Bab 16.2 : Ilmu VS Mistis, Mana yang Lo Pilih?

1596 Words
Ketika semuanya menjadi 'salah' dalam hidup Anda - Bekerja lebih keras. Jatuh Lebih Keras. Bekerja lebih keras lagi. Jatuh lebih keras lagi. Dalam proses ini - Anda akan menyadari bahwa fase 'salah' dalam hidup Anda sebenarnya adalah 'benar'. "Ketika semuanya menjadi 'salah' dalam hidup Anda - Anda hanya memiliki satu opsi - bertumbuh. Untuk menjadi lebih kuat dari orang lain di luar sana. Tidak ada pilihan selain berhasil. Berdoalah agar Anda jatuh sedalam itu."- kevriawan, 2020    = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =    Bab 16 : Ilmu VS Mistis, Mana yang Lo Pilih?   “Jon, kamu itu kalau libur jangan tidur terus! Olahraga kek, keluar kek, atau ngapain kek.” Rasanya hanya menjalani rutinitas tanpa batas, hidup seakan kosong dan benar - benar enggak ada artinya, muncul terus - menerus pikiran gelap dan negatif, rasa sedih yang tak tertahan, kebencian yang meledak, sampai dengan fokus yang mulai tidak sepenuhnya bekerja. Gue juga bukan sekali atau dua kali sempat berpikir untuk menghabiskan nyawa gue sendiri. Gue sebenarnya bukan baru sekali itu pernah mencoba ingin lompat dari gedung baru kampus, untungnya waktu itu juga di atap tersebut in the end gue hanya bisa menangis dan duduk membayangkan betapa kasihannya nanti orang - orang yang gtiue nggalkan.   Bahkan gue sempat meninggalkan gebetan yang sebenarnya sudah gue incar sejak lama. Perempuan yang gue deketin saat itu,  dan gue benar - benar pergi begitu saja. Tanpa alasan dan tanpa berbicara panjang lebar tiba - tiba menghilang begitu saja. Gue mulai menutup diri dan lebih banyak merenung sendirian, enggak ada satu pun sahabat atau orang terdekat gue yang tersisa. Mereka yang katanya akan selalu membantu, adalah yang paling pertama menghilang. Sumpah, sebenarnya gue enggak butuh apa - apa. Gue hanya mau di dengarkan. Gue cuma mau kalian duduk dan mendengarkan cerita dari versi gue. Bukan dari versi orang lain dan tanpa campur tangan siapa pun, termasuk Emak.   “Jon, makanya ibadah yang bener, dong!” Emak suatu waktu berkata begini ke gue, dan gue cuma menjawab dengan cengiran. “Cowok jangan galau melulu, udah mending dekatkan diri sama Maha Pencipta. Jangan sok bisa sendirian. Banyak setannya tuh badan kamu!”   Gue meringis saat itu. Antara mau ketawa tapi takut dosa. Juga antara miris tapi perhatian Emak cukup manis. Dan lagi itu malah membuat gue semakin merasa kecil. Gue sudah sebegininya dan emak cuma bilang di badan gue banyak setan? Oke sip. Bahkan Emak menganggap bahwa menangis dan terbebani masalah itu adalah sebuah dosa atau aib seorang pria, bahwa terlalu banyak komplain dan emosi adalah hal yang enggak normal, dan bahwa memiliki depresi adalah berarti gila, atau bulshit belaka. Emak enggak pernah mengalirkan sesuai pembicaraan yang gue bahas atau keluarkan lebih dulu.   Lo mau tahu gimana rasanya? Yakin?   Ini seperti pikiran lo yang berusaha bekerja untuk menjadi produktif tetapi tubuh lo terasa beku, menolak bekerja sama sekali. Lo mencoba melukai diri sendiri secara fisik dan mental. Lo mencoba menyiksa diri sendiri namun pada kenyataannya jauh didalam lubuk hati terdalam tidak mau melakukannya. Tetapi pada saat yang sama lo merasa harus melakukannya. Lalu nantinya lo akan mulai membenci diri sendiri dan orang-orang. Kadang-kadang membenci diri karena merasa telah melukai diri, yang kemudian mengarah pada lebih banyak melukai diri sendiri. Ini siklus yang mematikan. Gue merasakan sendiri bahwa sekali gue memukul kepala, besok - besok kalau rasa itu datang, semuanya akan sirna kalau gue memukul kepala.   Kemudian lo mencoba bangkit. Lo tau bahwa ada yang salah dengan diri lo, lalu memutuskan untuk melihat kutipan motivasi dan video yang menginspirasi, tapi jauh di lubuk hati, lo tahu mereka tidak akan banyak membantu. Still, tubuh lo, hati, pikiran, dan perasaan lo masih merasa mati rasa. Diri lo masih merasa dikalahkan, gagal, sampah. Bukan cuma itu, lo juga mulai khawatir mengenai masalah kesehatan lo. Perasan yang gelap dan sangat tidak nyaman ini benar - benar membuat lo seperti hanya memperburuk keadaan, namun lo juga enggak memiliki kekuatan serta keinginan untuk bangun, makan sesuatu, atau berjalan-jalan. pokoknya semakin banyak yang enggak lagi lo hempaskan, bertindak tak  peduli sekarang.   Tidur itu baik, tidur terasa menyenangkan. Tidur memberi lo istirahat, pelarian kecil dari diri lo yang sebenarnya rusak. Lo akan merasa seperti tidur sepanjang waktu. Lo juga ingin mati dalam tidur Anda. Tapi sebenarnya enggak juga. Setiap jenis makanan terasa hambar. Selain itu lo mulai kesulitan membedakan antara apa yang ingin lo lakukan dan apa hal yang benar untuk dilakukan? Tanpa sadar, lo telah kehilangan minat dalam banyak hal. Hobi, tempat nongkrong, perawatan diri. Percakapan dengan orang lain terasa seperti ancaman bagi lo. Intinya lo ingin ditinggal sendirian sepanjang waktu.   Bagi mereka yang memiliki masalah kecemasan,seperti yang gue alami juga, kasus ini semakin parah. Lo akan merasa seolah seluruh dunia menghakimi lo dan menyalahkan lo tanpa henti. Seperti ruang kelas biasa adalah panggung, dan semua orang yang melihat lo adalah hakim yang akan menjatuhkan vonis. Stres / ketegangan apa pun membuat lo  menggigil dan nyali tidak karuan. Lebih banyak diam dan benar - benar tidak banyak bicara. Media sosial seperti penyelamat sementara lo dari neraka yang sedang ada di depan lo dan tengah jalani. Orang yang mungkin ingin lo ajak bicara, mungkin tidak mengerti. Atau lebih buruk, sebenarnya lo sama kayak gue, enggak  memiliki keberanian untuk mengeluarkan semuanya.   Apapun yang terjadi, diri lo cenderung memendam emosi dan lebih membenci diri sendiri. Percayalah kepada gue, benar - benar bukan hal yang mudah untuk mulai diri kepada orang lain tentang masalah pribadi. Lo akan melihat diri lo sendiri pada titik terendah. Secara emosional bahkan mungkin secara akademis atau karier. Di saat itu, lo enggal tahu bagaimana harus bereaksi terhadap sesuatu atau mengatasi rintangan kecil. Hasilnya tampak kecil untuk lo, tugas-tugas yang sangat sulit. So, in the end you’ll give up just because small problem. Lo akan menemukan bahwa diri lo menyerah dengan mudah.   Jangan lupa juga, bahwa lo akan bereaksi terlalu sensitif terhadap sesuatu atau tidak sama sekali. Terkadang lo juga enggak peduli - peduli amat. Mati rasa terasa enak. Sebagian dari lo merasa bahwa kondisi seperti ini tidak akan pernah menjadi lebih baik, dan lo akan berlarut-larut dengan kekacauan emosi lo . Sebagian dari lo masih memiliki harapan bahwa fase ini akan berlalu.   Tapi dibalik itu semua, katanya akan ada langit cerah dan pelangi yang menyongsong setelah badai. Gue benar - benar mengingat diri gue sebagai orang yang bersemangat, ceria, penuh pengharapan. Saat dilanda kegelapan itu, dunia rasanya tidak sama lagi. Gue enggak lagi tahu apa tujuan hidup gue. Gue pun enggak lagi menyukai aktivitas perkuliahan. Juga gue merasa semakin senang menyendiri, dan tiba - tiba membenci bersosialisasi. Gue membenci diri saya sendiri. Gue merasa kalau diri gie adalah orang yang gagal. Gue merasa “berbeda” dan terkucil.   Meskipun dalam keadaan demikian, gue tetap memaksakan diri “untuk berkuliah”. Tapi jujur, gue sudah tidak memiliki semangat lagi untuk ke kampus. Pagi hari gue datang ke kampus, menyelesaikan tugas yang menjadi bagian gue. Siang gue makan siang seperlunya, lalu menjauh dari keramaian untuk tidur siang. Selesai jam makan siang gue kembali ke kelas dan merasakan kekosongan itu lagi. Selepas jam pulang ya gue langsung kembali ke rumah. Gue benar - benar tidak pernah “hangout” dengan teman-teman kampus karena rasanya hanya buang-buang waktu dan energi saja. Kegelapan ini benar - benar membuat gue merasa “kelelahan” tanpa sebab. Tidur cukup tidak menghilangkan rasa lelah ini karena sesungguhnya yang lelah adalah jiwa saya, bukan fisik.   Ada juga catatan percobaan bunuh diri lainnya yang pernah gue lakukan dan coba. Ini adalah beberapa cara yang juga pernah gue coba untuk bunuh diri beberapa kali : meminum obat sampai overdosis, tidak makan berhari-hari. Karena hal ini gue sempat dirawat di rumah sakit beberapa kali, dibawah perawatan biasa. So damn f*****g illness … Emak tetap enggak tahu bahwa gue bukan cuma sakit fisik. Gue enggak tahu ini akan sampai kapan. Tapi … gue benar - benar berharap untuk sembuh.   Ini adalah salah satu pengalaman dan pesan dari temen gue yang kebetulan sudah melalui ini semua, dan  memang sudah bebas dari kegelapan ini. Tips dari dia: “jangan segan mencari bantuan profesional (psikolog ataupun psikiatri) untuk membantumu. Bicara dengan teman, orang tua, atau kerabat dekat memang bisa membantu. Tapi terkadang bicara dengan “orang asing” (dalam hal ini psikolog/psikiatri) akan lebih membantu karena mereka akan mendengarkan kita tanpa judgement apapun, tidak seperti orang lain.   Yang pasti, jangan takut dicap lemah, rendah, atau “gila” karena pergi ke psikiatri/psikolog. Itu anggapan yang salah. Kegelapan yang punya nama depresi itu adalah penyakit yang nyata (bukan hanya bayangan di kepala) dan depresi sangat bisa ditolong bila mendapatkan bantuan yang tepat. Percaya deh, hidup tidak “seburuk” itu setelah kita bisa melalui masa depresi kita. Trust me. I have been there :)   Bagaikan lagu The Beatles yang berjudul Let It Be, dia berkata bahwa diri gue bisa melewati segala ini dan hadapi saja dengan sebisa mungkin. Merelakan apa yang terjadi saat itu, menerimanya sebagai fase hidup, dan melewatinya secara bertahap. Ini bukan hanya buat gue, tapi bagi kalian yang masih berjuang atau masih dalam kondisi depresi, tetaplah berpegang teguh bahwa everything gonna be okay.   Semua orang pernah mengalami fase ngerasa jatuh, hopeless, dan tidak mempunyai mood untuk menyambut hari esok. Percayalah, itu wajar kok, bahkan sangat normal. Semua orang pasti punya masalah untuk diselesaikan. Namanya juga hidup, tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup tanpa masalah karena itu aneh.   * * * * *   to be continued * * * * *   By the way, kalau kalian merasakan sama seperti apa yang Jono rasakan, boleh banget langsung di tap LOVE nya gaes. Atau bisa juga kalau kalian mau add cerita ini ke library atau perpustakaan. Supaya kalau next time saya update, kalian enggak ketinggalan beritanya, hihiw~ Oke deh, kalau gitu see you in the next chapter ya!   Bye ....     
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD