Bab 15.2 : Dunia Ke.jam dan Tak Adil, Harus Gimana?

1362 Words
Ketika semuanya menjadi 'salah' dalam hidup Anda - Bekerja lebih keras. Jatuh Lebih Keras. Bekerja lebih keras lagi. Jatuh lebih keras lagi. Dalam proses ini - Anda akan menyadari bahwa fase 'salah' dalam hidup Anda sebenarnya adalah 'benar'. "Ketika semuanya menjadi 'salah' dalam hidup Anda - Anda hanya memiliki satu opsi - bertumbuh. Untuk menjadi lebih kuat dari orang lain di luar sana. Tidak ada pilihan selain berhasil. Berdoalah agar Anda jatuh sedalam itu."- kevriawan, 2020    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =    Bab 15 : Dunia ke.jam dan Tak Adil, Harus Gimana?   Gue pernah menemukan tulisan dan gue setuju “Jika Perempuan lahir dengan paras yang cantik, Maka setengah dari masalah hidupnya terselesaikan.” --- sumpah ini persis banget sama yang barusan gue lihat, hiks!   Zaman sekolah dulu, ketika grup w******p kelas sepi, perempuan cantik dapat memancing banyak balasan dari murid kelas. Perempuan biasa saja, umumnya dicuekin atau bahkan grupnya langsung di mute jika pembahasan tidak terlalu penting. Ketika kelulusan, Banyak murid yang mengantri mengajak perempuan cantik untuk berfoto bersama. Apalagi bila perempuan itu humble dan welcome, jadi point tambahan yang dapat membuat perempuan tersebut dengan mudahnya menjadi hitz. Pernah dengar akun ** uicantik? milleniumcantik? atau akun lainnya yang berisi anak-anak cantik di sekolahnya. Sehingga membuat perempuan disana sangat mudah untuk dikenal.    Ketika lo sudah memiliki banyak kenalan, jangankan untuk PR, minta info pekerjaan pun akan sangat mudah apabila sudah memiliki banyak kenalan yang baik, enggak usah jauh - jauh. Contohnya Mas penjaga loket, tuh. Umumnya cewek cantik juga menjadi point plus dalam mencari pekerjaan. Sudah bukan hal yang mengherankan lagi, apalagi asing bahwa dalam setiap persyaratan pekerjaan hampir selalu ada kata “Good looking”. Lho? Bukannya yang dimaksud itu, kan, good looking yang artinya berpenampilan menarik dan rapi saja? Enggak malih, faktanya harus cantik! Tunggu dulu, tunggu. Enggak percaya? Gue pernah mau iseng melamar jadi bartender ---- eh, bukan. Barista maksudnya, dari salah satu merek kopi sejuta umat yang satu gelas lima puluh ribu. Gue pengin melamar pekerjaan sebagai barista, dimana pelamarnya ada banyak dan perekrutnya pun bilang untuk lowongan barista, susah. Apalagi kalau tidak punya orang dalam. Kalau jadi tukang beres - beres dapur atau tukang lap meja saja, kalian mau gak? --- ini kata Perekrut kepada orang-orang yang melamar sebagai barista.    Beberapa bertahan, dan beberapa lagi pergi. Mungkin kekeuh ingin menjadi barista. Tapi ini belum selesai. Saat itu gue ingin keluar dari ruangan, sebelum akhirnya gue melihat perekrut itu memanggil salah seorang wanita yang cantik, memiliki kulit putih mulus dan rambut panjang terurai. Lalu apa yang dikatakannya? dengan berbisik namun terdengar, dia bilang, “Kamu mau jadi barista? Tunggu disini dulu ya, tunggu yang lain keluar.”    Dan ya, perempuan itu sekarang jadi barista tanpa bantuan orang dalam, tanpa perekrut tau bagaimana skill dia dalam menghadapi customer, dalam membuat kopi, dalam meracik rasa, atau bagaimana tingkat kecerdasan dan seberapa cekatan dia. Atau kasus lain ketika gue pernah mendengar tetangga gue berkata kepada saudaranya, “kamu mau jadi pramugari? Mulusin dulu tuh muka, gigi rapihin pake behel. Mana ada pramugari enggak cantik.” Atau mungkin pernah membuka TL ** dan menemukan berita “VIRAL! Gadis Cantik Penjual Cilok, begini kisahnya!” Memangnya kenapa kalau yang jual cilok cantik? Apa rasa ciloknya akan berubah menjadi selevel cilok buatan Emak gue? (hehehe, bercanda! Emak gue kagak bisa masak cilok). Tapi, kalau yang jual ciloknya biasa saja, tidak akan disorot seperti berita si penjual cilok cantik. Atau bahkan, tidak pernah tersorot sama sekali. Benar, good looking sudah seperti menjadi standarisasi suatu hal di negeri ini.   Atau kalau kalian mau yang lebih relate lagi, silakan buka lagi berita soal Andika Kangen Band VS Jefri Nichol saat kena  kasus nar.koba. Giliran Babang tamvan aja ditangkap langsung dihujat. Sementara si Jeff ditangkap karena kasus yang sama malah di semangati, dipuja, karena apa? Narkobaan juga tetep ganteng kalo kata fans-nya mah! Wkwk.   Jadi … tampaknya dunia ini memang ke.jam.   Tapi kadang gue agak enggak setuju juga sih, memang kayaknya darah labil akut mengalir dalam diri gue ini. Padahal, bisa jadi INI ADALAH MASALAH DARI PEMIKIRAN DALAM DIRI GUE SENDIRIAN … dan lo juga sih, lagian memang di dunia ini sangat luas dan banyak hal yang belum kita ketahui.. faktanya adalah benar dunia ini ke.jam dengan dibuktikan adanya RASIS, PEMBULLYAN, pemer.kosaan, DLL… lo enggak bisa menyingkirkan hal tersebut kan, dan walaupun lo bisa menyingkirkan masalah kejahatan dari dunia ini ... mungkin bisa bilang bahwa fakta yang mengatakan dunia ini ke.jam itu salah. Dipikir - pikir lagi,  awal mula pembahasan kita ini ini bukan masalah setuju atau enggak, tapi soal kebenaran tentang apakah dunia ini memang ke.jam ?   To the point aja ya, genks.   Oke, kalau ditanya pribadi gue setuju atau nggak, saya bilang antara setuju dan enggak. Persetujuan gue seperti yang sudah gue paparkan di atas itu, dan gue yakin banget kalau kalian pasti pernah juga melihat atau mengalami kejadian yang serupa. Ada alasan tersendiri mengapa gue bilang bisa setuju dan enggak. Sekarang kita akan membahas bagian gue enggak terlalu setuju dengan statement dunia itu ke.jam (walau gue sering pake jargon ini, sih, wkwkwk).    Oke, sekarang mari pikirkan lah yang ini, misalnya hari ini lo mengalami hari yang buruk banget. Kayak seolah dunia ini enggak berpihak sama lo. Takdir itu ke.jam banget sehingga memperlakukan lo seperti ini. Lo enggak pernah mendapatkan kasih sayang atau perhatian, enggak pernah merasakan cinta karena seumur hidup lo penuh pen.deritaan yang mana berasal entah dari orang tua, teman, pacar, or siapapun ---- whatever, mereka - mereka yang membuat lo enggak bahagia. Lalu lo curhat ke temen lo, cerita berjam - jam, menangis … melepas emosi, lalu merasa agak lega, merasa sedikit beban terangkat, walau masalah enggak terselesaikan. Saat itu … bersyukurlah, karena di hari itu lo jadi punya satu kebaikan yang terjadi dalam hidup lo. Lo punya teman yang bersedia menemani lo, mendengarkan curhat lo, membantu meringankan beban lo. Padahal .. lo enggak tahu, kan, kalau mendengarkan curhat orang itu sama kayak jadi tong sampah. Lo secara enggak sadar memberikan energi negatif ke dia, dan dia tetap menerima. Jadi … bukankah itu suatu kebaikan di antara keburukan yang lo terima dalam satu harian itu?    Ada satu celetukan dari kawan gue yang begitu menempel.   “Kalau semua orang mengatakan bahwa dunia ini tidak adil dan ke.jam, maka bukankah itu berarti dunia ini sudah adil kepada setiap orang?   Yup, gue setuju. Meskipun memang ada sebagian sisi diri gue yang masih mengatakan dan meyakini bahwa dunia ini ke.jam,  dengan kata lain not fair alias unfair. Ada anak yang lahir di istana, ada anak yang lahir di gerobak pemulung. Ada anak yang lahir langsung cantik, ada yang lahir tidak cantik, bahkan ada yang kurang lengkap anggota atau organ tubuhnya. Mau nyalahin siapa? Bisakah anak miskin protes ke anak orang kaya,  "woy,  kamu kok enak lahir di rumah mewah?" atau mau protes ke Pencipta, berani? Kalau pun protes, adakah gunanya?   Hidup ini memang perjuangan, survival of the fittest (kejam ya). Tidak perlu meratapi nasib, meskipun dengan start yang berbeda-beda (tidak adil banget kalau pake ilustrasi yang  lomba lari), kita masing - masing berjuang memperbaiki nasib, dan dalam berjuang itu ada kepuasan ketika kita berhasil improve diri kita. Orang miskin berjuang hingga jadi kaya kepuasannya melebihi orang kaya yang tetap kaya. Selain itu, kita enggak perlu protes, karena kebahagiaan tidak hanya milik orang kaya / cantik dan ganteng. Banyak yang kaya tapi tidak bahagia, dan sebaliknya. Misal, suami yang sederhana hanya punya penghasilan untuk diberikan kepada istrinya uang belanja seratus ribu rupiah, istri sudah bersyukur. Sementara kalau istri orang kaya yang dikasih segitu, wadaw ... bisa ngamuk doi sama suami. Tiap orang, kaya/ miskin/ cantik/ je.lek, bisa bahagia (fair enough).   * * * * *   to be continued * * * * *   By the way, kalau kalian merasakan sama seperti apa yang Jono rasakan, boleh banget langsung di tap LOVE nya gaes. Atau bisa juga kalau kalian mau add cerita ini ke library atau perpustakaan. Supaya kalau next time saya update, kalian enggak ketinggalan beritanya, hihiw~ Oke deh, kalau gitu see you in the next chapter ya!   Bye ....     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD