Bab 37: Pengejaran Yang Mengkhawatirkan (3)

1054 Words
Pengejaran Yang Mengkhawatirkan (3) = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = Pria tua duduk diatas sebuah pohon yang setengah beku. Dia menatap cakrawala dengan tatapan kosong. Tak lama kemudian dia terdasar dan segera turun dari pohon tersebut. Ini adalah hari ketiganya diatas gunung es yang mencekam. Normalnya hanya diperlukan sekitar 1 sampai 2 hari dengan kecepatan Zatras untuk menyebrangi gunung ini. Namun akibat badai yang terus menerjang semenjak dia mulai mendaki, perjalanannya terganggu dan harus membutuhkan waktu yang lebih lama agar bisa menyebrangi gunung ini dan tiba di kota beku. Para penduduk kota beku memiliki kemampuan yang hebat dalam beradaptasi disuhu yang sangat ekstrim di utara benua. Dia bersandar disebuah pohon sambil mengunyah daging kering yang setengah membeku dan menengguk alkohol yang menjadi dingin dibawah suhu yang ekstrim. Dia tidak peduli tentang makanan dan persediaan yang membeku karena yang dia butuhkan saat ini adalah energi untuk tetap menjaga aura disekitar tubuhnya. Bagi Zatras mengendalikan aura adalah sepotong kue namun berbeda cerita dengan mempertahankannya berhari-hari digunung es. Ini adalah hal yang sulit bahkan bagi dirinya. Dia memprediksi jarak pengejar dan dirinya lebih dari 5 hari karena rombongan Korps Khusus kesembilan memiliki banyak prajurit yang belum mampu membuat mantel dari aura. Alesha mungkin saja cukup kompeten namun umurnya yang muda dan pengalamannya yang kurang membuat Zatras ragu bahwa dia akan bisa segera mengejarnya dipuncak gunung es ini. Mungkin jika Alesha dan Golgoda bekerja sama mereka bisa tiba secara instan didekat Zatras dan mengurangi waktu perjalanan sebanyak 2 sampai 3 hari. Namun Zatras memikirkan bahwa Golgoda tidak akan melakukan hal yang ceroboh seperti itu. Sihir teleportasi dan berbagai sihir pendukung memang tidak menghabiskan mana dalam jumlah besar. Namun konsentrasi yang dibutuhkan untuk merafal kedua mantra tersebut bukanlah hal yang bisa ditanggung tubuh manusia. Zatras membuang pikirannya dan segera bangkit dari tempat dia beristirahat. Dia telah mencapai puncak gunung es dan sedikit lagi dia mencapai kota beku. Dia mulai berlari diantara dedaunan yang membeku dipuncak gunung. Mungkin perlu sekitar 2 hari untuk menuruni gunung es. Namun jika terjadi badai itu akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkannya. Badai salju diutara benua Myeol tidak seperti badai salju biasa di kekaisaran. Selain anginnya yang lebih kencang dan udaranya yang lebih dingin, dikisahkan bahwa badai yang terjadi menandakan kemunculan penyihir utara. Mungkin ini lebih terdengan seperti mitos di kekaisaran, namun Zatras lebih suka untuk tidak bertemu dengannya disaat dia kesulitan mempertahankan wujud auranya. ~ Sudah lebih dari 7 hari sejak Arden tinggal di desa para druids. Dia belajar tentang segala hal yang berhubungan dengan alam dari kedua bersaudara Niryn dan Narc. Mereka mengajarkan Arden tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Mulai dari asal usul alam hingga unsur-unsur yang mendukung keberadaan alam sampai cara merasakan unsur mereka. Pelajaran ini lebih kearah sihir alam yang digunakan oleh para druids, namun Arden memiliki teori yang sejalan tentang bagaimana cara mewujudkan aura seperti Zatras. Menurut Zatras dia harus bisa merasakan unsur alam dan mengkonversinya menjadi energi dan mewujudkannya kesebuah objek. Dasar yang diperoleh oleh Arden selama menjalani pelatihan dengan Zatras membuatnya lebih mudah berkonsentrasi pada suatu hal. Arden terbiasa membagi konsentrasinya sehingga ketika dia harus berkonsentrasi para pelajaran yang di berikan oleh Niryn dan Narc mempermudah dirinya untuk berkonsentrasi. Narc menjelaskan kepada Arden untuk merasakan unsur alam, alam itu sendiri harus menerima dirinya. Tahap pertama dalam 10 hari pelatihan Arden dihabiskan olehnya untuk berkonsentrasi pada meditasinya. Dia bermeditasi ditempat tenang agar alam menerima dirinya. Para druids muda juga melakukan meditasi ini untuk belajar menggunakan sihir alam. Narc menjelaskan bahwa para kesatria menggunakan mana yang ada pada dirinya untuk memanggil unsur alam dan mewujudkannya menjadi aura. Namun kasus unik untuk para inkarnasi dewa adalah mereka tidak memiliki mana sejak mereka lahir. Lebih tepatnya mereka tidak pernah terlahir kedunia ini sehingga tidak memiliki mana. Para inkarnasi hanya mengandalkan kekuatan suci yang mana menjadi lawan alami para iblis. Kasus yang terjadi pada Arden cukup unik bahkan membuat para tetua druids bingung. Dia mencoba melakukan pelatihan sebagaimana para druids lakukan. Dia tidak berharap untuk menggunakan sihir alam ketika dia mengetahui apa yang menjadi kekurangannya. Target Arden saat ini hanyalah untuk merasakan kekuatan alam dan mengubahnya menjadi sebuah energi untuk mewujudkannya ke suatu objek. Ini versi sederhana dari bagaimana Zatras mewujudkan Aura. “Kau harus tetap focus dalam meditasimu. Rasakan alam dan eksistensinya, sungai yang mengalir, pohon yang tumbuh, hewan yang bernafas. Semua itu adalah unsur penting dalam menguasai sihir alam.” Niryn memberikan instruksi kepada Arden dan dua druids muda yang bermeditasi. Mungkin pelatihan ini akan memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Mereka bermeditas untuk mencapai tahap pemahaman terhadap alam. Menurut Niryn dan Narc ketika seseorang telah mencapai pemahaman alam, maka mereka bisa melihat unsur dari alam tersebut. Tahap selanjutnya setelah meditasi ini adalah untuk berkomunikasi dengan unsur-unsur alam dan meminjam kekuatan mereka untuk mewujudkan sihir alam. Entah meminjam unsur alam untuk menumbuhkan dan menggerakkan pohon atau untuk membuat sungai meluap dan membanjiri sekitar bahkan mereka bisa membuat tanah bergerak dan hewan menjadi agresif. Bagi para druids, berkah alam adalah kekuatan yang bisa menghancurkan sebuah kerajaan dalam semalam. Namun orang yang dipanggil legenda para druids sudah menghilang dalam pengasingan yang lama setelah perang besar terjadi. Sampai saat ini tidak ada druids yang mampu mengendalikan alam seperti dirinya sehingga mereka lebih memilih hidup dalam kedamaian dan mengimani dewi alam. Arden tetap bermeditasi sambil mendengarkan hal-hal yang diceritakan oleh Narc. Ini adalah kebiasaan para druids yang bertugas mengawasi mereka yang bermeditasi. Mereka tidak pernah tau bahwa petunjuk sekecil apapun bisa menjadi pencerahan bagi druids yang bermeditasi. Setelah cerita itu selesai Arden dan kedua druids muda membuka matanya. Kedua druids muda terkejut bahwa ada banyak cahaya yang berterbangan disekitar mereka. “Selamat, kalian bisa melangkah ketahap berikutnya.” Narc memberikan selamat kepada mereka berdua dengan wajah tanpa ekspresi.  Bagi mereka ini adalah hal yang paling dasar yang bisa dikuasai oleh para druids yang bergantung kepada alam. Arden yang tidak melihat apapun hanya bisa kecewa. Mereka mulai bermeditasi bersama dan selesai dengan waktu yang berbeda. Niryn hanya melihat Arden dengan senyum hangat seakan dia berbicara bahwa ini merupakan hal yang biasa. Namun bagi Arden ini adalah hal yang mengecewakan. Apakah dirinya sangat tidak berbakat sehingga tidak dalam mencapai pehamahan tentang alam ? * * * * * T B C * * * * * *  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD