# Antares Pov. Aku melihat kesedihan di wajah Tsabina yang saat ini menekuk wajahnya disampingku. Kami duduk di ruang tengah menikmati teh hangat. Kami baru kembali dari indekos tempat Pak Dana akan tinggal. Aku juga baru melihat keluarga seperti itu, yang seharusnya saling mendukung dan saling menguatkan malah harus seperti ini, kasihan sekali Pak Dana telah diperlakukan tidak baik oleh istri dan anaknya sendiri. “Sayang.” Tsabina menoleh dan melihatku. “Iya, Mas?” “Ada apa?” tanyaku. Tsabina mendesah napas halus dan berkata, “Aku hanya tidak menyangka pada Bibi dan Yesika. Mereka membiarkan Paman pergi, dan meminta cerai. Astaga, aku tidak pernah menyangka ini, kasihan Paman yang selama ini sudah berjuang demi mereka.” “Iya, Sayang. Semua itu bisa terjadi di karenakan uang,” kataku

