Ardan membuka pintu kamar Vanie dengan kasar hingga mengangetkan Anita yang sedari tadi duduk di dalamnya. "Hei!" serunya "Sorry tan..." ucapnya sambil memberikan anggukkan pada Anita. Sejurus itu, matanya menatap ranjang yang kini sudah tidak lagi kosong, Vanie tengah tertidur di atasnya. "Huhh...ternyata dia disini." lanjut Ardan dengan napas lega. "Memang seharusnya disini bukan?" tanya Anita dengan heran, dalam hati ia menganggap tingkah laku Ardan sedikit aneh dibandingkan hari sebelumnya. Tidak menanggapi komentar Anita, pria itu berjalan mendekati ranjang. Ia menatap wajah yang agak pucat namun masih terlihat cantik itu. "Pulas sekali tidurnya ya tan." "Disuntik obat penenang pasti seperti itu. Entah kok sekarang dia bisa berhalusinasi dan mengatakan kalau Putra sudah sadar.

