Bab 9.2 : Kami Enggak Sama, dan Bangga

1131 Words
Kalau lo lihat anak kembar, jangan langsung menganggap merka itu sama. Iya, gak salah sih ... sama tapi mukanya doang. Kalo isi kepala, apalagi isi hati ya udah jelas dong letak perbedaannya dimana? Sama kayak anak jaman sekarang ... kami serupa tapi tak sama - kevriawan 2020.    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =    Bab 9 : Kami Enggak Sama, dan Bangga   Ada banyak dampak buruk yang menimpa orang yang sering dibanding-bandingkan. Misalkan, dia menganggap ada yang salah jika mampu mengerjakan sesuatu dengan baik.   “Misalnya dia selalu dianggap bodoh di matematika, ketika suatu saat dia bisa mengerjakan dan nilainya bagus, dia akan merasa, ‘ah ini pasti ada yang salah’,”   Dampak lain adalah ia akan sulit berhasil di bidang hidupnya karena dipenuhi dengan keragu-raguan, bahkan sebelum mencoba sesuatu. Kerap kali, orang seperti ini akan memilih untuk mundur karena takut gagal.   Jadi, berhenti Membanding-bandingkan!   Untuk menghentikan kebiasaan membanding-bandingkan, Nirmala punya beberapa tips. Pertama, kita harus sadar bahwa pada prinsipnya tak ada orang yang suka dibandingkan. Untuk itu orangtua harus belajar untuk melihat keunikan pada masing-masing anak.   "Jangan pakai standar patokan orang lain ke anak kita,"   Tips lain: dengarkan keinginan anak. Nirmala punya pengalaman personal dengan hal ini. Dulu, dia sering menceritakan nilai ulangan anaknya di depan orangtua murid lain dan anak-anaknya. Sang anak kemudian protes sembari menegur Nirmala.   "Aku enggak suka kalau Mama buka-buka tas di depan teman-temanku," ujar anaknya waktu itu.   "Nah aku harus menghargai dia. Jadi bisa koreksi diri, orangtua kan juga manusia, bisa kebablasan,” ungkap Nirmala. Sejak saat itu, Nirmala juga tak pernah menceritakan nilai anaknya ke orang lain.   Menurut Nirmala, kunci untuk tidak membandingkan diri kita dengan orang lain adalah berani melihat kapasitas diri kita sendiri.   “Kalau kita bandingkan diri kita sama orang lain, enggak akan ada batasnya,” tandasnya.   Dalam case ini, bukan bu psikolog Nirmala aja yang akan berpendapat seperti ini. GUe yakin, mau lo tanya ribuan psikolog klinis lainnya, hasilnya akan tetap sama aja. Bukan karena ilmu psikologinya cetek, tapi karena membanding - bandingkan itu enggak akan pernah ada habisnya. hari ini lo bandingin A dan B, lalu besok ada A dan C, kemudian lusa dan seterusnya akan ada A dengan B atau C atau D atau E atau F atau G atau H atau I atau ---- udah lah, capek gue. Wkwwk. Intinya di bandingin itu enggak enak. Iya, atau iya?   Gue juga membaca di artikel bahwa katanya manusia punya empat sifat dasar, sebagaimana setiap manusia diciptakan tuhan dianugerahi sebuah karakter kemampuan dan kekurangan yang berbeda-beda dan pada dasarnya manusia tidak bisa diperlakukan dengan sama namun dalam setiap perbedaannya, ada sebuah dasar yang melatarbelakangi setiap sifat dan kepribadian manusia. Ada 4 sifat dasar manusia yaitu : Melankolis, Plegmatis, Sanguinis, dan Koleris. Sifat manusia inilah yang menjadi dasar pemikiran atau cara seseorang untuk menentukan langkah dalam suatu tindakan. Sebagai contoh saat kita berbisnis dan bersosialisasi kepada orang lain. Pengetahuan tentang sifat manusia ini juga sangat penting bagi kita untuk meminimalisir pikiran negatif kita kepada orang lain dan memaksimalkan pikiran positif yang dimilikinya.   Kholeris. Orang yang memiliki kepribadian merupakan orang yang memiliki dominan tinggi sehingga ‘Sang pemimpin’ julukan itu memang cocok disematkan bagi si Koleris,  karena koleris ini unggul dalam keadaan darurat, berkemauan kuat dan tegas, bisa menjalankan tugas apa saja dengan baik, berorientasi pada tujuan, mampu mengorganisasi dan biasanya selalu benar.  Selain memiliki kelebihan, sisi buruk dari koleris diantaranya, pandai memanipulasi, cenderung tidak terlalu membutuhkan kawan, dominan, cepat merasa puas, workaholic, sedikit pemarah dan cenderung bersikap sarkastik. Tipe ini cocok untuk menjadi pemimpin (Setioningtyas & Widyatmika, 2017). Sifat koleris memiliki beberapa ciri (achmad mujtaba, 2007). Pemilik sifat ini cenderung berambisi dan tidak mengenal kata gagal dalam hidupnya dan akan terus berusaha sampai apa yang diinginkan terwujud.   Melankolis. ‘Si sempurna’ karena melankolis orangnya menuntut kesempurnaan atau perfeksionis, serius dan tekun, teratur, terorganisir dan rapi, perencana yang baik, cukup berbakat juga kreatif, mereka juga perasa jadi rasa simpatinya tinggi, akibatnya rasa sosial mereka juga bagus, selain itu mereka mencari teman hidup yang ideal. Namun, diantara kelebihan tersebut mereka juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya introvert (Flash Lite . 2.2., 2009). Umumnya para melankolis suka dengan fakta-fakta, data serta angka lalu mereka akan mulai menganalisa dan menelitinya. Orang melankolis juga selalu ingin merasa sempurna dan terencana. Terkadang hanya karena hal sepele dapat membuat emosi mereka terguncang.   Plegmatis. ‘si pecinta damai’, uniknya mereka memiliki motto “kalau ada yang mudah kenapa dipersulit”. Dibalik sikap apa adanya itu, mereka memiliki sifat positif yakni, mampu menjadi penengah, rendah hati, selalu santai, diam, tenang dalam masalah yang pelik, dan terkendali, pengamat yang baik, bahagia menerima kehidupan, punya banyak teman dan mudah bergaul, dan tentunya mereka pendengar yang baik. Kekurangan mereka diantaranya, terlihat pemalas, tidak memiliki motivasi hidup, cenderung pesimis, dan mereka umumnya mampu memahami masalah orang lain, tapi cenderung menyembunyikan emosinya sendiri. Plegmatis sangat fleksibel, mereka mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan(Ii, 2006). Pada umumnya mereka terlihat tenang, kalem, dan pecinta kedamaian. Banyak orang yang mengira bahwa pemilik sifat plegmatis ini dianggap acuh tak acuh terhadap dunia sekitarnya, hal ini dikarenakan pemilik sifat ini memiliki pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu permasalahan yang tengah di menimpanya. Mereka akan lebih bersifat santai karena menurut mereka segala sesuatu akan lebih menyenangkan apabila dihadapi dengan damai dan tidak menggunakan k*******n dan cenderung mudah mengambil jalan mudah atau praktis(Rint, Gilbuena, Maria, & Santos, 1992).   Sanguinis. ‘Si populer’ karena sifatnya yang supel dan pandai berkomunikasi, sangat suka bercerita, dan ramah membuatnya dikenal di lingkungannya. Selain itu, sanguinis tidak jaim, mereka bergaul dengan siapapun oke saja yang penting nyambung. Sanguinis juga memiliki keingintahuan yang besar, jika dalam kerja tim ia akan dengan sukarela mau berkorban, optimis, kreatif dan inovatif. Mereka juga bisa dibilang dengan “happy virus” karana cenderung menyenangkan dan penyebar rasa bahagia kepada orang disekitar mereka. Namun, kelemahannya adalah lugu, polos serta kekanak-kanakan. Selain itu, mereka tidak disiplin atau kurang menghargai waktu, karena tidak disiplin kinerja mereka tidak produktif, egosentris, suka membesar-besarkan masalah, dan mereka juga bertindak secara impulsive (orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya). Mereka bisa mengontrol emosi yang ada dalam dirinya, selain itu juga mereka dapat memainkan emosi orang lain, karena kepandaiannya dalam berbicara dan menarik perhatian orang lain(Flash Lite . 2.2., 2009).   * * * * *   to be continued * * * * *   By the way, kalau kalian merasakan sama seperti apa yang Jono rasakan, boleh banget langsung di tap LOVE nya gaes. Atau bisa juga kalau kalian mau add cerita ini ke library atau perpustakaan. Supaya kalau next time saya update, kalian enggak ketinggalan beritanya, hihiw~ Oke deh, kalau gitu see you in the next chapter ya!   Bye ....   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD