tengah kedua orangtuanya. Liora sangat bahagia, hal itu terlihat jelas dari kedua sudut bibir mungilnya yang terangkat. Namun, secara tiba-tiba perasaan aneh itu muncul lagi, padahal sarapan bersama selalu dilakukannya setiap hari oleh Liora dan keluarganya. Tetapi, pagi itu terasa berbeda, dan Liora hanya berpikir bahwa itu hanyalah sebuah rasa kebahagiaannya karena ia akan berlibur bersama dengan keluarganya. Saat mereka sedang menyatap sarapan bersama, Ayahnya mulai membuka pembicaraan. “Liora ... karena sekarang kamu sudah besar, Papah tidak selalu ada didekat kamu lagi,” ucapnya sambil memakan sarapannya. Liora meletakkan sandwich yang hendak ia santap. “Kenapa Pah? Walau pun Liora sudah besar, Papah akan selalu terus menjaga Liora kan Pah,” jawab Liora “Iya ... Papah tau itu nak, tetapi Papah berharap, Liora menemukan sosok lain yang sama sayangnya seperti Papah dan Mamah menyayangi kamu,” ujar Papahnya dengan wajah tersenyum “Liora maunya Cuma Papah dan Mamah yang selalu menyayangi Liora,” sahut Liora dengan bibir yang manyun “Sudah-Sudah, kok malah jadi berdebat gini sih. Ayo dong makan, udah siang nih,” ujar Mamahnya. “Tapi Mah ....” “Sayang ... ayo buruan makan,” sela mamahnya Liora pun menuruti ucapan dari Mamahnya, dan ia melanjutkan sarapannya. Mata gadis manis itu tertuju pada kedua orangtuanya, dan ia perhatikan wajah kedua oranngtuanya tersebut. Gadis manis itu berbisik dalam hatinya, mengapa wajah kedua orangtuanya sangat cerah sekali, seperti ada pancaran sinar yang tak pernah padam. Gadis berambut panjang itu memerhatikan tiap gerak-gerik orangtuanya, ia mengingat atas pesan yang diucapkan oleh Mamahnya dan juga Papahnya. Gadis cantik dengan senyum manis itu jadi merasa bahwa kedua orang tuanya akan pergi jauh meninggalkan dirinya. Padahal jelas-jelas kedua orangtuanya kini tengah berada didepan matanya. Liora menghela napas pendeknya lalu mengalihkan pikiran anehnya itu. Beberapa menit telah berlalu, mereka berangkat dengan menggunakan mobil keluarga berwarna putih. Saat diperjalanan menuju ke puncak, Liora dan kedua orangtuanya bernyanyi bersama dengan penuh canda tawa. Kebahagiaanya semakin terpancarkan diwajah Liora, karena ia mendapat kabar bahwa sahabatnya akan mengunjungi dirinya minggu-minggu ini. Gadis manis itu sangat bahagia. Arah matanya pun langsung tertuju pada kedua orangtuanya. Tiba-tiba, perasaan aneh itu muncul lagi. Liora merasa, bahwa apa yang ada didepan matanya ini hanyalah sebuah ilusi. Ia mencoba untuk tetap mengalihkan perasaanya itu dengan melihat pemandangan dari balik jendela mobil tersebut. Awal perjalanan tak ada yang aneh, semuanya terlihat aman dan lancar-lancar saja. Namun, Saat mobil mereka menuju kearah tanjakan yang tajam tiba-tiba, mobilnya pun berhenti mendadak dan membuat semuanya panik. “Kenapa ini, Pah?” tanya Mamah Liora dengan raut wajah yang panik “Nggak tau ini Mah. Tiba-tiba mobilnya jadi begini,” jawabnya yang juga panik Ciitt ... Srrtt ... Sontak Papahnya langsung menginjak rem, namun seketika itu juga rem mobil yang mereka kendari tidak berfungsi, yang membuat mobil itu pun mundur tanpa kendali dan menabrak sebuah pohon yang berada tak jauh dari jurang. Suara decitan mobil itu terdengar jelas ditelinga Liora, hingga ia ketakutan dan mulutnya bergetar. Panik. Liora Pov: Aku takut, bingung, sedih, panik dan bercampur aduk tidak karuan. Detak jantungku terus berdetak kencang, napasku pun mulai tak beraturan. Aku benar-benar takut akan kondisi kedua orangtuaku. Mataku langsung tertuju pada Papah yang tidak sadarkan diri. Dan Mamah yang mengalami benturan keras tepat dikepalanya. Hingga aku dapat melihat cairan merah nan kental itu mengalir tepat dikepalanya. Pintu mobil tepat yang aku tempati terbuka. Perlahan, Mamah menoleh kearahku dengan kepala yang penuh dengan cairan merah yang terus mengalir. Aku memerhatikannya. “Sayang, Ayo cepat kamu keluar,” ucap Mamahku dengan suara yang lemah Aku menggelengkan kepalaku “Nggak Mah, Liora nggak mungkin ninggalin Mamah sama Papah disini. Liora nggak mau,” aku menolak dengan airmata yang berlinang. Terlihat kebulan asap yang keluar dari mesin mobil tersebut, membuatku dan juga Mamahku pun semakin panik. Jantung semakin berdetak tak terkendali, dan Mamahku terus saja mendesal diriku. “Sayang, buruan keluar nak,” desaknya. Aku tetap menggeleng, aku tidak mungkin meninggalkan kedua orangtuaku “Tapi Mah, Liora takut. Liora khawatir dengan keadaan Mamah dan Papah,” balasku dengan airmata yang terus mengalir dipipiku. Kepala sang Mamah mulai terasa pusing, dirinya merasa semuanya seperti berputar diatas kepalanya, sehingga ia terus memegangi kepalanya. “Cepat Liora! Turun nak, Cepat!” ucapnya yang terus mendesak anaknya Melihat sang Mamah yang seperti itu, membuat Liora tidak ingin keluar dari mobil tersebut namun, Mamahnya terus saja mendesaknya. Akhirnya, dengan berat hati Liora pun turun, dengan langkah yang gemetar, ia keluar dari mobil tersebut. Tak lama setelah Liora turun dari mobil, mobil tersebut terguling hingga masuk ke dalam jurang dan membuat Liora syok hingga menjerit histeris. "Aaaa!" Jeritan Liora sangat histeris dan keras, hingga burung-burung pun ikut beterbangan mendengar jeritan gadis mungil tersebut. Melihat kedua orangtuanya jatuh ke jurang bersama dengan mobil yang mereka tumpangi, tubuh gadis mungil itu pun tiba-tiba lemas hingga ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Waktu terus berputar, dan Hari-hari pun silih berganti. Setelah kejadian hari itu, Liora tidak tau lagi apa yang terjadi terhadap ia dan kedua orangtuanya, yang Liora tau saat ia terbangun dirinya sudah berada di rumah sakit dan disampingnya sudah ada om, tante serta sepupunya yaitu Rio, yang sedang berdo’a. Perlahan, gadis berkulit putih itu membuka kedua matanya. Terlihat ada sinar yang sangat menyilaukan dirinya, hingga ia mencoba untuk secara perlahan membuka kedua matanya. Penglihatannya sedikit buram, sehingga ia melihat om, tante, serta sepupunya tidak begitu jelas namun ia tetap mengenalinya. Lelaki dengan tubuh tinggi itu melihat bawah Liora telah sadar, ia pun bergegas untuk memanggil Dokter. Kepala Liora sangat pusing, bola matanya berkeliling melihat disetiap ruangan itu dengan pandangan yang masih samar-samar. “Tante, Liora dimana?” tanya Liora dengan suara yang masih lemah “Kamu ada di rumah sakit sayang,” jawab Tantenya dengan mata yang terus melihat kearah Liora. Liora mencoba mengingat kejadian apa yang sebelumnya terjadi kepadanya tetapi, hal itu justru membuat kepala Liora sakit, hingga ia memegangi kepalanya dengan sangat kuat. Tak lama, Dokter pun datang bersama Suster dan segera memeriksa Liora, sedangkan om, tante dan sepupu Liora pun menunggu diluar. Tak butuh waktu lama, Dokter serta Suster pun keluar dari ruangan Liora. “Bagaimana keadaan keponakan saya, Dok?” tanya Viki_Papah Rio “Begini Pak. Keadaan Saudari Liora ini masih sangat lemah, ia harus banyak istirahat,” jawab Sang Dokter “Tapi keadaan dia aman kan, Dok? Nggak ada luka serius yang dialaminya?” tanyannya lagi dengan perasaan yang sangat kahwatir Dokter mengangguk. “Alhamdullilah, dia tidak mengalami hal tersebut. Tapi, saya berpesan, jangan sampai dia mengingat atau ada yang memberi tau hal-hal yang sebelumnya terjadi pada dirinya. Karena hal itu akan membuatnya mengalami sakit di kepalanya, dan akan berpengaruh pada pikisnya,” pesan dari Sang Dokter Viki pun mengangguk “Baik, Dok. Terima kasih, Dok.” Dokter pun membalas ucapan tersebut dengan tersenyum dengan satu kali anggukan. lalu Dokter pun pergi dengan Suster. Setelah itu, om, tante dan sepupu Liora pun masuk ke dalam ruangan tersebut untuk menemui Liora. Liora yang masih belum mengerti tentang dirinya, ia hanya terdiam melihat om, tante dan sepupunya itu, ia bingung atas apa yang terjadi pada dirinya. Fika_Tantenya, membelai rambut Liora dan mencium keningnya. Tindakan yang dilakukan tantenya kepada Liora membuat Liora mengingat sedikit hal yang pernah dilakukan oleh Ibunya kepada dirinya. Hal tersebut membuat kepala Liora terasa sakit, hingga ia menyentuh kepalanya dengan kuat. "Kenapa sayang? Kepala kamu sakit?" tanya Mamah Rio yang mengkahwatirkan dirinya. Liora hanya diam, ia masih saja memegangi kepalanya yang ia rasakan seperti mau pecah. Mamah Rio melihat kearah suaminya, ia terlihat sangat cemas dengan keadaan keponakannya itu. Lalu om Liora pun mencoba untuk menenangkan Liora. "Liora sayang, kamu tenang dulu ya, tarik napas lalu kamu hembuskan secara perlahan," ucap Papah Rio. Liora pun mengikuti arahan dari omnya, dan perlahan sakit dikepalanya mulai mereda. Gadis mungil itu kini mencoba untuk tetap tenang, dan ia mulai mengatur napasnya secara perlahan. Melihat Liora mulai membaik, Om dan tantenya pun mulai merasa lega. "Mah, sepertinya kita harus biarkan Liora beristirahat dulu," bisik Papah Rio. Mamah Rio serta Rio pun mengangguk dan menyetujui ucapan Papahnya. Mamah Rio menyentuh lembut pundak Liora. "Sayang, Om, Tante dan Rio keluar dulu ya, kamu disini istirahat ya sayang, dan jangan terlalu berpikir yang aneh dulu ya sayang," pesan Tantenya. Liora hanya menganggukkan kepalanya secara perlahan. Lalu mereka pun keluar dari ruangan tersebut dan membiarkan Liora untuk beristirahat sejenak. Di luar ruangan. Butiran bening mulai menetes di pipi Fika. Ia tidak tega melihat Liora yang seperti itu. Suaminya pun mencoba untuk menenangkannya, sepupu Liora yaitu Rio melihat Mamahnya menangis, ia menjadi tidak tega juga melihat keadaan Liora. Rio melihat ke kaca pintu tepat Liora dirawat, ia pun merasa terenyuh hatinya melihat keadaan Liora yang seperti itu. Ia tidak menyangka bahwa apa yang dialami keluarga sepupunya itu pasti meninggalkan trauma yang mendalam untuk Liora, terlebih lagi Liora pasti melihat kejadian yang menimpa kedua orangtuanya. “Kita sekarang harus menjaga Liora, karena hanya kitalah keluarga yang dia punya. Papah tidak menyangka bahwa kakak Papah, dan istrinya bisa pergi secepat ini dengan cara yang tragis seperti ini,” ujar Papah Rio. “Iya Pah, Mamah juga tidak menyangka mereka akan pergi dengan cara yang seperti ini. Mamah tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Liora, begitu dia tau bahwa kedua orangtuanya telah tiada,” tutur Fika dengan suara ter-isak “Iya Mah, kita semua harus menjaga Liora, kita harus memberi supprot kepada Liora,” jelas Viki, lalu mengarah tepat didepan Rio. “Dan kamu Rio, kamu juga harus menjaga Liora,” lanjut Papahnya “Pasti Pah, Rio akan selalu menjaga Liora,” jawab Rio dengan mengedipkan kedua matanya. Satu minggu telah berlalu, Liora dinyatakan sudah mulai membaik dan diperkenankan boleh pulang. Ia telah keluar dari rumah sakit ditemani oleh om, tante serta sepupunya. Liora pun pulang ke rumahnya. Di rumah, sudah ada beberapa asisten rumah tangga yang menanti kepulanganya, salah satu asisten rumah tangga Liora yaitu yang sering dipanggil si Mbok memeluk Liora. “Syukurlah Non, akhirnya Non pulang ke rumah,” ucap si Mbok seraya meneteskan airmata. Fika memberi isyarat kepada si Mbok agar airmatanya segera dihapus, si Mbok pun melepaskan pelukannya dan segera menghapus airmatanya. Liora masih bingung dan belum mengerti, ada apa dan kejadian apa yang telah menimpah dirinya. Si Mbok dan tantenya menuntun Liora menuju ke kamarnya. Setelah sampai di kamarnya, Liora masih bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. “Liora sayang, sekarang kamu istirahat dulu ya. Tante mau keluar sebentar ya sayang,” ucap Fika lalu membelai rambut Liora dan meninggalkan Liora. Liora hanya tersenyum kearah tantenya lalu ia duduk termenung di atas kasurnya. Bola matanya berkeliling memerhatikan isi kamarnya, dan dirinya merasakan bahwa ada yang aneh dari kamarnya. Gadis manis itu pun berdiri dan berjalan selangkah demi langkah, mencoba memahami apa yang kurang dan apa yang aneh dari kamarnya. Liora menuju kearah balkon yang berada kamarnya, ia melihat kearah luar dan ia masih merasa aneh. Kejadian apa yang menimpah dengan dirinya dan kenapa dirinya bisa tidak sadarkan diri selama dua hari. Liora termenung menatap keluar balkon kamarnya yang langsung mengarah ke taman. Hembusan angin mulai meniup rambutnya yang panjang dan ia pun mulai terbayang-bayang akan kehadiran sosok kedua orangtuanya. Liora pun terbayang sewaktu dirinya masih kecil dan bermain bersama di taman itu dengan kedua orangtuanya. Mengingat kenangan indah saat bersama dengan kedua orangtuanya, membuat kepala Liora kembali terasa sakit, ia merasa bahwa semuanya seperti berputar-putar diatas kepalanya, penglihatanya pun terasa buram namun, Liora ingin terus mengingat kenangan masa kecinya. Tetapi, lagi-lagi kepala Liora pun terasa amat sangat sakit. “Akh! Kenapa kepala gue sakit banget. Akh! Sa-kit ....” lirihnya Tak lama kemudian, tante Liora__Fika datang seraya membawa makanan serta obat untuk Liora. Melihat Liora memegangi kepalanya seperti sedang kesakitan, Fika pun bergegas menaruh makanan dan obat tersebut di meja lalu langsung berlari kearah Liora, dan memegangi tubuh Liora. Dengan segera, ia membawanya ke tempat tidurnya lalu membaringkan tubuh Liora, dengan sigap tantenya pun mengambilkan segelas air putih yang ia bawa tadi dan segera meminumkannya kepada Liora. “Liora, kamu nggak apa-apa kan, sayang?” tanya tantenya yang memegang pundak Liora dengan cemas. Liora Memegangi kepalanya dengan sangat kuat. “Kepala Liora sakit tante.” jawab Liora dengan suara yang lemas

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.1K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.0K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.4K
bc

TERNODA

read
198.0K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
23.4K
bc

My Secret Little Wife

read
131.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook