Gadis pemberani

1002 Words
Tekan love bisa? Happy reading.. **** Pagi harinya, rutinitas Elzata sama sama seperti biasa, bangun sendiri, menyiapkan pakaian sendiri, bahkan memasak untuk dirinya. Ia terbiasa mandiri sejak tiga tahun yang lalu. Beda nya, tampilan Elzata terlihat mencolok, seragam ketat, dan bibir yang merah merona. Yang biasanya, Elzata memakai bus karena jarak antara sekolah dan rumah yang lumayan dekat, kini Elzata memakai driver online yang tentu saja tidak terlalu murah. Selang beberapa menit, bunyi klakson mobil membuat Elzata bergegas menutup pintu, lalu menyampirkan tas kecilnya dibahu. Elzata menaiki mobil bewarna silver itu, lalu mobil berjalan meninggali rumah. Selama diperjalanan Elzata berulang kali melihat pantulan dirinya dicermin. Memastikan tampilan nya benar-benar sudah rapi. Bahkan ia sampah bertanya pada sang supir. " Pak, tampilan saya udah oke nggak? " tanya Elzata. Karena posisi Elzata yang duduk dibelakang, supir sedikit menoleh lalu kembali fokus mnegendarai mobil. " Neng mau ke-mana? " tanya supir online itu kembali. Elzata menghela nafas malas. " ya mau kesekolah lah.. Ga lihat seragam saya. " " Penampilan Nyo kok gitu sih neng. " celutuk supir itu. " Suka-suka saya dong, yang jadi cantik kan saya bukan bapak. " Supir yang dipanggil 'bapak' oleh Elzata hanya menggeleng-geleng kepala. Ia tidak habis pikir pada anak zaman sekarang yang berpenampilan glemor saat menempuh pendidikan. Baginya itu tidak layak, karena tidak mencerminkan akhlak yang baik. Lama bergelut dalam pikiran, tidak terasa mereka sudah tiba didepan gerbang sekolah. Elzata turun, lalu menyerahkan uang bewarna merah itu pada sang supir. " Ini pak. " " Ngga ada uang kecil neng? Bapak ngga ada kembaliannya." " Ambil aja pak semuanya, uang segitu nggak seberapa sama uang didompet saya. " ujar Elzata membuat sang supir mengelus d**a sabar. Sedangkan Elzata berjalan masuk melewati gerbang. Banyak sekali tatapan bisik-bisik dari siswa lain ketika ia melewati parkiran. Tapi Elzata tidak peduli, ia lebih mengangkuh kan pandangan nya. Saat baru memasuki Koridor sekolah, Elzata melihat Alter yang berjalan sendiri dengan memakai jaket denim. Elzata berlari, menyamakan langkah Alter ketika sampai disamping nya. " pagi sayang. " sapa Elzata ketika sudah berdiri bersebelahan dengan Alter. Alter melirik sinis, lalu menatap kembali kedepan, seolah-olah tidak mendengar ocehan Elzata. " Pagi pacar. " sapa Elzata tidak ingin kalah. " pagi honey, pagi hubby pa-" " Lo bisa diem gak sih! " kesal Alter memotong ucapan Elzata. " Bisa, asalkan kamu jawab sapaan aku. " Alter menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Elzata. Alter memutar 180 derajat posisinya menjadi berhadapan dengan Elzata. Tapi saat itu juga, matanya berkilat amarah melihat bagaimana penampilan Elzata saat ini. " Apa-apan lo pakai baju ketat kek gini. " lalu Alter menunjuk wajah Elzata. " Ini, kenapa udah kek tepung kanji aja, pakai gincu segala, mau jadi kupu-kupu malam lo disini?!" tanya Alter menggebu-gebu. Ia sangat kesal harus berhadapan dengan manusia aneh seperti Elzata.  " Ini namanya make up, aku gini untuk kamu juga. " jawab Elzata genit.  Alter menghela nafas jengah, ia berjalan mendahului Elzata, tidak peduli bahwa gadis itu berteriak-teriak memanggil namanya. Alter membatin, Cewe aneh. Kemarin ditanya, dia ngga kenal gue.  **** Bel sekolah berbunyi nyaring ketika mereka berkumpul kembali dihalaman. Yang mengharuskan, semuanya pergi dan ber'istirahat. Sama hal nya seperti Elzata dan indah, mereka berjalan menuju kantin yang sudah mulai sesak dipenuhi murid SMA Candra Gunawan. Setiba nya dikantin, banyak sekali cibiran-cibiran yang dilontarkan oleh orang-orang untuk Elzata. " Pemimpi nya udah kek jalang aja " " Baju ketat, bibir merah, udah berani aja padahal dia anak baru. " Seperti itu lah yang didengar oleh Elzata tapi ia tidak peduli, malah dengan tenang nya duduk disalah satu kursi. Indah juga tidak banyak bicara, sedari tadi ia dibuat kebingungan ada apa dengan Elzata hari ini. Tapi yang ada Elzata malah membentak-bentak nya.  " Lo pesen sana makanan untuk gue " suruh Elzata membuat lamunan Indah buyar.  Ia menunjukkan dirinya sendiri. " Gue? " " Yaiyalah lo. Siapa lagi disini selain kita. " Indah menghela nafas dalam-dalam. " Oke. Lo- mau apa? " " Baso satu, teh Es 1. Oh iya, jangan pakai seledri bilang sama Mas nya ya. " titah Elzata. Indah mengangguk, tidak lama kemudian berjalan menuju dimana tempat banyak nya orang-orang yang mengantri.  Sambil menunggu Indah, Elzata melihat sekeliling-sekeliling nya, seakan menilai. Tidak lama, mejanya digebrek kencang, membuat jantung Elzata mencelos. Dilihat nya, ada empat gadis yang berdiri berkacak pinggang dihadapan nya. Tidak mau kalah, Elzata berdiri lalu mengepal tangan.  " Mau cari masalah lo sama gue! " Tentang Elzata.  " Lo itu yang mau Cari masalah sama gue! " nyolot gadis berpakaian tidak rapi.  Elzata tertawa sinis. Kini mereka menjadi perhatian dikantin. " Kenapa tiba-tiba gue?! Jelas-jelas lo dateng kesini tiba-tiba, trus mukul meja gue gitu aja! Maksud lo apaan! " " Lo anak baru udah berani banget ya! "  "  Sya! Udah malu diliatin. " tegur salah satu teman yang disapa 'Sya' itu.  " Kita bisa labrak dia nanti pulang sekolah." ujar salah satu temen nya lagi. Hal itu tidak luput dari perhatian Elzata, ia tertawa sinis kearah mereka.  " Ramean berani nya mbak? Ck, duel sama gue bisa nggak! " ledek Elzata. Membuat gadis itu marah. Ia hendak menampar Elzata jika saja seseorang tidak menahan tangan nya.  " Tasya, apa-apaan lo! " ujar Alter. Ia menurunkan tangan tasya kembali. " Lo mau bikin masalah? " " Al! Dia ini yang bikin masalah, selalu dekat-dekatin lo!"  Elzata menganga mulutnya lebar. " Ouh jadi karena itu? Pasti lo punya informan ya sampai tau tujuan dan maksud gue? Atau-" Elzata melirik ketiga teman tasya. " babu lo ini yang lo suruh? " " b*****t lo!! "  " Udah Felice! " bantah Alter.  " Aku percaya kamu pasti belain aku. " ujar Elzata pada Alter. Yang tentu saja membuat Tasya panas sekali. Karna notabe Tasya disini sebagai gadis yang selalu mengejar Alter. Ia juga famous seperti Alter. Yang membedakan nya, Alter pintar sedangkan dia bad girl.  Alter menarik tangan Elzata untuk membawa gadis itu, saat sampai di ruang guru, Alter melepaskan tangannya kembali. " Lo dipanggil pak Cipto! Temui dia, bicarakan baik-baik. Terus perbaiki penampang lo! " tanpa mendengar persetujuan Elzata, Alter sudah pergi meninggalkan Elzata. Dengan malas ia memasuki ruangan itu..  ****  Maaf gajelas ya, semoga kalian suka Aku bukan penulis handal, dan juga gapandai menulis seperti penulis yang jago, semoga kalian memahami ya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD