bc

The Precious Girl

book_age16+
106
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
reincarnation/transmigration
fated
goodgirl
tragedy
mystery
betrayal
enimies to lovers
friendship
rebirth/reborn
like
intro-logo
Blurb

Menjadi anak dari seorang pengusaha terkenal tentunya membuat hidup seorang Phoebe Venzilla Abimanyu berbeda dari orang lain. Nama Abimanyu adalah nama ancaman bagi pengusaha-pengusaha lainnya. Namun, seorang laki-laki bernama Jack Thampson tidak takut dengan nama belakang yang Phoebe sandang. Dia terus saja mengejar Phoebe untuk membuktikan pada gadis itu bahwa cintanya tulus, bukan hanya karena nama Abimanyu yang melekat pada Phoebe semata.

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Suasana kelas pagi ini benar-benar membosankan. Entah sudah yang keberapa kalinya, Phoebe Venzilla Abimanyu menguap kecil, tanda dia sudah mengantuk. Dia memutuskan untuk menetap di Indonesia, di rumah saudara sepupunya, Redhiza Taufano Abimanyu. Sesekali, Altaro Abimanyu, saudara sepupunya yang lain, mengunjunginya sambil membawa banyak makanan kesukaannya. Phoebe melirik teman-teman sekelasnya yang lain. Ternyata, orang-orang Indonesia memanglah ramah-ramah. Phoebe sudah lupa rasanya menjadi orang Indonesia. Dia hanya mengingat sekilas bahwa dia memang pernah tinggal di Indonesia saat masih kecil, lalu dibawa Ayahnya ke luar negeri sampai akhirnya, dua tahun yang lalu, saat dia sudah lulus SMA, Reyhan Abimanyu, Om kesayangannya, memintanya untuk datang dan membujuk Redhiza. (Baca: The Sweet Devil)             Saat ini, Phoebe sudah memasuki semester tiga. Dia termasuk mahasiswi yang cerdas, jika dilihat dari nilai-nilainya. Rival sekaligus musuh bebuyutannya hanya satu: Jack Thampson. Laki-laki itu blasteran Indonesia-Inggris. Ayahnya lah yang memiliki darah Inggris, sementara Ibunya asli Indonesia. Sama seperti Phoebe, hanya saja, Bunda Phoebe adalah orang Korea, Ayahnya orang Indonesia.             “Pak, ada yang ngantuk, Pak! Ada yang nggak merhatiin penjelasan Bapak, Pak! Namanya Phoebe Venzilla Abimanyu, Pak!”             Ugh! Phoebe melotot mengerikan ke sumber suara dan mendapati Jack Thampson sedang cengar-cengir nggak karuan ke arahnya. Untuk ukuran blasteran, bahasa Indonesia Jack nyaris tanpa cela.             “Benar itu, Phoebe?” tanya sang dosen dengan nada tajamnya. Mendengar pria tua itu menyebutkan namanya, membuat Phoebe mendengus karena terdengar sangat tidak enak.             “He’s lied, Sir.” Phoebe menjawab kalem.             “Nggak usah ngomong pakai bahasa Inggris. Sekarang itu mata kuliah manajemen bisnis.” Si dosen berdeham dan menatap semua mahasiswanya. “Jangan ada yang bikin ulah lagi dan perhatikan papan tulis kalau tidak mau saya keluarkan!”             Semua serentak mengikuti perintah tersebut. Phoebe menarik napas panjang dan memainkan bolpoinnya sambil menopang dagu dengan sebelah tangan. Gadis itu heran dengan sikap Jack selama mereka saling mengenal. Laki-laki itu selalu saja mencari ulah dengannya. Ada saja hal-hal yang diributkan oleh Jack untuk memancing amarahnya.             Ponsel Phoebe bergetar, membuat gadis itu mengerutkan kening dan mengawasi sang dosen di depan sana. Setelah dirasa aman, Phoebe segera mengeluarkan ponselnya dari saku celana jeans dan mengangkat satu alisnya kala membaca nama Jack Thampson.   Jangan ngelamun, nanti kerasukan setan penunggu kamar mandi sebelah. From: Jok Tampol               Lagi, Phoebe mendengus dan menoleh untuk menatap Jack. Laki-laki itu terlihat sedang sibuk mencatat, sebelum kemudian mengangkat kepala dan menoleh. Keduanya saling tatap. Phoebe menatap dingin Jack, sementara Jack justru mengedipkan sebelah matanya sambil melambaikan tangan.             Ugh! Disgusting! ### “Papa, aku udah bilang, kan, aku ini perempuan! Nggak seharusnya Papa maksa aku untuk terus-terusan belajar bisnis kayak Om Reyhan nyuruh Red! Aku udah ngikutin apa yang Papa mau. Aku udah bersedia tinggal di Indonesia dan masuk jurusan manajemen di kampus semata-mata untuk menyenangkan hati Papa. Tapi, kalau Papa masih saja memaksa aku untuk ikut kursus manajemen ini lah, kursus bisnis ini lah, aku bosan, Pah!”             Suara penuh amarah itu membuat langkah Jack terhenti. Tadinya, Jack hanya ingin ke kafetarian dengan mengambil jalan memutar. Dia berniat melewati taman samping hanya untuk sekedar mencari tahu, apakah ada tempat kosong yang bisa dia gunakan untuk menghabiskan makan siangnya nanti. Jack anti makan di kafetaria. Penuh sesak dengan mahasiswa lainnya. Karenanya, dia selalu membeli makanan di kafetaria tersebut lalu membawanya ke taman samping ini.             Tapi, niatnya untuk mengambil jalan memutar itu justru menjadi semacam penyesalan karena dia akhirnya harus mendengar perdebatan entah siapa itu.             “Papa! Aku nggak nyangka ternyata Papa bisa menjadi tukang paksa seperti ini! Papa sama kayak Om Reyhan! Papa egois! Sekarang aku ngerti gimana rasanya ada di posisi Red waktu itu! Aku nyesel udah pernah bantuin Om Reyhan untuk maksa Red menggantikan posisi beliau kalau tau aku bakalan berada di posisi yang sama kayak Red! I hate you!”             Jack mengangkat satu alisnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Duh, jadi nggak enak hati karena udah dengarin percakapan dahsyat antara anak sama Ayahnya. Sambil mengangkat bahu, Jack berniat melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.             Mendadak, sesuatu melayang ke arahnya. Karena gerak refleks Jack yang lumayan cepat, laki-laki itu langsung menghindar dan menangkap sesuatu yang melayang ke arahnya tersebut.             Ponsel?             Ponsel?!             Orang yang berdebat dengan Ayahnya tadi melempar ponselnya?!             Gila! Canggih! Super!             Sekaya apa, sih, orang ini? Ckckck.             “Woi, ini pon—“ Jack berhenti melangkah dan ucapannya berhenti di udara tatkala dia menyadari siapa orang yang tadi sedang bertengkar dengan Ayahnya via telepon tersebut. “Phobia?!”             “Jangan mancing emosi gue kalau nggak mau gue tendang, Jok mobil!” teriak Phoebe menggelegar. Gadis itu menghapus air mata yang terus saja mengalir di pipi mulusnya, namun gagal. Air mata sialan itu terus saja mengalir, membuat Phoebe menggeram kesal dan berjongkok sambil menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lututnya.             Jack jadi bingung. Laki-laki itu berdecak tidak sabar kemudian mengambil ponselnya di saku jaketnya. Dengan satu gerakan cepat, laki-laki itu membidik kamera ponselnya ke arah Phoebe. Bunyi bidikannya lah yang akhirnya membuat Phoebe mengangkat kepala dan menatap Jack dengan tatapan super dinginnya.             “Ngapain lo barusan?!”             “Fotoin elo, dong,” jawab Jack kalem sambil bersiul.             “Apa?!”             “Belum b***k, kan?”             “Ngapain lo foto-foto gue segala, sialan?!”             Dengan satu gerakan tak terduga, Phoebe bangkit dari posisi jongkoknya dan meringsek maju ke arah Jack. Gadis yang hanya setinggi d**a Jack itu berusaha merebut ponsel Jack sambil melompat-lompat.             Tiba-tiba, sebelah tangan Jack yang sudah memasukkan ponsel Phoebe ke saku jaketnya, menarik pinggang Phoebe hingga jarak diantara mereka terhapus. Phoebe terkesiap. Dia berusaha melepaskan diri namun gagal. Sambil menyeringai dan mengagumi kecantikan Phoebe, Jack menyelami kedua bola mata hitam legam milik gadis itu.             Sangat mengagumkan!             “Dengar Phoebe, mulai detik ini, lo harus mengikuti semua perintah gue.”             “What?! Lo udah sinting, ya?! Nggak! Nggak akan! Lepasin gue! Lepas!”             “Kalau lo nggak mau, foto ini akan gue cetak banyak dan gue sebarin ke seluruh penjuru kampus. Gimana?”             Tubuh Phoebe menegang.             “Apa yang bakalan anak-anak lakuin kalau mereka liat foto lo yang menyedihkan ini, ya? Pasti dalam pikiran mereka, ‘ah, ternyata Phoebe nggak segalak dan sesangar yang kita kira. Dia itu lemah.’”             Lemah? LEMAH KATANYA?!             “I don’t think that you have any choices, Phoebe. Take it or leave it?”             Phoebe menatap tajam kedua manik hijau muda milik Jack. Gadis itu menggertakkan gigi dan akhirnya mendorong tubuh Jack hingga dia bisa mengambil napas sekarang.             “Gimana, Phoebe?” ###

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

KISSES IN THE RAIN

read
58.1K
bc

Mrs. Fashionable vs Mr. Farmer

read
440.2K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

Hubungan Terlarang

read
513.1K
bc

Chain Of The Past ( Indonesia )

read
4.1M
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook