Mendengar suara keras dari adiknya, Adam memutuskan untuk mundur. Dia tahu, jika tidak menurut maka sebentar lagi dirinya akan habis babak belur karena Ardan lebih hebat dalam berkelahi dibanding dengan dirinya. "Lo gak bisa ngurus dia!" "Cih...cuma ngurus orang sakit demam saja, apa yang susah?" dengus Ardan. "Dia tidak suka bubur. Ingat, jangan pernah berikan dia makanan itu. Dan, obat yang terlalu besar juga bisa membuat Vanie tersedak. Lo harus memotongnya agar lebih kecil. Paham?" Adam mengreyitkan dahinya, "Sudahlah, banyak yang lo gak tahu mengenai dia. Biarkan gua yang ngurus." lanjutnya. Ardan menggeleng, "Mau sampai kapan dia bisa melupakan lo jika lo selalu nempel kaya perangko?" "Gua masih mencintai dia Dan. Please, mengertilah. Biarkan gua menemaninya malam in." bujuk Ada

