dua

1238 Words
Seorang pria duduk dan menunggu, di hadapannya ada dua gelas minuman. Menatap sekitar, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku, dan menuangkan ke dalam gelas. Yogi punya rencana busuk. Ingin mendapatkan gadis yang sudah selama tiga minggu ini ia incar. Ya, tiga minggu kalian tidak salah membaca. Yogi Finanda seorang pemilik perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan juga perusahaan ekspedisi. Di usianya yang menjelang tiga puluhan ia akhirnya menemukan seorang wanita yang ingin ia taklukan. Hanya saja Yogi malas menjalani pendekatan terlalu lama. Buang-buang waktu, jadi hari ini ia punya ide untuk membuat Clarissa Atharazka merasakan malam panas bersamanya. Ditengah perasaan gugup, Yogi sudah meneguk banyak alkohol. Kadar toleransinya pada alkohol tinggi sehingga ia merasa tak masalah jika minum lagi dan lagi. Sambil menunggu Clarissa yang tadi tengah ke toilet. Sayangnya, niatnya akan gagal. Karena gadis itu melihat apa yang dilakukan Yogi saat ia akan masuk ke ruangan, ia melihat pria itu tengah menuangkan sesuatu ke gelasnya. Clarissa menunggu di luar ruangan, sambil mengintip dan ia kemudian Yogi tergeletak di sofa karena terlalu mabuk. Gadis berparas cantik itu baru saja akan pergi sebelum akhirnya kembali lagi. Ia mengambil gelas minuman tersebut dengan mengendap. Dan Yogi tengah hilang kesadaran. Setelahnya segera berjalan ke luar ruangan. Bertemu dengan Pras dan ia meletakkan gelas itu di nampan kosong yang dibawa Pras. "Apa ada yang salah dari minumannya Bu?" tanya Pras karena heran melihat minuman pada gelas yang masih utuh. "Ah, enggak saya mau buru-buru aja. Terima kasih."Clarissa kemudian berjalan meninggalkan tempat itu. Ia sengaja membawa gelas itu ke luar ruangan karena takut akan ada korban yang lain. Dan kemudian bisa ditebak apa yang terjadi. Rei meneguk minuman itu dan membuatnya harus menuntaskan hasratnya yang bahkan belum benar-benar tuntas. Entah berapa banyak obat yang dituangkan Yogi ke dalam minuman itu. Yogi meneguk lagi minuman miliknya langsung dari botol ketika selesai mencium wanita di hadapannya. Bukannya merasa semakin segar, tatapannya malah semakin buram. "Clar, kamu gendutan enggak sih?" tanyanya sambil menggoyangkan kepalanya beberapa kali. Tak ada jawaban, tiba-tiba saja ia mendapat serangan. Keduanya saling menawarkan diri untuk ke hotel terdekat. Sama-sama tak mengetahui kalau mereka salah orang. "Ayo ke hotel," ajak Rei yang sudah sama-sama pusing akibat minum sambil memainkan benda yang lama tak ia temui. Dan dengan susah payah dibantu oleh pelayan di club dan sopir Yogi, keduanya sampai di hotel yang berada di sebelah klub. Kedua masuk ke dalam kamar, dan setelah pintu tertutup. Yogi dan Rei bak pasangan yang kesetanan. Saling peluk, kecup, cium dan lumat sambil saling berusaha melepaskan. Yogi mematikan lampu utama dan menyisakan remang lampu di samping tempat tidur. Rei terdesak ke tembok saat Yogi menciumnya dengan buas. Rasanya benar-benar membuat Yogi menjadi gila. Terlihat sekali kalau wanitanya itu sudah mahir dalam menyenangkan prianya. Lalu setiap pergerakan Rei semakin membabi buta. Hening kamar tadi terganti suara mereka berdua. Rei hilang kesadaran sejenak saat kembali klimaks. Sementara Yogi masih belum tuntas dan masih bergerak sesukanya. Menyenangkan sekali untuk Yogi membayangkan wanita yang ia sukai akan menjadi miliknya sebentar lagi. Keduanya saling peluk, dan pria itu kembali menghisap. Terdiam setelah merasa ada sesuatu menghilangkan dahaganya. Yogi Ingin bertanya karena curiga, tapi ia terlalu lelah dan mengantuk untuk itu. Kini menikmati saja sambil terlelap layaknya bayi besar yang akan tertidur. **** Pagi hari pria itu terbangun, lalu menatap wajah di hadapannya. Tunggu itu bukan Clarissa, Yogi memejamkan matanya lagi. Kemudian membuka matanya lagi dan memerhatikan sekali lagi wanita yang kini terlelap sampingnya. Yogi syok, ia terkejut kemudian dengan refleks melonjak ke belakang dan terjatuh di lantai dengan tubuh tanpa pakaian. "Tunggu tunggu tunggu. Apa ini?! Semalam sama Clarissa kan?" Pria itu duduk di lantai dalam keadaan bugil sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Yogi masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. pria itu kembali memejamkan mata dan mengusap-usap matanya. Siapa tahu setelah melakukan itu, ia bisa melihat Clarissa yang tengah terbaring di ranjang. Setelah membuka matanya lagi Ia hanya melihat seorang wanita gemuk yang tengah terlelap. Yogi berdiri, bergerak ke sana kemari seraya memegangi kepalanya. Kemudian mengambil handuk dan melilitkan ke pinggang. "s**t! Siapa dia?" Pria itu bertanya-tanya kemudian melangkahkan kaki, melihat sekeliling mencari sesuatu sebagai sebuah petunjuk. Ia melihat tas milik Rei kemudian membukanya tanpa izin dan mencari kartu nama wanita itu. "Rei? Ya Tuhan si-siapa dia? Semalam pakai pengaman kan?" Yogi menatap ke arah tubuh yang tak terbungkus apapun. "Wait, wait tempat sampah." Kemudian ia berjalan ke tempat sampah dan menemukan tempat sampah yang kosong. Ia juga berjalan mengitari kasur mencari. Siapa tahu saja dirinya membuang pengaman sembarangan. Dan tentu saja tak ada benda yang dicarinya. Rei tak terbangun padahal sejak tadi Yogi sibuk mondar-mandir dan mengoceh sendiri karena merutuki kelakuannya. Seharusnya malam tadi tak minum banyak membuatnya salah mengenali orang. Kemudian ia memilih untuk memunguti, pakaiannya. Lalu berjalan ke kamar mandi untuk sekadar mencuci wajah. "Yogi, kok bisa sih?!" Masih terus mengoceh kesal, menatap dirinya yang melakukan kebodohan. Yogi berdiri di depan cermin mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan. Tentu saja ia takut sesuatu terjadi pada wanita itu. Meskipun Ia memang sedikit m***m dan berlebihan pada Clarissa, tapi ia tetap merasa harus bertanggung jawab. Pria itu memutuskan untuk mengambil Pena Dan kertas yang terletak di atas bufet. Menuliskan pesan kepada Rei. Untuk bertanggung jawab siapa tahu wanita itu ingin menggugurkan kandungannya. Itu yang ada di dalam pikiran Yogi saat itu. Yogi menoleh ke arah Rei, lalu melangkahkan kakinya ke luar kamar hotel. *** Dan kini pria itu pernah duduk di tempat tidurnya seraya mengusap punggungnya yang sakit. Tentu saja tubuhnya menjadi sakit karena semalam banyak melakukan kegiatan ranjang dengan berbagai posisi. "Oh gila punggung gue sakit! Pak Sar!" Segera saja pria itu memanggil pelayan. Kemudian pintu kamarnya terbuka dan menunjukkan seorang pria tua yang berjalan masuk ke dalam. Itu adalah Pak Sar, orang kepercayaan sang ibu yang memang ditugaskan untuk menjaga dan melayaninya. "Tolong panggilin ahli terapi punggung saya sakit." Sementara itu Rei sudah tiba di rumahnya. Ia melihat putrinya sudah mengenakan seragam dan tengah duduk di depan rumah. Strawberry berlari lalu memeluk sang ibu. Rei menyambut putrinya dan juga memeluk gadis kecil kesayangannya. "Bebe udah mandi, cantik banget sih anak mami?" "Nunggu mami baru berangkat." "Okay, Mami masuk dulu nanti kita ke sekolah Bebe ya." Rei menawarkan dan anak kecil itu anggukkan kepala. Dan seperti biasanya hari ini wanita itu mengantarkan putrinya ke sekolah menggunakan motor miliknya. Kemudian ia kembali ke rumah untuk melakukan kegiatannya sebagai ibu tunggal. Hari ini terpaksa izin bekerja. Tubuh dan kepalanya menjadi sakit akibat apa yang terjadi. Setelah pulang dari mengantar putrinya ia kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Kemudian ia mengambil tas miliknya yang berada di atas nakas. Lalu mengeluarkan kertas berisi nomor telepon Yogi. Rei berpikir lama apakah ia harus menyimpan nomor tersebut atau tidak. Lalu pada akhirnya ia menyimpan nomor tersebut. Saat ini sedang berada pada masa subur dan benar-benar membahayakan. Rei lalu mengambil ponsel miliknya ia harus mengirimkan pesan kepada sahabatnya, Indah. Dadanya terasa kosong, padahal ia saat ini tengah menjadi donor ASI untuk putri dari Indah. Strawberry menyusu hingga berusia 5 tahun dan 1,5 tahun belakangan ia menjadi donor ASI. Rei: Susu masih ada kan? Enggak masalah kalau gue kirim sore? Indah: Masih dua kantong Bep. Sibuk ya? Rei: Semalem gue mabok, gue takut Zee mabok juga kalau minum ASI gue. Hehehe. Indah; Tobat Lo! Rei: Baru kemarin aja, udah lama kan enggak sejak ada Bebe. Ya udah gue kirim sore ya Bep. Rei kesal juga karena dihabiskan oleh Yogi semalam. "Aish! Bayi tua!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD