6. Interogasi Disertai Calon Suami

1543 Words
Kedatangan Aga pada makan malam keluarga Ghassani membuat Lashira dilanda rasa gelisah. Bagaimana tidak jika malam ini, sang calon dokter tersebut hendak diinterogasi terkait malam kelabu yang berhasil menorehkan luka di hati dan pikiran wanita itu. Terutama saat Damar dengan kejinya sukses merenggut kesucian Lashira demi obsesi pria itu untuk bisa menggagalkan rencana pernikahan Lashira Ghassani dan Aga Daneswara. Duduk bersebelahan dengan calon suami membuat Lashira jadi salah tingkah hingga cemas. Takut keceplosan berkata tentang kejahatan Damar kemarin malam. Sungguh menyiksa batin Lashira sekarang. “Dinner kita malam ini terkesan istimewa ya, Pa. Ada Aga datang. Aga, bagaimana kabar Mama dan Papa? Apa beliau baik-baik saja?” tanya Hilda yang baru membuka suara untuk berbasa-basi pada pria yang diharapkan untuk jadi calon menantunya itu. Aga lekas menjawab pertanyaan Hilda sambil menyunggingkan senyum simpul. “Alhamdulillah, Tante, Mama dan Papa dalam keadaan sehat. Beliau sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, tapi bersyukur masih bisa berkomunikasi dengan kami semua selaku anggota keluarga Daneswara. Saya sungguh gembira bisa diundang makan malam bersama seperti ini,” cerocos Aga sambil sesekali melirik ke arah Lashira yang tampak agak pucat. Syok karena ada Aga di tengah rasa trauma berat yang dialami oleh wanita itu. Hilda mengurai senyum tipis. “Wah, syukurlah kalau begitu. Semoga tetap harmonis ya, Aga. Senang melihat keluarga kalian itu seperti role model keluarga masa kini. Panutan buat keluarga lain. Tante ini termasuk penggemar dari Dokter Iskandar dan Dokter Hesti selaku orang tuamu, Nak Aga. Beruntung sekali lho Shira mendapat suami sepertimu. Iya kan?” Aga terkekeh. “Ah, Tante Hilda bisa saja. Justru saya yang beruntung bisa mau melamar Shira. Dia cantik, cerdas, pintar, baik hati, dan calon istri idaman. Saya yang beruntung,” ujar Aga merendah sambil meraih telapak tangan sang kekasih untuk digenggam. Mengetahui sikap penyayang dan romantis yang dimiliki Aga, membuat jantung Lashira seakan-akan berhenti berdetak. Seolah-olah jantungnya mau copot karena tingkah laku pria yang dicintainya itu sanggup membuat wanita manapun bisa meleleh dibuatnya. Termasuk Violetta yang tampak kesal dengan sikap kelewat mesra yang dipamerkan oleh Aga dan Lashira. Wanita yang selalu merasa iri dengan saudara tirinya tersebut, semakin tak terima saat melihat perlakuan manis Aga pada kekasihnya. Mengakibatkan wajahnya serasa ditekuk-tekuk hingga mencengkeram ujung blouse yang dikenakan oleh wanita itu. Memasang raut muka tidak nyaman di tempat itu hingga dipergoki oleh Abdullah yang langsung mengernyit. “Vio, kamu kenapa kok wajahmu ditekuk-tekuk begitu?” tanya Abdullah yang mengakibatkan seluruh pasang mata tertuju pada wanita yang berprofesi sebagai staf customer service tersebut. Violetta terperanjat dibuatnya. Lantas wanita itu bergegas menjawab pertanyaan sang ayah sambil mencoba mengubah raut mukanya jadi lebih datar. “Eh, nggak apa-apa sih, Pa. Cuma teringat sama pekerjaan kantor Vio saja. Biasa, Pa. Ada problem sedikit di kantor. Jadi terbawa sampai rumah deh,” dalih Violetta yang berusaha menutupi kenyataan jika sebenarnya ia cemburu melihat kemesraan yang ditujukan oleh Aga untuk Lashira. Hilda ikut menyela sambil berdecak. “Biasalah Pa, Vio ini jadi sensi katanya lagi datang bulan juga. Wajar kalau ekspresi wajahnya begitu. Apalagi dia high quality jomblo. Sibuk kerja saja sampai nggak sempat cari jodoh,” ujar Hilda yang selalu melindungi Violetta selaku anak kandungnya jika membahas tentang anaknya itu. Sebenarnya dalam hati, Hilda lebih suka jika yang bisa menjadi kekasih Aga adalah anak kandungnya sendiri daripada anak tirinya. Sejak lama sudah berambisi memiliki calon menantu kaya raya yang berasal dari keluarga terkadang seperti keluarga Daneswara. Namun sayangnya yang berhasil menjadi kekasih Aga adalah Lashira bukan Violetta. “Oh begitu. Ya sudah. Ini kan makan malam spesial. Papa harap semuanya bisa menikmati makan malam dengan nyaman,” harap Abdullah. Hilda kemudian berkata kembali sembari menatap ke arah Aga. “Aga, kalau kau punya saudara atau teman baik bisa tuh dikenalkan sama Violetta. Biar dia bisa segera dilamar seperti Shira.” Seketika Violetta mendelik saat mendengar ucapan ibunya. “Mama, apa-apaan sih, Ma? Jangan aneh-aneh deh, Mama!” tegas Violetta yang wajahnya jadi merah padam ketika Hilda berkata demikian. Aga ikut bersuara. “Ya nanti kalau ada teman Aga yang jomblo ya, Tante. Tapi Violetta kan kerja di bank, biasanya jodohnya orang bank juga. Seperti aku dan Shira kan sama-sama dari fakultas kedokteran. Bukan begitu, Tante?” Hilda berdeham. “Hmm ... iya sih, tapi Violetta sampai sekarang masih jomblo saja itu. Padahal sudah kerja. Mungkin siapa tahu jodohnya ada di sekitar Aga.” Abdullah yang tak ingin topik tentang Violetta yang masih belum memiliki kekasih itu berlanjut, pria paruh baya itu menyela. “Sudah-sudah hentikan pembicaraan ini. Kita mau membicarakan tentang Lashira dan Aga saja. Mereka berdua kan mau menikah. Setidaknya kita harus ada persiapan tentang ini,” ujar Abdullah. Sang istri, Hilda Fitria ikut menimpali. “Iya-ya, aku penasaran dengan Lashira yang semalam sampai pulang dini hari itu kenapa? Apa yang sebenarnya telah terjadi???” Pertanyaan yang sudah ditunggu-tunggu oleh Lashira itu pun terucap dari mulut sang ibu tiri. Ia meneguk ludah saat mendengarnya. Tangannya bergetar hebat hingga dipergoki oleh Aga. Pria tampan itu pun berbisik. “Shira, kamu kenapa? Mendadak jadi pucat begini?” tanya Aga pelan di telinga sang kekasih. Lashira mendesah lalu menjawab sekilas pertanyaan Aga sebelum menjawab pertanyaan ibu tirinya yang membuat hatinya sakit itu. “Aku kan bilang jika tidak enak badan, jadi pucat seperti ini,” jawab Lashira lirih yang dalam hati ia menangis jika mengingat tentang semalam. Hilda yang tidak sabar dengan jawab sang anak tiri, mengulangi pertanyaannya lagi. “Shira, jawab Mama. Ada apa sebenarnya? Kau pergi kemana semalam???” desak Hilda. Lashira menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ingin rasanya jujur jika telah disekap oleh Damar Pranata hingga dinodai oleh pria berengsek itu, namun apa daya ia ketakutan sendiri. Tak ingin mengingat kejahatan yang sudah dilakukan oleh pria itu lagi. Bahkan rasa syok dan trauma berat itu kerap hadir di benak wanita cantik itu. Ia sempat meneteskan air mata, tetapi langsung diusap oleh jemari tangannya. Akhirnya wanita lemah dan rapuh itu menjawab. “Shira, dirampok, Ma. Harus bisa berhasil kabur dari perampok itu sampai pulang seperti kemarin. Shira trauma, Ma. Takut,” dalih Lashira yang akhirnya memutuskan untuk menjawab dengan alasan sudah dirampok oleh penjahat. Namun jika dipikirkan lagi, jawaban Lashira itu sebenarnya memang benar adanya. Bukan harta kekayaan yang dirampok oleh sang penjahat, melainkan kehormatan bagi seorang wanita yang seharusnya dinikmati oleh suami tercinta, tetapi malah direnggut paksa oleh pria kurang ajar seperti Damar Pranata. Sungguh menyesakkan hati dan jiwa seorang Lashira Ghassani. Hilda, Abdulah, dan Aga terlonjak saat mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Lashira. Lantas Hilda angkat bicara lagi. “Apaaa??? Dirampok??? Kok bisa sih, Shira? Kamu kerampokan dimana dan bagaimana ceritanya???” tanya Hilda panik dan penasaran. “Iya, kok bisa sih kamu sampai kerampokan?” tanya Violetta yang ikut bersuara tentang dalih Lashira yang mendadak harus dirampok tengah malam. Abdullah dan Aga mengernyut dalam saat mengetahui jika Lashira telah ‘dirampok'. Terutama Aga yang langsung meremas tangan kurus milik sang calon istri. Lashira mendesah pasrah lalu berkata. “Tindakan perampokan itu terjadi di sekitar kampus Shira saat tengah menunggu kedatangan Aga di Halte. Shira sendirian di sana, sampai muncul orang asing yang mau berbuat jahat pada Shira.” “Terus apa lagi yang sudah dilakukan oleh perampok itu padamu???” tanya Hilda lagi. Lashira hanya bergeming. Tak sanggup melanjutkan lagi dalihnya semalam. Mendadak air mata berjatuhan. Ia lantas bersuara kembali. “Ma, Pa, Shira trauma. Shira nggak bisa bercerita lagi. Shira mau tidur lebih cepat saja. Kepala Shira mendadak pening dan serasa berputar-putar. Maafkan, Shira,” ucap wanita cantik keturunan timur tengah tersebut. Lashira mendadak bangkit dari tempat duduknya. Tak sanggup lagi mengikuti jalanannya acara makan malam bersama. Wanita cantik itu pun beranjak pergi dari sana sambil terisak. Tangannya sempat ditahan oleh Aga, namun ia langsung melepaskan tangan Aga yang menahan tubuhnya untuk pergi. “Shira ...” panggil Aga. Lashira menatap sendu ke arah sang calon suami sambil berucap. “Ga, aku nggak sanggup melanjutkan makan malam ini. Aku mau istirahat saja. Pikiranku terasa berat.” Abdullah mendadak angkat bicara. “Ya sudah, jika kau merasakan tidak enak badan, kau bisa istirahat, Shira. Jangan sampai kau sakit gara-gara ini.” Lashira mengangguk lantas bergegas pergi dari sana. Kepergian sang saudara tiri itu semakin membuat Violetta jadi curiga dengan sikap aneh dari sang saudara kembar. Ia pun membatin. Sepertinya masih ada yang disembunyikan oleh Shira. Aku yakin ini. Pelan-pelan aku akan kembali cari tahu tentang ini. Ada yang tidak beres pada Shira. Aku akan menemukan jawabannya nanti. “Aduh, Shira kok jadi aneh sih, Pa. Mama jadi takut dan cemas ini sama Shira,” celetuk Hilda usai Lashira pergi dari ruang makan dengan rasa trauma yang menghantui wanita cantik itu. Abdullah berdeham. “Hmm ... sudahlah. Dia sedang sakit. Sekarang kita makan malam dulu saja. Hidangannya sudah menanti untuk disantap bersama-sama. Untuk Aga, silakan cicipi dulu makanannya. Jarang-jarang bisa mengajakmu untuk makan bersama.” “Iya, Terima kasih. Tapi saya tak bisa lama-lama ya, Om. Setelah makan malam harus pulang,” ujar Aga. Di kamar tidur Lashira, wanita cantik itu menangis tersedu-sedu. Pasca tindakan keji yang dilakukan oleh Damar, ia hanya bisa menangisi nasib dan terpuruk. Hendak mengalami Uji Kompetensi Dokter Indonesia dengan perasaan sedih dan kecewa yang selalu hadir hingga membuatnya semakin frustasi. Terpaksa harus menyingkir saat makan malam disertai calon suami itu pun berakhir tanpa adanya kehadiran Lashira yang mendadak mengalami vertigo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD