Leon

1752 Words

“Saya sama pemilik cafe tadi, lebih—” Drrrttt drrrttt drrrttt. Tidak hanya ucapan Bhumi yang terhenti, tapi juga fokus mereka berubah ke arah ponsel Gendhis yang di atas pangkuan. Leon. Ya, keduanya bisa sama-sama bisa membaca nama itu dengan baik. “Saya angkat telepon dulu, Om.” Izin Gendhis, sedikit sungkan. “Hem.” Meskipun Gendhis tahu Bhumi kurang menyukainya, tapi Gendhis tetap mengangkat panggilan itu, dengan posisi sedikit melengos ke samping kiri. “Ya, Le…” volume suara Gendhis pun lebih kecil, agar tidak terlalu mengganggu Bhumi. “Lo bolos, Dhis? Meli bilang, katanya lo izin pergi sebentar, tapi ternyata malah nggak balik lagi sampai dosen lo dateng.” Leon mencecar tanpa basa-basi, bahkan tanpa menyapa lebih dulu. “Iya, Le. Tadi, gue ketemu sama yang mau beli rumah gue.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD