Prolog

267 Words
Kayla menatap takut lelaki dihadapannya itu. Ia memundurkan langkah sampai punggung badannya menabrak tembok. Rasanya linu, namun lebih mendebarkan rasa takut karena lelaki itu. "Mau apa kamu?" tanya Kayla tegas, ia berusaha menutupi rasa takutnya. "Gadis pemberani. Good." Nada suara lelaki itu terdengar santai namun baginya sangat menakutkan. Apalagi tatapan mengintimidasi dari lelaki itu. Belum lagi lelaki itu memiliki tinggi badan yang ia taksir 170 cm. Bisa dibayangkan tubuh mungilnya akan tenggelam terhalangi tubuh tinggi menjulang tersebut. "Saya tidak ingin berbasa-basi lagi. Saya tahu apa tujuanmu disini, dan saya juga sudah mengetahui rencanamu." Kayla menelan ludahnya susah payah. Tubuhnya mendadak gemetar. Gawat! Ia terkena masalah besar dan habislah dirinya. "Me-memangnya apa? Ka-kamu ber-can-da, ya?" Kayla pura-pura tertawa demi menutupi rasa takut dan gugupnya. Lelaki itu menatap tajam dirinya. "Lebih baik kamu menyetujui permintaan saya kali ini jika kamu ingin hidup lebih aman." "Kenapa? Hidupku baik-baik saja," elak Kayla. Padahal hidupnya bikin ia menangis tiap malam. "Gadis sombong, tetapi saya suka." Kayla menatap lelaki itu dengan pandangan bingung. Ia ingin segera pergi, namun lelaki itu menghalangi langkahnya. "Bisa gak minggir dari hadapanku?" "Kenapa? Takut? Tenang saja, saya punya penawaran yang baik untuk kamu." "Apa lagi, sih? Ganggu saja!" "Bagaimana kalu kamu jadi istri kedua saya?" Lelaki itu sedikit mencondongkan tubuhnya ke hadapannya. Kayla melayangkan tamparan ke pipi kanan lelaki itu. "Beraninya kamu berkata seperti itu kepadaku? Lebih baik kamu cari wanita lain yang ingin kamu jadikan istri keduamu." Kayla menendang kaki lelaki itu dan dengan berlari ia meninggalkan rumah mewah ini tanpa pamit. Lebih baik ia pergi sebelum ia akan disate oleh pemilik rumah ini jika rahasianya terbongkar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD