Atas Nama Formalitas

1155 Words

Pandu menarik napas panjang sebelum membuka pintu, menahan semua kemungkinan emosi yang bisa muncul—marah, terhina, bahkan takut. Namun ia tahu satu hal: dalam permainan politik, kehilangan kendali adalah tanda kelemahan. Dan kelemahan… bisa dimanfaatkan oleh siapa pun. Begitu daun pintu terbuka perlahan, terpampanglah sosok seorang pria berbadan tegap, mengenakan rompi gelap dengan logo institusi hukum di d**a kanan. Di sampingnya ada dua petugas berseragam lengkap, dan satu orang lain yang membawa koper hitam besar di tangan kanan. Sosok utama itu—diduga sebagai kepala tim—berusia sekitar empat puluhan, dengan wajah keras dan rahang yang tegas. Ada gurat dingin di matanya, memperjelas bahwa malam ini bukan sekadar formalitas birokrasi. Yang lebih membuat Pandu waspada, pria itu mengenak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD