Part 4

1327 Words
“nanny” panggil Xavier kepada nanny yang sedang duduk di dapur. “iya pak kenapa?” tanya nanny kaget. “kata bibi makanan semalem kamu yang bawa, kamu beli dimana?” tanya Xavier penasaran karena masakannya sang “nanny” panggil Xavier kepada nanny yang sedang duduk di dapur. “iya pak ada apa?” tanya nanny kaget. “kata bibi makanan semalem kamu yang bawa, kamu beli dimana?” tanya Xavier dengan wajah penasaran campur gengsinya. Mau bagaimana lagi setelah 10 tahun lamanya baru kali ini ada makanan yang cocok dengan lidah dan hatinya, entah kenapa masakan yang semalam membuatnya ingat akan sesuatu yang dia sendiri tidak tau. "Enak ya pak? Itu masakan dari temennya anak-anak kemaren" jawab nanny dengan senyumannya. "Temennya anak-anak? Maksud kamu?" Tanya Xavier penasaran bagaimana bisa teman anaknya memasak makanan seperti itu. "Iya pak anak-anak punya temen kenalan di mall namanya mbak Sel----"   Drrrt....Drrrt...Drrrttt...   "Kita lanjutin nanti ya, saya pergi dulu" ucap Xavier memotong jawaban nanny biarlah rasa penasarannya terjawab nanti, toh waktunya masih banyak kalau dia tidak lupa.   "Iya Selena ada apa?"   "..."   "Iya, saya berangkat sekarang"   "..."   "Iya, terimakasih" ucap Xavier lalu mematikan panggilan telfonnya.                                                                                            ******   "Selamat pagi pak ini berkas-berkas yang sudah dikirimkan dari pihak Velixion corp, silahkan anda cek ulang" ucap Selena setelah Xavier masuk dan duduk di kursi kebesarannya. " Jadwal anda untuk hari ini, jam 9 anda ada rapat bulanan dengan para direktur. Jam setengah 11 pertemuan dengan pihak Velixion corp untuk penandatanganan kontrak. dilanjut makan siang lalu Jam 1 anda ada pertemuan dengan para kepala devisi dan juga manajer untuk membahas perkembangan proyek yang akan berlangsung di tahun ini. Dan yang terakhir anda harus menghadiri acara peresmian kantor cabang di Singapore jam 7 penerbangan sudah di siapkan kita akan berangkat jam setengah 4 sore, untuk baju dan keperluan lainnya akan dikirimkan langsung ke hotel. Apakah ada intrupsi lain pak?" Tanya Selena setelah menyelesaikan laporan kegiatan untuk bosnya dalam sehari.   "Ingatkan saya setiap setengah jam sebelum jadwal di tentukan" perintah Xavier yang langsung diangguki oleh Selena.   "Siap pak, saya sudah setting alarm setiap setengah jam sebelum acara di komputer anda dan untuk jaga-jaga saya juga sudah men setting google nest untuk anda setiap 15 menit sebelum acara" jawab Selena yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Xavier.   "Apakah ada lagi pak?" Tanya Selena yang di jawab gelengan oleh Xavier.  "Kalau begitu saya akan keluar, permisi" pamit Selena lalu keluar dari ruangan Xavier. "Terlalu teliti, sempurna" cicit Xavier dengan senyuman miringnya.   Drrrt... Drrrt... Drrrt…   Getaran handphone membuatnya tersadar akan pikirannya yang mengagumi sosok wanita yang Selama seminggu ini ikut andil dalam aktivitas hariannya.   My Boy is calling…   Melihat nama yang tertera di layar ponsel membuat ujung bibirnya naik kembali ketika mengingat wajah anak pertamanya yang terlintas di otaknya.   "Wassup boy"   “dad, Aslan and Aydin crying” adu Kanzie dengan suara yang akan frustasi.  “how come? Mereka berantem? Atau mereka sakit?” tanya Xavier khawatir karena tadi ketika dia berpamitan sepertinya masih aman-aman saja.  “would you come home?” tanya Kanzie “iya papa pulang sekarang, kakak tolong jaga adeknya” jawab Xavier dengan raut wajah khawatir. Setelah memutuskan panggilan telefonnya dia langsung keluar dengan menenteng jasnya. “Selena ayo ikut saya pulang sebentar” ajak Xavier kepada Selena yang sedang duduk di sofa yang berada di depan ruangannya.  “hah? Eh… iya siap pak” kaget Selena yang langsung meletakkan berkas yang tadi jatuh ketika dia akan berjalan masuk kedalam ruangannya.   “telfon supir suruh siapin mobil sekarang juga” perintah Xavier ketika mereka sudah masuk kedalam lift. Selena yang merasa terpanggil langsung menuruti perintah dari atasannya.   “halo pak wan”   “...”   “iya, ini saya Selena. Minta tolong siapin mobil dong sekarang pak Xavier ada keperluan mendadak”   “...”   “ohh gitu yaa pak…masih lama kah?”   “...”   “yaudah pak nanti saya hubungi lagi kalo jadi”   “...”   “iya nggak papa, makasih ya pak maaf ganggu”   “pak wawan bilang apa?” tanya Xavier kepada Selena yang lebih pendek darinya.   “pak wawan sedang berada di bengkel pak, kemungkinan Selesai setengah jam lagi ditambah perjalanan dari bengkel kesini 15 menit total 45 menit” jelas Selena dengan mendongak menatap Xavier.   “lama, nggak keburu” ucap Xavier sambil menatap Jam di pergelangan tangannya.   “saya bawa mobil pak, pake mobil saya aja kalo bapak tidak keberatan” ucap Selena menawarkan tumpangannya. Anggap saja ini adalah service khusus darinya untuk pak boss. “boleh” jawab Xavier singkat.   “saya tunggu di depan” ucap Xavier ketika mereka berdua keluar dari lift. “iya pak” jawab Selena sambil berlalu pergi menuju parkiran dimana mobilnya berada.                                                                                         ****** “kita mau kemana pak?” tanya Selena yang mengemudikan mobilnya keluar dari gedung perkantoran. “rumah saya” jawab Xavier membuat Selena mengelus dadanya. “iya pak, tapi rumah bapak di mana? Kan saya belum pernah kesana pak” Jawab Selena dengan nada yang sedikit kesal. “pinggirin saya yang nyetir” ucap Xavier dengan wajah dinginnya yang langsung di turuti oleh Selena. “kamu ngapain duduk di belakang? Saya bukan sopir” ucap Xavier ketika melihat Selena yang membuka kursi penumpang. “saya nggak enak duduk di sebelah bapak, takut nggak sopan pak” jawab Selena. “lebih nggak sopan lagi kalau kamu duduk di sana, sini pindah duduk sebelah saya” perintah Xavier yang langsung di turuti oleh Selena dengan wajah kesalnya dan tidak menyembunyikannya dari Xavier.  “mukanya di kontrol saya atasan kamu” ucap Xavier melirik Selena sebentar lalu langsung menjalankan mobil milik sekertarisnya. “iya pak” jawab Selena menatap Xavier dengan senyuman tiga jarinya setelah itu langsung menghadap depan untuk melihat sekitar sekaligus menghafal jalan. Dan tanpa Selena sadari tadi Xavier sesekali diam-diam meliriknya sambil tersenyum tipis. “hafalin jalannya jangan sampai lupa” ucap Xavier yang langsung di jawab anggukan dan senyuman pepsodent oleh Selena.  setelah menghabiskan waktu Selama 17 menit dengan keheningan akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah besar dan megah yang mungkin bisa disebut sebagai mansion. “open the gate” ucap Xavier dari remote control kecil membuat Selena terperangah kagum ini adalah hal baru untuknya karena Selama ini yang dia tau ini hanya ada di film home alone ketika sang ayah Selingkuh dan berakhir rujuk dengan mantan istrinya. Setelah sampai di depan pintu utama dan mematikan mesin mobil Xavier langsung keluar dan berlari masuk kedalam rumahnya tanpa menutup pintu mobil, Selena yang melihat hanya bisa mengelus dadanya berusaha untuk memaklumi mungkin saja ada sesuatu yang mendesak terjadi kepada anggota keluarganya. Setelah menutup pintu mobil Selena langsung berjalan masuk mengikuti jejak atasannya yang sudah menghilang entah kemana meninggalkannya sendiri di tempat asing yang baru pertama kali dia datangi.  “gede banget kapan gue bisa punya rumah kayak gini” cicit Selena ketika melangkahkan kakinya semakin masuk kedalam rumah megah itu.  “papa nggak ngerti perasaan kita, You weren't even here for my birthday! You are the meanest dad ever!!! “ suara teriakan membuat Selena yang berjalan melihat-lihat terkejut, sepertinya atasannya itu sedang bertengkar dengan anaknya. Mengingat apa yang Veronika jelaskan bahwa boss nya memilki tiga anak laki-laki.  “what are you talking about? I’ve sent you many gift, I’m working for you for your brothers. For us. How can you…” marah Xavier berdiri dengan menaruh kedua tangannya di pinggang, Selena tidak bisa melihat anak laki-laki yang berhadapan dengan Xavier karena terhalangi oleh badan besar Xavier. “no papa, yang kita butuhkan itu papa bukan uang atau hadiah. Sampai kapan nanny atau uncle toni yang ambil rapor Kanzie? Sampai kapan nanny yang berdiri di sebelah Kanzie dan adik-adik waktu ulang tahun or event keluarga?” Selena yang semakin mendekati suara itu berasal merasa tidak asing dengan suara dari anak kecil sampai akhirnya ketika dia menyebutkan namanya barulah Selena sadar bahwa anak laki-laki yang sedang bertengkar dengan ayahnya adalah Kanzie. Bocah laki-laki yang seminggu ini Selalu bertukar kabar dengannya.  “Kanzie?”  Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD