Tekan love bisa?
****
Tepat pukul tujuh lima belas pagi, Alter sudah berdiri tegap diatas podium berhadapan dengan siswa-siswi baru SMA Candra Gunawan. Hari ini, ia akan memperkenalkan diri selaku ketua osis.
" Pagi semuanya. " sapa Alter membuat tatapan gadis-gadis memuja dirinya. " perkenalan, saya Alter Abraham Lincoln. Kalian bisa memanggil saya Al. Saya disini menjabat sebagai ketua osis. "
Terdengar bisik-bisik diantara siswi yang berbaris rapi sambil memamerkan senyum manis mereka. Hal itu sudah lumrah bagi Alter, karena ia memang murid kebanggaan guru-guru, tak hanya itu, parasnya yang tampan menjadi poin plus bagi Alter.
"Disebelah saya, ada Gavin William atau disapa Vin, dia sebagai wakil ketua osis. " Alter memperkenalkan seorang cowok tampan yang berdiri tegap, ia tidak kalah tampan dari Alter, dengan rambut acak-acakan dan jakun yang terlihat jelas dilehernya yang panjang.
Lalu Alter menoleh pada wanita yang berdiri disebelah kanan nya, dengan rambut pendek serta pipi yang cabi. " Ini Anatasya mirdad, kalian bisa panggil Ana, dia menjabat sebagai sekretaris 1. "
Kemudian, Alter memperkenalkan anggota osis nya yang lain, mulai dari Laksa Hendrick sebagai keamanan satu, dan Cika Jessica sebagai bendahara inti, selebihnya anggota-anggota osis yang tidak terlalu ikut andil. " saya harap kalian mengingat nama-nama osis yang sudah saya kenalkan., tantangan meminta tanda tangan mereka dengan syarat yang tidak mudah tentunya. Kalian harus pandai-pandai memintanya kepada kami, agar kami punya alasan untuk memberi kalian tanda tangan. "
Anak tingkat kelas 11 dan 12 bersorak gembira, karena inilah momen yang paling ditunggu mereka jika sedang MOS, mereka sangat senang melihat penderitaan siswa-siswi baru yang pastinya sangat kesulitan melakukan tantangan ini. Karena osis di SMA ini tidak mudah ditakluk'an.
Sedangkan dilapangan, ada yang sebagian cemburut dan ada juga yang sangat senang, kebanyakan kaum hawa, ini mungkin ajang bagi mereka mendekati cowok-cowok osis yang tampan itu. Seperti Elzata, setelah hitungan ketiga ,gadis bersurai panjang itu berlari mengejar anak osis yang juga sedang berlari menghindar.
Posisi lapangan SMA Candra Gunawan saat ini riuh terdengar pekik'an siswa-siswi yang melihat aksi kejar-kejar'an antara anak osis dan murid baru. Elzata berlari kencang mengikuti arah ketua osis yang bernama Alter, ia mengikuti pemuda yang memiliki punggung tegap itu. Saat Alter menghentikan langkah nya, Elzata tidak sengaja menabrak punggung Alter, yang pada akhirnya mereka jatuh dalam posisi Elzata yang berada diatas Alter.
" s**t! SIAPA YANG MENABRAK GUE! " teriak Alter kencang karena mukanya berciuman dengan dinginnya lantai koridor sekolah. Elzata yang mendengar teriakan Alter, dengan cepat membetulkan posisinya kembali.
" Kamu gapapa? " tanya Elzata saat sikapnya sudah berdiri.
Alter melirik Elzata sinis, ia juga bangkit dari posisi nya, " Lo ga punya mata! " umpat Alter kesal. Pasalnya keningnya sudah terasa sakit akibat jatuh.
" Punya nih, dua lagi. " jawab Elzata sambil tertawa.
" Tapi ga berfungsi kan?!! k*****t lo! "
" Gaboleh ngomong gitu ih! " ujar Elzata genit.
" Serterah!Awas aja lo! "
Saat hendak berbalik arah, Elzata menahan tangan Alter dengan lancangnya. " Minta nomor handphone kamu dong. "
Alter melirik tangan yang dipegang Elzata lalu menatap gadis itu kembali, "Lepas gak! "
Elzata menggeleng, " kasih nomor kamu dulu, baru deh aku lepas. "
" Jangan harap! " dengan sekali hentakan tangan mereka terlepas satu sama lain. " Lo anak barukan? Siap-siap aja, gue ngga akan ngasih tanda tangan gue! " ancam alter yang tentu saja membuat Elzata biasa-biasa saja.
Malah gadis itu tersenyum kecil, " Aku ngga minta tanda tangan kamu karena itu ga penting. Yang aku pentingin sekarang adalah nomor handphone kamu, kalo bisa kita pacaran. " jelas Elzata mendapatkan tatapan peringatan.
" Lo jangan main-main sama sekolah ini! Sikap lo kek gini, udah kaya b***h tau ngga! " ledek Alter.
" Aku ngga peduli, karena setelah ini, bukan aku yang memainkan peran. "
Elzata mendekati Alter, ia berbisik ditelinga Alter. " Bye.. Kalo sekarang aku ngga bisa dapetin kamu, mungkin suatu saat aku bisa menjadikan kamu satu-satunya dihatiku. "
Setelah mengucapkan itu, Elzata meninggal kan Alter yang berdiri dengan kedua tangan dimasing-masing saku celana dengan tatapan tidak percaya tentang Adek kelasnya.
****
Murid-murid kembali berkumpul dihalaman sekolah, tantangan mereka sudah selesai yang pada akhirnya harus diserahkan. Saat penyerahan, Elzata menatap bingung orang-orang disekitar yang kertas nya dipenuhi oleh tanda tangan.
Elzata menatap gadis berambut gelombang disampingnya. " In, ada apasih, kok kertas gue masih kosong ?"
Elzata menunjuk'an kertas kosong itu pada Indah-sahabatnya. Indah menampilkan raut kebingungan. Ia menyangka Elzata sudah mengumpulkan tanda tangan semuanya, karena tadi Elzata terlihat semangat sekali berlari bahkan sampai meninggal'kan nya sendiri.
" Loh! Bukannya lo ninggalin gue buat cari kakak osis? "
Elzata menggeleng, " gue ngga ingat apa-apa, terakhir yang gue ingat, semuanya berlari. Setelah itu gue lupa. "
Indah menganga tidak percaya. Selama bersahabat dengan Elzata, ia tidak pernah mendengar kata 'lupa' dalam list hidup El. Apa selama tidak satu smp dengan El, Elzata mengalami amnesia.
" Lo amnesia El? " tanya indah polos, mendapat kan pukulan ringan ditangan nya.
" Ngaco lo. Kalo gue amnesia, gue ngga inget siapa lo g****k. " ujar Elzata sinis.
" Lo sih! Pake lupa, padahal tadi lo deh yang semangat berlari. " sindir indah.
Elzata menghela nafas, mungkin ia harus mengalah. " hentikan perdebatan ini. Yang penting sekarang, gue harus gimana? Ntar gue yang dihukum gimana? Gue ngga mau in!! " tutur Elzata dengan muka memelas.
Indah juga kebingungan menghadapi situasi ini, ia ingin membantu Elzata, tapi tidak mengetahui bagaimana caranya. Hampir berpikir cukup lama sekali, indah menemukan solusi yang cukup gila bagi dirinya.
" Yaudah, gini aja. " Indah mengambil kertas nya, lalu disobek menjadi kepingan kecil, setelah itu, ia menyimpan kertas yang sobek itu didalam kantong bajunya.
" LO gila In! " tegur Elzata. Ia kaget dengan apa yang dilakukan oleh sahabat nya. " Lo bisa dihukum in! "
" Lebih baik dihukum berdua dari pada sendiri kan? Udahlah, sans aja. Kita nikmati hari pertama kita dihukum disekolah baru kita. " celutuk Indah sambil terkekeh kecil.
Tidak lama, seorang wanita berpipi cabi menghampiri mereka berdua. Ia terlihat memperhatikan kertas kosong dan tangan kosong di kedua gadis didepannya. " Kalian ngga ngelakuin tantangan? "
" Ad-"
" Ngga kak. "Jawab spontan Indah membuat Elzata membulatkan mata.
" Kalian maju! "
****
Maaf ya ngga jelas