Selama perjalanan, Vanie lebih banyak diam. Otaknya berputar bagaikan sebuah film menampilkan kenangan indah bersama Adam yang ternyata masih segar dalam ingatannya. "Hmm, kamu ingat tidak di toko itu pertama kali kita bertemu?" gumam Vanie seakan tengah berbicara dengan Adam. "Sorry....kamu bicara denganku?" tanya Ardan. "Hehh?? Bukan, aku bicara dengan kakakmu yang b******k itu." sahut Vanie dengan ketus. Namun sejurus itu menyadari jika pria yang dihadapannya itu bukanlah Adam, "Maaf, aku masih suka mengira kamu tuh Adam dan setiap kali mengingat dia emosiku naik." "Huhgg..bukan salahku jika wajah ini mirip dengannya. Kalau bisa meminta, lebih baik aku dilahirkan dari keluarga sederhana namun bahagia." "Bahagia? Sudah kulepas dan kutinggalkan rasa itu di kota ini. Kota yang seharu

