Begini Loh ...

1500 Words
"Kenapa gak bisa?" tanya Erick frustasi. "Ya kita baru kenal sebentar begini main ngajak nikah aja. Bukan berarti kita punya mutual friend  terus kita tau-tau nikah begini dong" ujar Alaia tidak terima.  Erick berusaha untuk memutar otaknya karena Alaia yang tidak kunjung setuju dengan idenya ini.  "Kamu masih dendam sama mantan suami kamu kan? Kenapa kamu gak bales dendam aja ke dia?" Erick akhirnya mengeluarkan jurus utamanya untuk membuat Alaia setuju. Tadinya ia ingin menyimpan 'senjata utama ini', namun rupanya Alaia adalah tipe wanita yang keras kepala. Jadi Erick memilih untuk langsung mengeluarkan 'senjata utama'. Ekspresi Alaia nampak berpikir keras mendengar ucapan Erick. "Aku juga udah capek sebenernya di terror sama orang tua aku untuk cepet-cepet nikah. Jadi gimana kalau kita nikah aja? Aman kan?" tanya Erick dengan percaya diri. Ia harus nampak percaya diri agar Alaia tidak ragu untuk segera menikah dnegannya. Ia menyadari keputusan nekadnya ini memiliki resiko yang sangat besar. Mengambil alih tanggung jawab seorang ayah terhadap anak perempuannya. "Coba deh kamu bayangin, mamerin aku yang udah jadi suami kamu depan mantanmu itu" ujar Erick yang terus mengompori Alaia. Alaia terdiam dan membayangkan apa yang di ucapkan oleh Erick.  Hal yang paling ia tunggu-tunggu sejak ia resmi bercerai dengan mantan suaminya. "Terus nanti kita cerainya gimana?" tanya Alaia lagi. "Kita kan nanti long distance soalnya aku masih di Belanda. Nha itu bisa kita jadiin alasan. Bilang aja kita komunikasinya buruk gitu" ujar Erick. Ia tidak menyangka ia akan selancar ini merayu Alaia. Padahal ini semua adalah rencana spontan yang ia lakukan beberapa menit yang lalu. Alaia masih terdiam dan mencoba untuk mencerna maksud Erick.  "Terus nanti kita ngenalin ke orang tua gimana? Kamu aja udah mau pergi" ujar Alaia. "Nanti aku cuti lagi, tapi mungkin agak lama. Kamu ngaku aja ke orang tua kamu kalo kamu udah punya pacar baru. Abis ini ya kita saling mengenali diri sendiri aja. Kita kalo perlu video call gitu depan orang tua biar makin yakin orang tua kita" ujar Erick. Bener juga nih orang  Alaia mulai yakin dengan usulan Erick. Jika di pikir-pikir menikah lagi dengan Erick lalu berpisah dua tahun kemudian bukan hal buruk. "Jadi gimana?" tanya Erick lagi. Alaia terdiam dan mencoba berpikir matang-matang sebelum akhirnya menjawab pria yang baru di kenalnya 4 hari. "Okay aku mau" ujar Alaia. Erick memekik senang ketika Alaia menerima lamarannya. "Okay! Kita bikin surat perjanjiannya. Kamu boleh hubungi laywer atau notaris manapun buat nyusun perjanjian kita"                                                                                             *** Alaia merasa dirinya  benar-benar gila.  Menerima lamaran seseorang hanya dalam waktu empat hari terhitung sejak pertama kali bertemu. "Bu ini untuk menu baru kita" seorang karyawannya datang dan memberikan sebuah presentasi yang di tampilkan dalam sebuah tablet. Alaia langsung menerima dan melihat isi dari presentasi tersebut dengan seksama. "Besok atau lusa saya minta testernya" ujar Alaia tegas. Setelah memberikan perintah, karyawannya otu langsung keluar dari ruang kerjanya. "Bisa-bisanya gue nikah lagi padahal baru berapa bulan lalu gue cerai sama si kampret" ujar Alaia menerawang ke chandelier yang menggantung dnegan indahnya di langit-langit ruang kerjanya.  Meskipun gagal dengan pernikahannya, namun Alaia sukses untuk urusan karier. Restoran yang ia dirikan setelah ia bekerja menjadi chef di sebuah restoran di Eropa ternyata mendapatkan respon yang baik dari pelanggannya. Merasa puas dna ingin mendalami ilu kulinernya, Alaia memutuskan untuk melanjutkan studi magisternya di Perancis, di saat Bramantya, mantan suaminya itu sudah serius dengannya.  Setelah berbicara empat mata, Alaia dan Bramantya pun menikah, dan memutuskan untuk long distance karena Alaia harus bernagkat ke Perancis untuk kuliah. Namun sayangnya, Bramantya malah berselingkuh dengan teman kantornya sendiri. Awalnya Alaia pikir pernikahannya dan Bramantya akan baik baik saja. Ia memang sudah meperkirakan pasti ada saja masalah kecil seputar komunikasi di antara keduanya. Namun tidka pernah ia sangka suaminya ini malah mendua di belakangnya. Puncaknya, ketika sedang berlibur di Indonesia, Alaia menemukan sebuah struk minimarket dengan sebuah kondom sebagai barang yang di beli. Alaia kaget bukan main menemukan struk di dlaam kantong celana kerja milik suaminya. Tanpa berpikir panjang, Alaia langsung menanyakan hal ini ke suaminya.  Ketika di tanya, Bramantya berdalih itu adalah pesanan temannya. Namun Alaia tidak mempercayai itu karena mendapati pakaian bekas kerja Bramantya berbau parfum wanita. Bramantya akhirnya mengakui bahwa dirinya berselingkuh di belakang Alaia, dengan alasan ia kesepian di tinggal Alaia ke Perancis. Alaia tidak habis pikir bisa-bisanya Bramantya menggunakan alasan ini. Padahal dulu sebelum berangkat, ia dan Bramantya sudah membicarakan semuanya dengan jelas. Tanpa berpikir panjang, Alaia langsung menceraikan suaminya itu. Meski tidak hadir di sidang sidang yang di jadwalkan, namun dengan bantuan pengacara yang handal Alaia dan Bramantya resmi bercerai.  Semenjak bercerai dengan Bramantya, Alaia tidak pernah terlihat menggandeng pria manapun. Berbeda dengan Brmaantya yang langsung menikah dengan selingkuhannya itu. Alaia pun memendam dendam pada mantan suaminya itu karena telah menduakannya.  "Kalo gue nikah lagi sama Erick apa bakal berjalan mulus?" Alaia menerawang kembali ke langit-langit ruang kerjanya.  Sejujurnya, meski hanya menikah pura-pura, namun Alaia memiliki ketakutan sendiri jika Erick berselingkuh di belakangnya.  Ia sadar betul ia tidak memiliki perasaan apapun dengan Erick, namun ketakutan itu muncul dan menghantuinya. Ia benar-benar tidak siap jika Erick nanti benar-benar selingkuh. "Gue harus mikirin bener-bener isi perjanjian itu sama Erick"                                                                                             **** "Seenak jidat aja lu ngajak anak orang nikah?" tanya Marcel tidak percaya sambil memekik di telfon. "Suara lu nyaring banget anjir kayak anak anjing kejepit" ujar Erick sambil melepas jaket, lalu mengganti mode panggilan ke loudspeaker. "Terus Aya mau?" tanya Marcel di ujung sana. "Ya mau dong" jawab Erick dengan nada kemenangan dan penuh percaya diri. "Bener-bener gila emang lu. Kok bisa dia mau?" tanya Marcel lagi dengan penuh rasa penasaran. "Gue komporin. Dia masih dendam sama mantan suaminya, gue komporin aja, benefit yang dia dapet kalo misalkan nikah sama gue selama 2 tahun, paling gak dia bisa pamerin gue depan mantannya" ujar Erick. "Emang lu lebih baik dari mantannya apa" jawba Marcel dengan nada mengejak. "Kampret lu" jawab Erick tidak terima. "Udah gue mau mandi dulu ya. Ntar kapan-kapan kita telfonan lagi" ujar Erick, lalu mematikan sambungan telfonnya dengan Marcel. Erick pun bergegas untuk membersihkan dirinya setelah sampai di indekosnya di Belanda.  Setelah mandi, ia mengeluarkan makan cepat saji yang ia beli di bandara, lalu menghangatkannya di microwave untuk makan siangnya. Ketika tengah menunggu makanannya di hangatkan, ponselnya berdering lagi. Alaia calling . . . Ia langsung mengangkat panggilan dari calon istrinya itu. "Halo?" Erick membuka pembicaraan mereka. "Halo? Kamu udah sampe?" tanya Alaia di sebrang sana. Suara lembut Alaia membuat Erick sedikit berdesir. "Udah ini, mau makan" ujar Erick. "Yaudah aku telfon kamu nanti lagi deh" Alaia hendak menutup pembicaraan mereka buru-buru di sela oleh Erick. "Gapapa kok, kamu mau nanya apa" tanya Erick santai membayangkan wajah Alaia yang agak judes itu. "Kita belum mikirin isi perjanjian kita" ujar Alaia dengan nada bingung. "Ohh soal itu" jawab Erick mengerti. "Sebenernya aku lebih ke terserah kamu aja. Maksudnya kamu bebas mau kasih perjanjian apa aja, asalkan itu gak ngerugiin aku aja. Tentu salah satunya itu ya kita cerai setelah dua tahun menikah" jawab Erick. "Bener-bener terserah aku?" tanya Alaia tidak percaya. "Iya, bener-bener terserah kamu. Kalo kamu udah susun isi perjanjian itu, kamu bisa kirim ke aku drafti nanti kita diskusiin sama pengacara masing-masing" jawab Erick sambil mengangguk. "Berapa banyak yang boleh aku kasih?" tanya Alaia lagi. "Terserah kamu aja maunya berapa banyak. Tapi jangan ribet-ribet juga ya" ujar Erick. Di sebrang sana, Alaia benar-benar terperangah tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Erick. Dengan mudahnya Erick memberinya kebebasan untuk mengatur isi perjanjian mereka.  "Aya...?" tanya Erick karena tidak mendengar suara Alaia lagi di sebrang sana. "Eh eh ... iya kenapa?" tanya Alaia gelagapan, tersadar dari lamunannya. "Mau nanya apa lagi?" tanya Erick dengan suara super lembut. Suara lembut yang bahkan tidak pernah ia dengar dari mulut mantan suaminya ketika mereka masih bersama dulu. "Kayaknya itu doang deh. Nanti aku kasih kamu draft perjanjiannya, biar kamu bisa pelajarin. Kalo ada yang kamu rasa gak sesuai sama kamu, langsung  hubungin aku aja sebelum di bawa ke notaris nanti" ujar Alaia. "Yaudah aku cuman mau ngomongin itu aja. Maaf ya ganggu kamu mau makan. Take care, bye" pamit Alaia. "Bye" jawab Erick lalu memutuskan sambungna telepon mereka. Erick menghela napas dan menaruh kembali ponselnya.  Ia mengambil makanannya dari dalam microwave, lalu menaruhnya di meja makan agar sejenak agar tidak terlalu panas ketika di makan. Sebenarnya Erick merasa bersalah dan paham betul apa yang ia putuskan ini sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Ia melanggar prinsipnya sendiri untuk menikah harus benar-benar serius. Tapi apa boleh buat, Erick sendiri sudah tidak tahan jika harus selalu di tekan oleh kedua orang tuanya untuk menikah. Erick juga memahami mengapa Alaia tidak langsung setuju dengan pernikahan yang ia tawarkan. Alaia pernah gagal dalam berrumah tangga sebelumnya. Dan Alaia juga baru bercerai beberapa bulan yang lalu. Bukan masalah tentang apa yang akan di katakan oleh orang lain jika Alaia menikah lagi dalam waktu yang tidak terlalu jauh dari perceraiannya, tapi Alaia pasti takut gagal lagi.  Namun sepertinya rasa dendam Alaia terhadap mantan suaminya begitu besar hingga ia pun menerima ide Erick untuk menikah 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD