POV Asya Aku memutuskan untuk menyusul Papa ke Jepang. Berharap kehidupan di sana lebih baik. Tante Seina sudah mengirim tiket keberangkatanku dan mengurus semua dokumenku selama menetap di sana. Saat ini aku sedang berada di mobil yang dikendarai oleh Zein. Kami tidak hanya berdua, ada Mbak Vanya dan Edo, istri dan anak maskku yang tidur di carseat-nya. Aku akan berangkat melalui bandara Soetta. “Mas,” panggilku lirih dan Zein menatapku dari spion tengah mobil. “Ada apa, Dek?” “Boleh antar aku ke rumah sakit Harapan Nusa? Sebentar saja,” lirihku. Aku mengangkat pandanganku ragu melihat Zein dan Mbak Vanya saling menatap. Mbak Vanya mengangguk dan Zein pun mengubah rutenya. Sekali ini saja, aku ingin melihatnya. Mungkin setelah ini kami tidak akan bertemu lagi. Sekali ini saja aku in

