Part 3

598 Words
UDARA di kota Jakarta sore ini terasa sesak, banyak polusi bertebaran di udara. Kemacetan terlihat, didominasi oleh kendaraan pribadi. Alvatha melepas helmnya, ia turun dari motor dan meletakkan helm miliknya lalu melangkah menuju warung kerak telor langganannya. "Eh, Mbak Alvatha, baru pulang sekolah ya?" tanya Bang Damar pada Alvatha. Alvatha mengangguk singkat, "Biasa, Bang." "Siap, Mbak." Bang Damar mengacungkan jempolnya pada Alvatha. Alvatha duduk pada sebuah tikar di samping gerobak Bang Damar, dia mengambil ponselnya lalu sedikit mengotak-atik benda canggih itu. Alvaga Xavierra : Tha, dimana? Knp blm pulang? Alvatha mengernyit, tumben sekali Alvaga mengiriminya pesan w******p. Alvatha Alenta : Main. Mkn kerak telor. Alvaga Xavierra : Nnti ke kamar gue ya? Ada yg mau gue omongin. Alvatha mengedikkan bahunya, hanya membaca pesan Alvaga. "Ini Mbak." Alvatha menoleh, sedikit menyunggingkan senyum tipisnya. Seperti biasa, tidak ada kata terima kasih yang terucap pada bibir Alvatha. *** "Ada apa?" tanya Alvatha langsung saat sudah berada di kamar Alvaga. Alvatha duduk di samping Alvaga, keningnya berkerut saat Alvaga memegang sebuah figura foto. Fotonya dan Alvaga saat masih kecil. "Lo tau nggak Tha, masa kayak gini yang paling gue kangenin," ucap Alvaga tiba-tiba. Alvatha terdiam, ia mengarahkan pandangannya pada figura yang dipegang Alvaga. "Gue dulu mikir, bahwa kita berdua bakal gini terus. Adik gue yang selalu ngerengek ke gue biar dibeliin lolipop sama mama sampe gue ngancem lo kalo makan lolipop gigi lo bakalan ompong," ujar Alvaga sambil terkekeh geli. "Tapi sayang, pikiran gue terhenti sejak dua tahun lalu. Gue sadar bahwa adik polos gue sekarang udah remaja. Dia udah bisa ngerasain sakit hati." Alvaga menoleh menatap Alvatha, ia tersenyum miris. "Ucapan lo semalam bener Tha, nggak seharusnya gue terjebak sama rasa itu. Lo bagian diri gue, lo satu kandungan sama gue. Lo juga bener, nggak seharusnya gue acuhin lo saat mau kasih penjelasan. Lo juga bener, kalo gue terlalu deket sama dia sampe gak tau hal yang ada dalam diri adik gue. "Maaf Tha, gue bener-bener nyesel. Gue tau lo gak bisa lupain itu, sedangkan orang yang ngelakuin itu ke elo udah lupa. Gue nyesel Tha, gue ngerasa nggak berguna jadi kakak yang baik saat semua orang nuduh lo waktu itu. Gue ngerasa gagal buat ngelindungin lo, saat tau lo dipungut sama orang. Maaf Tha, maaf." Alvatha masih terdiam hingga Alvaga menariknya ke dalam pelukannya. Pelukan yang seharusnya diberikan oleh Alvaga saat dua tahun yang lalu. "Maafin kakak lo yang bodoh ini Tha, maafin kembaran lo yang bego ini Tha. Maafin gue, maaf." Alvatha dapat merasakan bahunya basah, ia juga dapat melihat bahu Alvaga yang bergetar bersamaan pelukannya yang mengerat. Perlahan tangan Alvatha terjulur membalas pelukan Alvaga. Ia sedikit mengelus punggung yang pernah menggendongnya dulu. Posisi itu masih bertahan, hingga Alvaga terlelap dalam pelukan Alvatha. *** "Tha?" Mata Alvaga mengerjab, ia bahkan mengucek matanya berulang kali, dan sedikit menepuk pipinya. Di sana, di dapur. Alvatha dengan seragam berantakan seperti biasa kini terbalut celemek di bagian depannya. "Pagi," sapa Alvatha dingin. "Ini gue gak mimpi, kan? Sejak kapan Alvatha doyan masak di dapur?" Alvatha yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas. "Tuh, nasi goreng. Gue buatin." Alvatha melepas celemek dan meletakkannya di atas meja, ia berjalan memakai tasnya lalu ia sampirkan pada pundaknya. "Lo mau kemana? Ini gue masih mimpi kali ya?" "Sekolah. Iya, lo mimpi." Sebenarnya Alvatha melakukan itu karena penjelasan Alvaga kemarin malam. Ia juga setuju dengan pemikiran Alvaga, tapi hatinya, merasa belum rela? "Nggak sarapan dulu, Tha?" tanya Alvaga. Alvatha hanya menggeleng, lalu bangkit setelah menggunakan sepatunya. "Piket." Alvaga mengernyit mendengar jawaban Alvatha. "Piket? Sejak kapan Alvatha mau piket?" Alvatha yang masih mendengar gumaman Alvaga hanya mendengus keras.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD