6. Weekend

1570 Words
Sekitar pukul 7 pagi, Lovely melangkah keluar berniat menyapu di teras. Mumpung weekend, sebelum diajak keluar oleh Delta dia pun menyempatkan diri untuk bersih-bersih rumah. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil yang tak asing di penglihatannya muncul sekaligus berhenti tepat di depan pagar rumahnya. Spontan, Lovely pun menghentikan kegiatan menyapunya sambil melihat ke arah pintu mobil yang mulai dibuka. "Alfa..." gumam Lovely samar. Lelaki itu lantas melangkah cepat meninggalkan mobil. Melepas kacamata hitam yang menutupi kedua mata, Alfa kemudian melambaikan tangan kanan guna menyapa calon adik iparnya. "Buka aja, Al. Gak digembok, kok..." titah Lovely memberitahu. Alfa mengangguk, lalu segera melangkah memasuki pekarangan rumah Lovely sambil kembali merapatkan pintu pagarnya lagi. "Ada apa, nih? Tumben pagi-pagi udah ke sini? Kamu gak lagi diutus sama Rio, kan?" terka Lovely iseng. Terkekeh, Alfa menggeleng, "Enggak, kok. Aku ke sini karena mau ketemu sama Kena, dia udah bangun, kan?" tanya Alfa sesampainya ia di teras. Teringat akan sang adik yang semalam katanya berada di tempat teman kampusnya yang bernama Aiden, Lovely pun langsung merasa tidak enak hati untuk mengatakannya. Bukan apa-apa, dia hanya takut kalau dia salah bicara. Bisa-bisa masalahnya jadi rumit kalau misalkan dia mengatakan seadanya. Trek, Alfa menjentikkan jari tepat di depan muka Lovely. Spontan, si gadis pun tersadar dari lamunannya. Menatap lelaki di hadapannya yang kini tengah menunggu jawaban atas pertanyaan yang baru saja ia ajukan mengenai Kena. "Kena udah bangun atau belum?" ulang Alfa sedikit gemas. Lovely mengerjap, mendadak ia jadi gagap tatkala bingung harus menjawab apa. Akan tetapi, sebelum ia benar-benar memberikan jawaban pada Alfa, tiba-tiba sebuah motor matic muncul berikut dua orang yang menaikinya. Membuat Alfa juga Lovely refleks menoleh dan mendapati Kena berikut seorang pemuda melompat turun dari atas motor tersebut. Merasa kalau sesuatu yang tidak baik akan terjadi, Lovely pun buru-buru lari ke dalam untuk membawa ponsel. Lalu, tanpa berlama-lama lagi ia pun menghubungi Delta agar segera datang ke rumahnya.                                                                                      *** Lovely mengusap pundak sang adik yang tengah menangis tersedu-sedu di dalam kamar. Sementara Alfa dan Aiden yang beberapa saat lalu baru saja saling adu jotos sedang berada di tengah rumah bersama Delta yang benar-benar langsung datang ketika sang kekasih menyuruhnya untuk ke rumah. "Udah dong, Ken ... jangan nangis terus, nanti matanya sembab loh! Jelek tau kalo tiba-tiba mata kamu gede akibat kelamaan nangis kayak gini," tutur Lovely mencoba menenangkan. "Ta-tapi Kena benci sama Kak Alfa, Kak. Di-dia itu gak peka, ud-udah gitu dia egois pula. Kena aja dilarang deket sama cowok mana pun, ta-tapi dia sendiri malah sok asyik ketawa ketiwi sama cewek lain. Co-coba kalo Kakak ada di posisi Kena, pa-pasti Kakak juga bakalan sama keselnya kayak Kena...." curhatnya di tengah isak tangis. Lovely melenguh pendek, dalam hati ia membenarkan apa apa saja yang sudah Kena katakan barusan. Kebanyakan cowok memang begitu, dia akan marah jika gadisnya berdekatan dengan lelaki lain tapi dia sendiri santai-santai saja saat didekati perempuan lain. Bukannya memilih menjauh dan menjaga perasaan gadisnya, tapi para lelaki zaman sekarang malah terkesan sok kegantengan semua dengan cara yang tidak adil seperti itu. "Iyaaa, Kakak paham sama apa yang kamu bicarain. Tapi kan kalo kamu kesel sama kelakuan Alfa kamu bisa bicarain baik-baik sama dia, atau lebih bagusnya kamu labrak aja perempuan yang sok-sok-an ngedeketin dia. Biar mereka tau rasa dan sekaligus sadar kalau cowok yang lagi mereka deketin itu udah ada yang punya." saran Lovely tak tanggung-tanggung. Kena tidak menjawab. Dia hanya terdiam sambil sesekali masih sibuk dengan cairan lengket yang bercucuran dari hidungnya. Membuat Lovely berinisiatif menyodorkan lagi beberapa helai tisu supaya Kena segera membuang ingusnya itu. Sementara di tempat lain, tepatnya di ruang tengah. Delta masih tak habis pikir dengan perilaku kakaknya. Bagaimana bisa dia tiba-tiba menyerang Aiden yang bahkan menurut penuturan Lovely pemuda itu belum sempat menjelaskan apa pun. Sebenarnya, apa yang ada di pikiran Alfa? Kenapa mendadak kakaknya itu menjadi se-childish sekarang? Bukannya setau Delta dulu dia begitu terlihat dewasa? Tapi kenapa akhir-akhir ini dia lebih banyak mendahulukan emosi dibanding mendengarkan penjelasan seseorang? "Ehem," Delta berdeham untuk sesaat, "Jadi, di antara kalian ... gak ada satu orang pun nih yang mau coba jelasin duduk perkaranya ke gue?" tegur lelaki berkaos hitam polos itu, mencoba mengungkap permasalahan yang belum Delta temukan titik temunya. Baik Alfa maupun Aiden, keduanya masih membisu. Terlebih Aiden, selain mungkin kesulitan berbicara di karenakan sudut bibirnya berdarah pasca dihajar Alfa beberapa waktu yang lalu, dia pun belum berani buka mulut karena tidak ada Kena di dekatnya. "Bang! Lo duluan deh yang ngomong, kan lo yang lebih tua di sini ... coba jelasin ke gue, kenapa tiba-tiba lo pukul dia? Apa lo gak bisa ngomong baik-baik ke dia sebelum tangan lo sendiri yang berulah, hem?" tanya Delta mencoba mengulik unek-unek yang dimiliki kakaknya. Sekilas, Alfa melirik Aiden dengan sorot tak suka. Terlihat begitu kentara kalau dia masih memiliki rasa ingin menghajar Aiden dari caranya menatap. Tak ingin jika sampai Alfa menyerang kembali pemuda yang kini duduk di sebelahnya, Delta pun mencari cara untuk mencairkan suasana. Dengan sok akrab, dia merangkul pundak Aiden agar pemuda itu mau buka suara setidaknya satu kalimat saja supaya Delta tidak terlalu dongkol karena sejak tadi pertanyaannya tak ada yang dijawab satu orang pun. Akan tetapi, sebelum sempat Delta kembali bertanya mengenai perihal yang sama pada Aiden, tiba-tiba Lovely muncul bersama Kena yang sudah tak lagi mengeluarkan air mata seperti di awal ia masuk kamar. "Gimana, Yo? Kamu udah berhasil bikin salah satu dari mereka buka suara?" lontar Lovely bersedekap. "Boro-boro, aku jadi gemas sendiri sama mereka ini. Sebenarnya, mereka berdua masih bisa bicara kan? Belum berubah jadi bisu, kan?" lirik Delta pada keduanya secara bergantian. Nihil, tidak satu pun dari mereka yang turut berbicara. Sampai akhirnya, beberapa detik selanjutnya malah Kena sendiri yang bersua, "Mending kalian pulang aja, aku lagi gak mau lihat muka kalian ... terutama Kak Alfa, Kena lagi males bicara sama Kakak ... Terus buat lo Aiden, thank you karena udah anterin gue balik ke rumah. Tapi meskipun begitu, gue tetep lagi gak mood buat ngobrol sama siapa pun ... jadi, gue saranin lebih baik kalian pulang aja. Gue lagi gak pengen diganggu siapa pun, termasuk Kak Lovely sama Kak Delta juga!" tandas Kena tak ingin dibantah. Refleks, Lovely melirik horor pada adiknya. Dia bingung, kenapa dia jadi kena getahnya juga? Namun belum sempat ia menyuarakan isi kepalanya, adiknya itu malah keburu melengos pergi meninggalkan semuanya. "Loh, Kena-" "Udah sayang, biarin dia nenangin dulu hatinya. Mungkin, masalahnya gak semudah yang kita pikir. Jadi saran aku, mending kita kasih waktu aja dulu biar dia tenang." tukas Delta melarang Lovely untuk tidak mengganggu adiknya sendiri, "Dan untuk kalian, Kena benar ... lebih baik kalian pulang aja, mungkin ... saat semuanya sudah pada dingin, apa pun yang terjadi hari ini bisa diulas kembali di lain hari. Seenggaknya Kena udah bilang apa yang dia mau, selebihnya ... gue saranin biar kalian nurut aja dulu sama dia. Okay?" perjelas Delta menyetujui keputusan Kena sesaat lalu.                                                                                            *** "Kamu yakin mau sarapan bubur aja?" tanya Delta sambil mengusap lembut pucuk kepala kekasihnya penuh sayang. Selepas Alfa dan Aiden meninggalkan rumah, Delta dan Lovely juga memutuskan untuk keluar dari rumah. Mereka tidak ingin mengganggu Kena, maka daripada adiknya itu merasa risi karena kemauannya tak diindahkan, alhasil keduanya pun sepakat untuk pergi keluar beberapa lama. "Iya dong, Yo. Abisnya mau sarapan apa? Tadi kan Kena masukin kita ke daftar orang yang gak usah ganggu dia juga, jadi ... daripada dia gak nyaman karena ada kita di rumah, ya mending kita nyari sarapan di luar aja kan?" balas Lovely mengemukakan pendapatnya. "Iya juga sih, Yang..." angguk Delta sekilas, "Ya maksud aku, kali aja gitu kamu mau sarapan selain bubur." lanjutnya menerka. "Enggak ah, aku pengen makan bubur aja. Kamu juga gak keberatan kan kalo kita sarapan bubur?" tanyanya balik sembari mendongak menatap kekasihnya. "Enggak dong, aku sih diajak sarapan apa aja pasti mau. Asalkan...." ucap Delta menggantung. "Asalkan??" beo Lovely ingin tahu kelanjutannya. "Asalkan sarapannya berdua sama kamu dong!" sahutnya sembari menjawil hidung Lovely gemas. Gadis itu tersipu, Delta memang paling bisa memunculkan rona merah di pipinya. Ia juga sangat pandai membuat Lovely tersanjung meski dengan kalimat sederhana yang dilontarkannya. Tak lama kemudian, mereka pun tiba di depan kios bubur. Kios milik Pak Sulaiman yang buburnya dicap paling enak oleh para pelanggan yang sering membeli bubur tersebut. Selain rasanya enak, tempatnya pun selalu bersih dan rapi. Maka, tidak aneh kalau di bawah pukul 9 pagi buburnya sudah habis terjual. "Pak Sul, buburnya dua ya..." seru Lovely akrab, terlihat sekali kalau dia sudah sering makan di kiosnya Pak Sulaiman. "Siap Neng cantik, ditunggu sebentar ya!" balas Pak Sulaiman mengacungkan jempol. "Kamu keliatan akrab banget sama pedagangnya," ujar Delta sambil duduk di salah satu bangku panjang yang tersedia. "Hehe ... kan kalo aku gak sempet bikin sarapan, aku suka mampir dulu ke sini sebelum berangkat ke kafe," ungkap Lovely nyengir lebar. "Pantesan, untung pedagangnya udah bapak-bapak. Kalo masih muda aja, mungkin aku gak akan izinin kamu buat makan di sini lagi," cetusnya mendelik. "Yee dasar tukang cemburu! Kamu tuh, jangan genit-genit sama karyawan kantor..." balas Lovely tak mau kalah. Baru saja Delta mau kembali menyahuti ucapan Lovely, tiba-tiba saja sebuah suara memanggil nama lelaki itu yang seketika membuat Delta juga Lovely menoleh kompak. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD